0%
logo header
Jumat, 15 Desember 2023 16:02

Apolo Safanpo Sebut Kawasan Sagu di Bade Dapat Dikembangkan Jadi Pusat Pertanian

Mulyadi Ma'ruf
Editor : Mulyadi Ma'ruf
Pj. Gubernur Papua Selatan Apolo Safanpo, didampingi Pj. Bupati Mappi Michael R. Gomar, Anggota B2P untuk Papua Selatan Yoseph Yolmen, Tokoh Masyarakat Bade Robert Sumagai, Danyon Brimob D Pelopor Merauke Suparmin meninjau lahan sagu masyarakat di Kumuu Kelurahan Bade Kab. Mappi. (Foto: Hendrik Resi / Republiknews.co.id)
Pj. Gubernur Papua Selatan Apolo Safanpo, didampingi Pj. Bupati Mappi Michael R. Gomar, Anggota B2P untuk Papua Selatan Yoseph Yolmen, Tokoh Masyarakat Bade Robert Sumagai, Danyon Brimob D Pelopor Merauke Suparmin meninjau lahan sagu masyarakat di Kumuu Kelurahan Bade Kab. Mappi. (Foto: Hendrik Resi / Republiknews.co.id)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAPPI – Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi Papua Selatan Apolo Safanpo melaksanakan Safari Natal 2023 ke wilayah Muara Digoel Papua Selatan tepatnya ke Kelurahan Bade Distrik Edera Kabupaten Mappi, Kamis (14/12/2023).

Safari Natal yang digelar sehari ini, Pj. Gubernur Apolo Safanpo melakukan peninjauan ke lahan sagu masyarakat asli Papua yang berlokasi di Kumuu wilayah Kelurahan Bade yang bakal dikembangkan menjadi salah satu pusat pertanian yakni pengembangan sagu dan padi di Kabupaten Mappi Provinsi Papua Selatan.

Peninjauan ke lahan sagu, Pj. Gubernur Papua Selatan Apolo Safanpo didampingi Pj. Bupati Mappi Michael Rooney Gomar, Anggota Badan Percepatan Pembangunan (B2P) Papua Selatan Yoseph Yolmen, General Manager PT. PLN Papua-Papua Barat Budiono, Danyon Brimob D Pelopor Merauke Suparmin.

Baca Juga : KPU Papua Selatan Terima Pendaftaran Cawagub Yusak Yaluwo Pengganti Petrus Safan

Hadir pula Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mappi Antonius Letsoin dan perwakilan tokoh masyarakat Bade Robert Sumagai serta segenap pejabat Forkopimda Provinsi Papua Selatan dan Kabupaten Mappi.

Dalam kesempatan itu, salah seorang warga Bade Markus, mewakili pemilik lahan menyampaikan usulan dan aspirasinya kepada Pj. Gubernur agar membantu alat mesin pertanian (Alsintan) kepada para petani untuk mengolah lahan.

Markus menyebutkan lahan yang disediakan kurang lebih 100 hektar dan yang telah ditanami sagu kurang lebih seluas 20 hektar. Pengolahan lahan sagu masih dilakukan secara konvensional dan manual. Dengan melihat luasan lahan itu, tentu membuat kesulitan petani sagu.

Baca Juga : Calon Petahana Wajib Cuti Kampanye, Dilarang Gunakan Fasilitas Negara

“Saya minta bapak tolong lihat kita punya lahan dulu. Yang 100 hektar sudah siapkan. Tapi yang sudah jadi, yang kami manual 20 hektar, sekarang ada di sini. Kami manual sudah 7 tahun. Kami minta bapak tolong lihat kita punya kekurangan.

“Kami minta jonder, pokoknya alat sampe kita tanam. Terima kasih,” pinta Markus di hadapan Pj Gubernur Safanpo di lahan sagu Kumuu, Bade, Kamis (14/12/2023).

Menanggapi permintaan warga, Pj. Gubernur Apolo Safanpo mengatakan, seiring dengan hadirnya Provinsi Papua Selatan banyak investor yang masuk, maka akan terjadi pengembangan wilayah dan infrastruktur. Sementara luasan lahan tanah tidak bertambah. Lahan yang ada harus dijaga dan dikelola untuk kelestarian dan kehidupan generasi yang akan datang.

Baca Juga : KPU Papua Selatan Agendakan Jadwal Kampanye Pilkada 25 September – 23 November 2024

“Jadi kita punya masyarakat di wilayah Papua Selatan secara tradisional hidup sebagai peramu, mengumpulkan makanan dari alam. Sagu di hutan, ikan di kali dan laut. Kita tidak menanam. Kedepan ini akan terjadi persaingan ketat. Oleh karena itu kita harus mempersiapkan sumber daya yang kita miliki.

“Jadi kedepan ini arus globalisasi sudah tidak bisa kita bendung lagi. Arus pergerakan, orang, barang dan jasa harus kita hadapi. Oleh karena itu masyarakat harus kita siapkan untuk hadapi perkembangan di era globalisasi. Kita sudah tidak punya lahan lagi. Kita harus persiapkan sumber daya yang kita miliki,” kata Apolo Safanpo dalam arahannya.

Perihal pencetakan sawah, lanjut Safanpo, ada beberapa hal yang harus dimiliki. Antara lain lahan harus dimiliki, bibit padi yang cocok untuk dikembangkan, pupuk untuk kesuburan dan asupan makanan tanaman. Kemudian alat mesin pertanian (Alsintan) dalam pengolahan lahan yang luas dan sumber daya manusia (SDM) juga harus dimiliki (pelaku pertanian yang terlatih.

Baca Juga : Peringatan Maulid Nabi, Wabup Merauke Ajak Umat Tingkatkan Persatuan dan Kerukunan

“Untuk pertama kali pencetakan sawah, masyarakat tidak bisa kerja sendiri tapi mungkin kita pemerintah harus bantu. Nanti kami pemerintah provinsi dan kabupaten, yang pertama akan mencetak sawah. Bibitnya dan pupuk kita siapkan, lalu alat-alat pertanian kita bantu.

“Tadi, bapa minta jonder itu kalau lahan sudah terbuka. Mungkin sebelum jonder kita butuh alat berat untuk membongkar hutan. Karena kalau pakai tenaga manusia kita setengah mati. Kita harus buka lahan pakai alat berat. Jonder, combine dan lain-lain mungkin tahap-tahap berikutnya.

“Di tahap awal ini saya dan Pj. Bupati Mappi akan bicara, dari kabupaten siapkan apa dan provinsi siapkan apa. Saya upayakan tahun depan sudah bisa masuk dalam APBD supaya tahun depan kita sudah bisa buka lahan di sini. Nanti pertama kalinya pembukaan lahan dan pencetakan sawah pemerintah yang bantu,. Selanjutnya masyarakat bisa kelola sendiri secara mandiri,” tandasnya. (*)

Penulis : Hendrik Resi
Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected] atau Whatsapp +62 813-455-28646