REPUBLIKNESW.CO.ID, MERAUKE — Musyawarah Pastoral (Muspas) Keuskupan Agung Merauke dan Ret-Ret Pastores resmi ditutup Uskup Agung Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC di aula Rumah Bina St. Fransiskus Xaverius Merauke, Sabtu (13/1/2024).
Musyawarah Pastoral yang menjadi agenda rutin para imam di Keuskupan Agung Merauke (KAME) berlangsung selama 5 hari dan diikuti 76 pastores se- Keuskupan Agung Merauke yang terdiri atas Kevikepan Merauke, Bade, Boven Digoel dan Mappi.
Hadir memenuhi undangan penutupan Muspas adalah Pj. Gubernur Provinsi Papua Selatan Apolo Safanpo dan tamu undangan dari Kantor Agama Kabupaten Merauke, DPRD Kabupaten Merauke dan Komisi Kerasulan Awam (Kerawam) Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI).
Baca Juga : Paslon Bisa Ajukan Gugatan ke MK, Pasca KPU Papua Selatan Umumkan Penetapan Suara Pilgub 2024
Dalam kesempatan itu, Pj. Gubernur Papua Selatan, Apolo Safanpo dalam sambutannya menekankan pentingnya kekritisan seluruh stakeholder masyarakat terutama para tokoh agama terhadap pengambilan kebijakan Pemerintah Provinsi Papua Selatan.
Kekritisan yang dimaksud Pj. Gubernur adalah kritik yang membangun, bukan hanya mencari kesalahan. Kritik yang membangun akan membantu pemerintah provinsi dalam menjalankan roda pembangunan.
Muspas yang mengangkat tema “Kekuasaan Dalam Persaudaraan ”ini, menurut Pj Gubernur menjadi momen penting untuk mendorong kinerja pemerintah daerah. Apolo memastikan akan terus mendukung setiap karya pastoral di Keuskupan Agung Merauke. Mengingat, karya pastoral itu dapat mendukung jalannya roda Pemerintahan Provinsi Papua Selatan.
Baca Juga : Partisipasi Pemilih Pilkada 2024 di Papua Selatan 78,12 Persen, Masih Tinggi Dibanding Nasional
“Kami pemerintah juga sangat mendukung hasil Muspas ini. Karena dari hasil Muspas ini dapat membantu kita pemerintah dalam sektor pendidikan, kesehatan dan sektor lainnya,” tandas Apolo Safanpo. (*)