REPUBLIKNEWS.CO.ID, JAYAPURA – Tujuh personel Polres Yahukimo telah diperiksa Penyidik Propam Polda Papua perihal penanganan aksi unjuk rasa penolakan DOB di kota Dekai Yahukimo Selasa 15 Maret 2022 lalu.
Pemeriksaan yang dilakukan Propam Polda guna mengetahui pengamanan aksi sesuai prosedur atau tidak, sehingga memicu bentrok dengan massa pemdemo.
Kabid Propam Polda Papua Kombes Pol Sanchez Napitupulu mengaku pemeriksaan terhadap anggota Polres Yahukimo, sebagiannya berpangkat brigadir yang bertugas saat demo. Namun dia belum bisa memastikan penanganan aksi yang berbuntut anarkis itu sesuai prosedur atau tidak karena penyelidikan masih berlanjut.
Baca Juga : Ketua Dewan Pembina HIPMI Papua Sampaikan Terimakasih ke Kader Golkar Pendukung Bahlil
“Yang pasti sesuai arahan Kapolda Papua bagi anggota yang tidak melakukan sesuai prosedur (SOP) akan diberikan sanksi sesuai ketentuan,” kata Kombes Napitupulu kepada wartawan, Kamis (17/03/2022).
Menurutnya, aksi unjuk rasa penolakan pemekaran provinsi Papua menjadi tiga daerah otonomi baru (DOB) yang terjadi Selasa (15/03l2022) berlangsung anarkis akibat para pendemo melakukan aksi pembakaran dan pelemparan terhadap sejumlah bangunan termasuk kantor Kominfo Yahukimo yang halamannya menjadi tempat pendemo berorasi.
Akibatnya dari data sementara terungkap dua warga meninggal, dua terluka akibat terkena tembakan dan dua anggota Polri mengalami luka.
Baca Juga : Sopir Asal Jeneponto Dilaporkan Tewas Ditembak Tentara OPM di Papua Tengah
Warga yang meninggal dunia yaitu Yakob Dell (30) dan Erson Weibsa (20), dua orang yang luka tembak yaitu Itos Itlay dan Lucky Kobak serta dua anggota Polres Yahukimo dilaporkan terluka salah satunya yakni Briptu Muhammad Aldi.
Polda Papua juga mengirim dua peleton Brimob untuk memperkuat personel yang ada di Polres Yahukimo.
