REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Mahasiswa Departemen Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Hasanuddin ini telah melakukan survei menyangkut masalah yang sangat privasi dan boleh jadi masih dianggap tabu untuk diungkapkan dan dibeberkan kepada orang lain. Tetapi Muh.Rivai Muchlis, mahasiswa Unhas ini berhasil mengedarkan kuesioner kepada 85 orang mahasiswa dari tiga perguruan tinggi negeri di Makassar, yakni Universitas Hasanuddin, Universitas Negeri Makassar, dan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
Penelitian Muh.Rivai ini pada tiga perguruan tinggi negeri tersebut bertujuan, yakni, mendeskripsikan jenis-jenis tindak tutur penolakan wanita terhadap pria dalam pengungkapan cinta mahasiswa dan strategi kesantunan bahasa penolakan wanita kepada pria dalam pengungkapan cintanya. Dia melakukan penelitian dengan mengedarkan kuesioner selama 4 bulan pada tiga perguruan tinggi negeri tersebut.
Muh.Rivai yang masuk Unhas tahun 2018 dan dilahirkan di Pambusuang Polewali Mandar 4 September 1999 itu kemudian membangun karya ilmiah skripsinya berjudul “Strategi Kesantunan Bahasa Penolakan Wanita terhadap Pria (Kalangan Mahasiswa) pada Tiga Perguruan Tinggi negeri Kota Makassar” yang dipertahankan dalam ujian skripsi, Kamis (7/7/2022) dan dinyatakan lulus dengan nilai rata-rata 86 (memuaskan).
Baca Juga : Obituari Hasyim Ado: Pernah Dibantingi Pistol
Dari 85 responden yang dia edarkan, 66 (Unhas 26, UNM 28, dan UIN Alauddin 12) di antaranya menjadi data yang dianalisis terkait bahasa penolakan cinta tersebut. Beberapa hasil kusioner responden tidak dipilih menjadi data yang dianalisis karena dinilai bernuansa suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), meskipun mungkin temuan yang berkaitan dengan hasil pekerjaan ilmiah sah-sah saja. Dari 66 data dari tiga perguruan tinggi tersebut 56 data di antaranya yang dibahas.
Muh.Rivai, lulusan SMA Negeri 2 Majene ini, menulis, dari responden yang diserveinya 17 di antaranya menolak cinta pria disertai permintaan maaf. Sebanyak 13 data lainnya menolak dengan memberikan usulan dan saran, 12 menolak dengan didahului ucapan terima kasih. Sementara 8 dan 6 data lainnya menolak dengan menggunakan syarat dan menolak dengan menyandarkan pada pihak ketiga (orang tua).
Dalam hal jenis tindak tutur Muh.Rivai menemukan 5 data dalam bentuk jenis tindak tutur langsung.
Baca Juga : Mantan Dirut BRI Temu Kangen: (5-Habis)Wawancara Sambil Bermain Golf dengan Wapres
“Tindak tutur langsung adalah tindak tutur yang pemakaian kalimatnya atau ujarannya sesuai dengan fungsinya secara konvensional untuk mengatakan sesuatu, kalimat untuk mengatakan sesuatu, kalimat tanya untuk bertanya, kalimat perintah untuk menyuruh, mengajak, dan memohon,” ujar bungsu dua bersaudara dari pasangan Muchlis-Rachmawati ini mengutip Wijana (1996).
“Contohnya, konteks tuturan ini dituturkan oleh seorang ibu kepada anaknya saat selesai makan. ‘Nak, bawa piring-piringnya ke belakang!,” ujar lulusan SMP Negeri 2 Tinambung tersebut.
Lima data yang memperlihatkan penolakan cinta wanita kepada pria menggunakan tindak tutur tidak langsung. Tindak tutur tidak langsung ini adalah tuturan yang diutarakan secara tidak langsung atau tidak dijawab secara langsung, tetapi harus segera dilaksanakan maksud dan terimplikasi di dalamnya,” kata Muh.Rivai masih mengutip pendapat Wijana (1996).
Baca Juga : Mantan Dirut BRI Temu Kangen: (4)Satu Malam, Bobol 4 Kantor BRI Unit
“Apa tidak malu, jika nanti temanmu datang ke rumah,” Muh.Rivai memberi contoh tindak tutur tidak langsung ini berupa tuturan seorang ibu kepada anaknya pada saat melihat ruang tamu berantakan.
Baik para Pembimbing Muh.Rivai, yakni Prof.Dr.Hj Nurhayati, M.Hum (i) dan Dr. Hj Munira Hasyim, S.S. M.Hum, maupun Prof.Dr.Lukman, M.S. dan Dr.M.Dahlan Abubakar, M.Hum yang bertindak sebagai penguji agar penelitian atau survei yang digunakan membangun skripsi ini dapat ditingkatkan sebagai bahan penelitian untuk pendidikan selanjutnya. Misalnya saja, untuk Program Magister Ilmu Linguistik Socio Fragmatik. Survei yang dilakukan Muh.Rivai pada penulisan skripsi ini menggunakan pendekatan pragmatik.
