0%
logo header
Jumat, 02 Mei 2025 14:04

Festival Cenil Jadi Simbol Pelestarian Tradisi dan Semangat Inovasi di Kukar

Arnas Amdas
Editor : Arnas Amdas
Festival Cenil Tahun 2025 di Desa Kota Bangun Darat, kabupaten Kukar. (Istimewa)
Festival Cenil Tahun 2025 di Desa Kota Bangun Darat, kabupaten Kukar. (Istimewa)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, KUKAR – Desa Kota Bangun III kembali menggelar Festival Cenil tahun 2025 yang menandai usia ke-42 desa tersebut, dengan semangat pelestarian budaya dan pengembangan potensi lokal.

Festival ini menjadi bukti nyata komitmen masyarakat dalam menjaga tradisi sekaligus berinovasi dari tahun ke tahun.

Plt Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kukar, Thaufiq Zulfian Noor, memberikan apresiasi tinggi terhadap penyelenggaraan festival yang menurutnya telah menjadi ajang kebanggaan daerah.

Baca Juga : Hardiknas Kukar 2025 Diwarnai Semangat dan Kreativitas Lewat Beragam Perlombaan

Thaufiq menekankan bahwa Festival Cenil memiliki misi penting untuk melestarikan tradisi dan kearifan lokal, khususnya kuliner khas Cenil yang menjadi ikon Desa Kota Bangun III. 

“kuliner tradisional ini bukan hanya soal rasa, tetapi juga sarat makna tentang kebersamaan, harmoni, dan semangat kolaboratif masyarakat,” ucapnya, Jumat (2/5/2025).

Rangkaian acara festival tahun ini menampilkan atraksi budaya, pentas seni, bazar UMKM, hingga bazar buku bacaan. Variasi kegiatan tersebut menunjukkan kemajuan dari segi konsep, yang tidak hanya fokus pada hiburan tetapi juga edukasi dan pengembangan ekonomi lokal. Thaufiq menilai inisiatif ini sangat penting untuk mendorong ekonomi kreatif berbasis desa.

Baca Juga : Menjaga Nadi Tanah Kutai: Nutuk Beham dan Semangat Budaya dari Kedang Ipil

Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara turut mendukung penuh kegiatan tersebut sebagai bagian dari penguatan sektor pariwisata dan ekonomi kerakyatan. Festival ini dinilai mampu menarik perhatian pengunjung dari desa-desa sekitar, serta memperkuat identitas budaya masyarakat setempat.

Selain dari aspek budaya, Festival Cenil juga memberikan ruang ekspresi bagi pelaku UMKM lokal yang ingin mengenalkan produk-produknya kepada pasar yang lebih luas. Bazar UMKM yang digelar selama festival berlangsung menjadi ajang promosi sekaligus transaksi yang menguntungkan bagi pengusaha kecil di desa.

Thaufiq juga menyampaikan bahwa nilai-nilai seperti gotong royong, toleransi, dan sinergi yang tercermin dalam penyelenggaraan Festival Cenil merupakan kekuatan utama masyarakat. Menurutnya, kolaborasi seperti inilah yang harus terus dikembangkan untuk memajukan desa dan daerah.

Baca Juga : Disdikbud Kukar Sosialisasikan Aturan Baru SPMB dan Penulisan Ijazah ke 206 Kepala Sekolah SMP

“Momentum ini sekaligus menjadi refleksi bahwa tradisi dan kemajuan dapat berjalan beriringan. Keunikan Cenil yang berwarna-warni dipandang sebagai simbol filosofi keberagaman,” ungkapnya.

Dengan harapan agar Desa Kota Bangun III semakin maju dan mandiri, Thaufiq mengajak semua elemen masyarakat untuk terus berkarya dan berinovasi, menjadikan budaya lokal sebagai landasan kuat pembangunan ekonomi berkelanjutan di Kabupaten Kukar.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected] atau Whatsapp +62 813-455-28646