0%
logo header
Minggu, 22 September 2024 16:29

HWDI Sulsel Perkuat Peran Orangtua dan Komite SLB Kenali HKSR Dalam Pola Asuh

Chaerani
Editor : Chaerani
HWDI Sulsel mendorong pemahaman dan pengetahuan pola asuh dalam isu HKSR kepada komite SLB dengan menggelar Kelas Parenting Skill bagi Orangtua atau Pendamping Remaja dengan Disabilitas dan Kusta terkait Isu HKSR, di Kantor HWDI Sulsel, Minggu, (22/09/2024). (Dok. Chaerani/Republiknews.co.id)
HWDI Sulsel mendorong pemahaman dan pengetahuan pola asuh dalam isu HKSR kepada komite SLB dengan menggelar Kelas Parenting Skill bagi Orangtua atau Pendamping Remaja dengan Disabilitas dan Kusta terkait Isu HKSR, di Kantor HWDI Sulsel, Minggu, (22/09/2024). (Dok. Chaerani/Republiknews.co.id)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Sulawesi Selatan mengambil peran dalam meningkatkan pemahaman kepada orangtua maupun komite sekolah luar biasa (SLB) di Kota Makassar dalam hal pengetahuan pola asuh kepada anak dengan disabilitas.

Kegiatan ini digagas dalam bentuk Kelas Parenting Skill bagi Orangtua atau Pendamping Remaja dengan Disabilitas dan Kusta terkait Isu Hak Kesehatan Seksual Reproduksi (HKSR) dengan membahas sejumlah materi. Antara lain, pemahaman terkait HKSR, serta keterampilan komunikasi yang efektif bagi orangtua atau pendamping anak dan remaja perempuan disabilitas dan kusta terkait isu HKSR yang dibawakan Nur Aini dari GIPA.

Project Official Body Talk HWDI Sulsel Mala mengungkapkan, pertemuan ini merupakan bagian dari program Body Talk yang digagas HWDI Sulsel dengan dukungan NRL Indonesia dengan tujuan memberikan penguatan yaitu parenting skill atau keterampilan pengasuhan kepada orangtua atau pendamping remaja prempuan disabilitas dan kusta terkait isu HKSR.

Baca Juga : Resmi Jadi Kontestan Pilwalkot Makassar 2024, Seto-Kiki Unggul Dukungan Parpol

“Pada pertemuan hari ini kami sengaja melibatkan anggota komite di sekolah luar biasa di Makassar. Harapannya dari merekalah akan menjadi penyambung suara, bukan hanya kepada orangtua tapi juga memediasi kepada pemerintah daerah dalam pembuatan kebijakan tentang pola asuh dalam isu HKSR,” terangnya, di sela-sela kegiatan, di Kantor HWDI Sulsel, Minggu, (22/09/2024).

Adapun para peserta yang terlibat dalam pertemuan ini yaitu sebanyak 15 anggota komite sekolah dari Sekolah Luar Biasa (SLB) B dan SLB C Cendrawasih Makassar, SLB Negeri 1 Makassar, SLB YPAC Makassar, dan Forum Perhimpunan Anak Disabilitas Indonesia (PADI) Makassar.

“Kami ingin mendorong peran anggota komite ini sebagai perpanjangan tangan dalam memberikan informasi kepada orangtua dengan anak disabilitas agar memahami pola asuh, khususnya dalam pengenalan HKSR. Sehingga orangtua nantinya bisa jadi vocal poin maupun sebagai orangtua champion sebagai orang terdekat pertama dan utama kepada anak dengan disabilitas,” ujarnya.

Baca Juga : KPU Sulsel Gelar Rakor, Bahas Pembatasan Dana Kampanye untuk Pilgub 2024

Menurut Mala, orangtua masih memiliki banyak tantangan dalam mekanisme pola asuh, termasuk pengenalan HKSR kepada anak perempuan dan remaja disabilitas. Sehingga HWDI Sulsel sebagai organisasi yang fokus pada pendampingan disabilitas kemudian memberikan masukan melalui edukasi. Hal ini juga sejalan dengan masih minimnya informasi terkait HKSR kepada orangtua dengan anak disabilitas.

“Karena memang pemberian edukasi terkait HKSR ini kepada disabilitas yang dilakukan pemerintah sejauh ini masih belum ada, kalau pun ada masih minim. Makanya NRL Indonesia bersama HWDI Sulsel mencoba ambil bagian untuk menjadi wadah dalam menjembatani orangtua mendapatkan informasi terkait pola asuh kepada anak, terutama isu HKSR,” terangnya.

Selain kepada komite SLB, sebelumnya kegiatan pengenalan isu HKSR juga telah menyasar pada anak-anak dengan disabilitas dan kusta melalui pelibatan peran Forum Anak Makassar (FAM), serta menyasar para orangtua dan pendamping dengan harapan akan ada perubahan positif terkait pemahaman mengenai kesehatan seksual dan reproduksi.

Baca Juga : Hanif Dhakiri Tutup SPP Zona VII di Malino, Seluruh Peserta Dinyatakan Lulus

“Kami juga sudah menguatkan mulai dari anak-anak disabilitas, dan orangtua. Makanya saat ini kami melibatkan para komite sekolah disabilitas,” terangnya.

Puluhan anggota komite SLB di Makassar saat mengikuti Kelas Parenting Skill bagi Orangtua atau Pendamping Remaja dengan Disabilitas dan Kusta terkait Isu HKSR, di Kantor HWDI Sulsel, Minggu, (22/09/2024). (Dok. Chaerani/Republiknews.co.id)

Sementara, Ketua HWDI Sulsel Maria Un mengungkapkan, pertemuan tersebut menjadi wadah untuk membangun komunikasi kepada orangtua, meskipun mereka (orangtua) memiliki pola tersendiri dalam mengasuh anak dengan disabilitasnya.

Apalagi, HWDI sebagai mitra orangtua tentu memiliki kewajiban bagaimana menambah pengetahuan terkait pola asuh yang efektif, dan bagaimana mengomunikasikan kebutuhan orangtua kepada pengambil kebijakan.

Baca Juga : Gelorakan Semangat Transisi Energi, PLN Mobile Sulbar Run 2024 Berhasil Ajak Pelari Kurangi Emisi 1.800 Kg CO2

“Karena jujur tanggungjawab pengasuhan kepada anak dengan disabilitas itu tidak semata-mata orangtua, tetapi juga bagaimana kebijakan, pengambil kebijakan mengetahui hal ini. Makanya secara sistem hal ini perlu direspon oleh pengambil kebijakan,” akunya.

Hal lainnya lanjut Maria Un yaitu, bagaimana memberikan pemahaman kepada orangtua dengan anak disabilitas agar dapat mendorong komunikasi yang setara dalam sistem pola asuhnya. Sehingga, orangtua tidak secara sepihak mengambil keputusan saat mengasuh anaknya, orangtua juga bisa mendengarkan anak-anaknya, dan tidak mengambil kebijakan secara sepihak.

“Masing-masing orangtua tentu memiliki pola sendiri untuk mengenal anaknya, untuk membesarkan anaknya, tetapi bagaimana kemudian kami menambah dengan pengetahuan-pengetahuan agar pola asuh yang mereka berikan sesuai dengan kebutuhan anaknya. Sehingga anak ini merasa orangtua adalah teman yang baik, dan tempat mendapatkan perlindungan,” ujar Mia sapaan akrabnya.

Baca Juga : Gelorakan Semangat Transisi Energi, PLN Mobile Sulbar Run 2024 Berhasil Ajak Pelari Kurangi Emisi 1.800 Kg CO2

Dalam pertemuan ini pihaknya juga banyak mendengarkan bagaimana pengalaman-pengalaman, tantangan, dan hambatan yang dirasakan orangtua saat mengasuh anak disabilitasnya. Adapun tantangan dan hambatan yang masih kerap kali dialami orangtua dalam pola asuh anak, salah satunya dalam memperkenalkan HKSR. Makanya hal tersebut dianggap perlu diketahui dan menjadi perhatian dari pengambil kebijakan (pemerintah). Baik di lingkup Dinas pendidikan, Dinas Kesehatan, hingga stakeholder lainnya. Belum lagi aturan terkait ilmu pola asuh tentang HKSR kepada anak disabilitas belum ada.

“Karena ada proses yang berbeda dalam memberikan pengetahuan kepada anak-anak disabilitas terkait HKSR atau ketubuhannya dibandingkan anak-anak yang bukan disabilitas. Tapi bukan berarti bahwa karena ada perbedaan dari proses yang dilakukan kemudian diabaikan, justru dari keterbatasan ini harusnya anak-anak disabilitas ini mendapatkan prioritas,” tegas Maria Un.

Di tempat yang sama, salah satu Anggota Komite SLB Dewi Nurhaeni mengaku pertemuan tersebut sangatlah luar biasa. Sebab akan menjadi sumber pengetahuan baru bagi dirinya sebagai orangtua dengan anak disabilitas.

Baca Juga : Gelorakan Semangat Transisi Energi, PLN Mobile Sulbar Run 2024 Berhasil Ajak Pelari Kurangi Emisi 1.800 Kg CO2

“Kalau saya ikut seperti ini senang sekali karena memang ini orangtua yang memiliki anak disabilitas membutuhkan parenting skill yang lebih, karena kami tidak tahu apakah yang kami lakukan terhadap anak kami itu sudah benar atau belum,” katanya.

Dalam forum seperti ini dirinya juga mendapatkan kekuatan secara mental dalam membesarkan anak dengan disabilitas.

“Makanya dengan mengikuti kegiatan seperti ini kami bisa tahu bahwa yang kami lakukan ternyata itu otoriter dan tidak boleh karena bisa menyakiti anak kami sendiri. Dari forum seperti ini kami merasa mendapat penguatan karena merasa didukung oleh komunitas atau himpunan yang bisa menaungi kami, kami bisa curhat dan semakin bisa kuat untuk menjadi orangtua dengan anak disabilitas,” kata Dewi.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected] atau Whatsapp +62 813-455-28646