REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR – Festival Green Therapy Indonesia Timur digelar di Lingkungan Sekolah Alam Darul Istiqamah (SADIQ) Maros, Sabtu (7/9/2024). Kegiatan ini digelar untuk mempromosikan pengembangan Sekolah Alam Darul Istiqamah (SADIQ) Maros sebagai pusat Green Therapy Indonesia Timur.
Green therapy merupakan salah satu alternatif terapi untuk anak berkebutuhan khusus (ABK) melalui bahan alam atau alam sebagai terapis.
Green therapy adalah rangkaian terapi yang mengintegrasikan intervensi kebutuhan perkembangan, yakni sensory motor, komunikasi, sosial, bantu diri, pra akademis dan akademis, talents, dan life skills dalam waktu bersamaan.
Baca Juga : Ilham Fauzi Tekankan Peranan Penting Pemuda di Era Society 5.0
Sekolah Alam Darul Istiqamah (SADIQ) Maros sendiri memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai pusat Green Therapy Indonesia Timur. Potensi tersebut diantaranya telah menerapkan konsep Green Therapy, memiliki luas ruang terbuka yang cukup dan memiliki potensi atraksi wisata alam, serta memiliki fasilitas olahraga sunnah.
Potensi lainnya berjarak tidak jauh dari Bandara Sultan Hasanuddin Makassar yang bisa ditempuh kurang lebih 10 menit, serta memiliki jaminan safety program Green Therapy yang baik. Potensi ini dikemas dengan program atraksi yang menarik masyarakat untuk menikmati layanan green therapy.
Festival Green therapy ini merupakan penyempurnaan objek SADIQ menjadi atraksi eduwisata green therapy sekaligus sosialisasi dan promosi kepada masyarakat dan praktisi pendidikan anak berkebutuhan khusus.
Baca Juga : Kedatuan Sawitto Sematkan Pin Kedatuan ke Azhar Arsyad di Pinrang
Festival ini diharapkan mampu mendorong terwujudnya edutourism pusat Green Therapy Indonesia Timur di SADIQ yang mampu menjadi alternatif solusi dalam pemberian stimulasi anak melalui media alam.
Direktur Pendidikan SPIDI, Dr Riza Sativani mengungkapkan bahwa festival diikuti oleh 106 peserta yang 60 persen berasal dari peserta tersebut adalah ABK.
Menurutnya, atraksi green therapy yang disediakan antara lain hippotherapy (terapi berkuda), aquatic therapy (terapi dengan air), green therapy dengan outbound (games/low risk atau high risk outbond), serta green therapy dengan sensory walk (berjalan di atas ban dengan berbagai stimulasi).
Baca Juga : Hari Kedua, Begini Progres Pelaksanaan TMMD Ke-122 TA 2024 Kodim 1425 Jeneponto
“Selanjutnya, ada green therapy dengan bermain air, green therapy dengan bermain pasir, green therapy dengan sesi kelas montessori, green therapy dengan art and crafting, green therapy dengan gardening (menanam tanaman), green therapy interaksi dengan ikan, dan green therapy interaksi dengan kelinci,” beber Riza.
Menurutnya, kegiatan tersebut juga dilengkapi dengan seminar green therapy untuk mengenalkan orang tua akan konsep dan implementasi green therapy.
Seminar dibawakan oleh Dr Riza Sativani Hayati, praktisi pendidikan dan akademisi yang menggeluti penelitian tentang pengelolaan wisata alam sebagai sumber belajar, salah satunya konsep green therapy. Kegiatan ini juga didukung penuh oleh pendanaan DRTPM Kemendikbud Ristek Tahun 2024. (*)