0%
logo header
Kamis, 28 Juli 2022 21:10

Kades Watu Mori Manggarai Timur Fokus Cegah Stunting

Mulyadi Ma'ruf
Editor : Mulyadi Ma'ruf
Kades Watu Mori, Manggarai Timur, Kondradus Eku (Foto: Yos Syukur/Republiknews.co.id)
Kades Watu Mori, Manggarai Timur, Kondradus Eku (Foto: Yos Syukur/Republiknews.co.id)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MANGGARAI TIMUR — Desa Watu Mori, Kecamatan Rana Mese, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, (NTT) fokus pada program pencegahan stunting.

“Tahun lalu stunting di desa Watu Mori 12 namun tahun ini turun ke 1 persen, menjadi 11 persen,” kata Kepala Desa Watu Mori, Kondradua Eku, kepada Republiknewa.co.id, Kamis (28/7/2022).

Menurutnya, sebagian besar masyarakat mungkin belum tahu istilah yang disebut stunting. Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Baca Juga : Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani Launching 80 KB

Ia mengatakan, program stunting gencar dilakukan mulai dari pusat, provinsi, kabupaten hingga ke desa. Stunting bisa dicegah dengan gerakan bersama yang melibatkan semua masyarakat yang ada di Desa.

“Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih,” ungkap kondradus.

Ia menjelaskan, pencegahan stunting dimulai dengan sosialisasi dan pendampingan sejak bayi dalam kandungan, pemenuhan gizi untuk ibu dan anak sangat penting.

Baca Juga : Indah Putri Indriani Minta PKK Lutra Aktif Cegah Stunting

“Desa selalu berkoordinasi dengan tenaga kesehatan yang ada di puskesmas, sehingga program ini berjalan dengan baik,” ujarnya.

Sedangkan untuk orang dalam gangguan jiwa (ODGJ), Difabel dan lansia, Kondradus mengatakan, pemerintah desa berkordinasi dengan Dias Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta dinas Kesehatan, Kabupaten Manggarai Timur.

Dijelaskannya, Desa Watu Mori memiliki lokasi galian C yang cukup banyak, namun beberapa lokasi belum memiliki izin. “Ada beberapa lokasi yang memiliki izin beroperasi seperti PT Menara,” kata Kondradus.

Baca Juga : Dua Anggota DPRD Matim Wujudkan Aspirasi SMPN 18 Borong

“Perusahan yang memiliki ijin, telah membuat kesepakatan dengan desa dan masyarakat sekitar lokasi berupa kompensasi.

“Untuk Desa, perusahaan memberikan kontribusi sebanyak Rp5 juta pertahun, sedangkan untuk masyarakat sekitar kompensasinya perbulan,” jelas Kondradus.

Sementara itu, untuk program infrastuktur, lanjutnya, Desa Watu Mori tidak mempunyai program membuka jalan baru.

Baca Juga : Vinsen Tala: Expo Pendidikan 2023 Matim Dijiwai Konsep Merdeka Belajar

“Tidak ada buka jalan baru, yang ada hanya peningkatan jalan yang sudah dibuka oleh tetua adat,” tambah Kondradus.

Ia memaparkan, Desa Watu Mori fokus pada peningkatan jalan, misalnya dari tanah ke terford, dari telford ke lapen, selain itu pembangunan drainase dan deuker.

“Jadi tidak ada buka jalan baru, yang ada peningkatan jalan,” tegas Kondradus.

Baca Juga : Vinsen Tala: Expo Pendidikan 2023 Matim Dijiwai Konsep Merdeka Belajar

Semua anggaran program Desa Watu Mori bersumber dari Dana Desa, namun Konradus enggan membeberkan jumlah anggaran untuk mensukseskan program-program tersebut.

Ia melanjutkan, Desa Watu Mori memiliki jatah 1000 bidang untuk program prona dan saat ini sementara berproses.(*)

Penulis : Yos Syukur
Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected] atau Whatsapp +62 813-455-28646