REPUBLIKNEWS.CO.ID, MUNA — Terkait meninggalnya Amis Ando di Mako Polres Muna, pada Rabu (04/05/2022), Mantan Badan Kordinasi Hak Asasi Manusia (BADKO) Sulawesi Tenggara (Sultra) ikut perhatian.
Ia meminta aparat Kepolisian dari Polres Muna untuk transparan dalam memperlihatkan hasil Autopsi yabg dilakukan oleh Tim dokter ahli forensik independen dari Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, dr Raja Alfatih Widya Iswara, MH (Kes), Sp.FM bersama Biddokes Polda Sutra pada Sabtu 7 Mei 2022.
Muhammad Sarfin, SH, Mantan BADKO HMI Sultra pada saat ditemui Republiknews.co.id Minggu (15/5/2022) mengatakan terkait hasil autopsi yang dilaksanakan forensik Makassar harus transparan.
Baca Juga : KPU Muna Umumkan Jadwal Pendaftaran Calon Bupati dan Wakil Bupati 2024
Pada Berita sebelumnya, pihak keluarga dikejutkan dengan kabar kematian Amis Ando yang penuh akan kejanggalan. Pasalnya, saat ditangkap polisi pukul 20.00 Wita Amis dalam kondisi sehat Nlnamun tiba-tiba pulang sudah tidak bernyawa.
Keluarga korban menduga penyebab kematian Amis akibat dianiaya oleh Polisi. Saat meninggal, Rabu (04/05/2022), banyak ditemukan bekas tanda kekerasan di tubuhnya. Diantaranya mengeluarkan darah pada bagian telinga, memar di bagian pipi dan luka di bagian tangan.
Atas kejadian itu mantan BADKO HMI Sultra meminta Polda Sultra untuk melakukan investigasi atas meninggalnya Amis Ando yang kematiannya terkesan menjagal.
Baca Juga : Plt Bupati Muna Kembali Mutasi Eselon III dan IV: Berikut Nama-Namanya
Mengingat, kematian Amis Ando menimbulkan persepsi liar di kalangan masyarakat, khususnya pada keluarga korban.
Agar tidak terjadi kesalah pahaman antara masyarakat, keluarga korban dan Sat Reskrim Polres mlMuna maka secepatnya kronologis kematian korban untuk segera diumumkan berdasarkan hasil Autopsi forensik Makasar.
“Saya berharap agar polda sultra menyelidiki kematian Amis Ando yang penuh akan kejanggalan agar kasus ini tidak menimbulkan persepsi liar ditengah-tengah masyarakat,” tutupnya Ode sapaan karibnya
