0%
logo header
Sabtu, 04 Mei 2024 22:20

Begini Tanggapan Bupati Merauke Romanus Mbaraka Soal Gagal Panen Padi

Asril Astian
Editor : Asril Astian
Bupati Merauke, Romanus Mbaraka. (Foto: Hendrik Resk / republiknews.co.id)
Bupati Merauke, Romanus Mbaraka. (Foto: Hendrik Resk / republiknews.co.id)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MERAUKE – Bupati Merauke, Romanus Mbaraka menyikapi serius musibah gagal panen yang dialami petani di Kabupaten Merauke khususnya di beberapa kawasan sentra produksi (KSP) di Distrik Kurik, Semangga dan Tanah Miring.

Langkah cepat yang diambil Bupati Romanus Mbaraka mengatasi kesulitan petani yang terdampak gagal panen adalah mengumpulkan seluruh kepala kampung di Distrik Tanah Miring dan distrik lain di kawasan sentra produksi (KSP) membahas solusi yang diambil.

Petani yang benar-benar terdampak gagal panen itu akan diteliti kepala dinas pertanian beserta stafnya bersama dengan para kepala kampung. Ha itu agar bisa menetapkan kondisi petani benar-benar gagal panen.

Baca Juga : Tinjau Perkebunan Tebu di Merauke, Menteri Investasi Dorong Percepatan Swasembada Gula Nasional

“Ada beberapa solusi sudah kami tempuh. Salah satunya kami hari ini bersama dengan Pimpinan Cabang BRI telah melakukan pertemuan membahas angsuran petani lewat kredit usaha rakyat (KUR) bisa dicicil dengan kondisi gagal panen,” jelas Bupati Mbaraka di Rumah Makan Sederhana Merauke, Sabtu (04/05/2024).

Menurut Bupati Merauke, beberapa alternatif yang sudah disepakati bersama Pimpinan Cabang BRI dan stafnya untuk memberikan kemudahan bagi petani dalam cicilan Kredit Usaha Rakyat.

“Poin pertama disepakati,  angsuran KUR  BRI agar bisa dijadwalkan kembali. Jadi mereka tidak seperti biasa, tetapi hanya mengangsur 2 kali. Ini bisa dijadwalkan kembali untuk tidak langsung dibayar. Ini agar petani bisa ketahui dan berkoordinasi langsung dengan kepala kampung,” beber Romanus Mbaraka.

Baca Juga : Lantik 110 PPD di Merauke, Ketua KPU: Penyelenggara Jangan Permainkan Suara Rakyat

Poin kedua yang disepakati, lanjutnya, para petani yang gagal panen bisa mencari pinjaman dengan catatan setelah angsuran disetor bisa mengajukan kredit kembali. Petani bisa mengelola tanam gadu sekalian bisa menyicil angsuran.

“Jadi itu dua cara yang bisa ditempuh. Mudah-mudahan keputusan kita ini bisa membantu petani agar tetap eksis mengelola pertanian khususnya tanam gadu. Kita tetap monitor iklim yang ada sesuai ramalan BMKG secara nasional bahwa kita akan mengalami panas tinggi,” ucapnya.

Bupati Romanus berpesan agar di musim tanam gadu (tanam kedua) petani harus mempersiapkan dengan baik. Petani juga diingatkan untuk tidak menjual stok beras seluruhnya. Mengingat, tahun 2024 diramalkan musim kemarau akan lebih panjang  dari tahun sebelumnya.

Baca Juga : Pria di Merauke Bunuh dan Bakar Pasangan Wanitanya Lantaran Merasa Terusik

“Banyak negara yang tadinya ekspor hasil pertanian, sekarang sudah tidak ekspor lagi. Karena stok pangan mereka tahan sebagai cadangan, mengantisipasi minus pangan dampak panas yang tinggi tahun ini. Jadi saya harap para petani kalau boleh jangan dijual semua, diatur baik sesuai dengan kebutuhan yang ada,” imbuhnya.

Ia menambahkan, petani yang terdampak gagal panen akan diberikan subsidi pemerintah pusat dalam bentuk asuransi gagal panen dengan nilai kurang lebih Rp 3 juta hingga 6 juta. Hal itu dihitung 36.000 hektare per musim tanam.

“Petani yang gagal panen ini sedang diteliti datanya. Alokasi dana asuransi secara nasional kita ditetapkan untuk 10.000 petani yang dibayar dari dana APBN per 10 hektar,” jelasnya.

Baca Juga : Warga Salor Merauke Minta Pengerukan Drainase Untuk Minimalisir Dampak Banjir

“Jadi yang gagal panen betul-betul akan diteliti oleh tim analisa dari dinas pertanian, kemudian menetapkan yang kategori gagal panen, maka dia akan mendapat asuransi kurang lebih sebesar Rp 3 juta sampai 6 juta,” tandasnya (*)

Penulis : Hendrik Resi
Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646