REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR – Literasi merupakan hal yang penting dalam alur pendidikan bangsa Indonesia. Literasi mencakup kegiatan membaca, menulis, memahami dan berpikir kritis.
Dalam konteks pendidikan, literasi menjadi pondasi yang signifikan untuk menyediakan peluang dan akses untuk mengasah kemampuan menuju generasi yang aktif dan produktif dalam bermasyarakat.
Sebuah Madrasah Ibtidaiyah swasta yang terletak di Kabupaten Gowa memliki keterbatasan dalam kemampuan literasi membaca dan menulis. Dengan demikian, dibutuhkan tindakan jitu sebagai inovasi kreatif untuk keluar dari ketertinggalan literasi anak pelosok tersebut.
Baca Juga : Bangun SDM Unggul dan Berdaya Saing, PT Vale Kampanyekan Budaya K3 di Perguruan Tinggi
Hal ini melatarbelakangi tim Program Kreatifitas Masyarakat skema Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) Jurusan Geografi Universitas Negeri Makassar (UNM) meluncurkan sebuah program kelas efektif bertajuk Jendela Pelosok.
Program ini menerapkan metode Learning Cycle 5E sebagai solusi peningkatan literasi rendah. Program ini pun berhasil lolos untuk mendapatkan pendanaan dari Kemenristekdikti tahun 2024.
Program Jendela Pelosok ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Swasta Guppi Pattallassang yang terletak di Desa Pao, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa. Kegiatan ini terlaksana pada 4 Mei 2024 hingga 11 Juli 2024 lalu.
Baca Juga : KPU Serahkan SK ke DPRD Sulsel, Paripurna Pengusulan Pengangkatan Gubernur Digelar Besok
Tim PKM-PM Jendela Pelosok diketuai oleh Fatikha Ulyya dibawah bimbingan Dr Erman Syarif selaku pendamping dan pembimbing program. Adapun program tersebut mendapatkan dukungan penuh dari Kepala Mitra Madrasah Ibtidaiyah Swasta Guppi Pattallassang, Junaedi.
Ketua Tim PKM-PM Jendela Pelosok Jurusan Geografi UNM, Fatikha Ulyya menjelaskan bahwa program tersebut melibatkan 25 orang anak binaan dengan kemampuan literasi membaca dan menulis yang tergolong rendah.
Menurutnya, pihak pembina mitra berusaha keras untuk menyelesaikan kasus rendahnya literasi anak dengan melibatkan kerjasama dalam mengimplementasikan solusi yang ditawarkan oleh tim PKM-PM Jendela Pelosok UNM tersebut.

Baca Juga : Jelang Pelantikan, Rumah Jabatan Bupati Sidrap Dibersihkan dan Ditata Ulang
Dalam pelaksanaanya, kata Fatikha, tim menerapkan metode pembelajaran berbasis Learning Cycle 5E yang mencakup lima langkah. Mulai dari engage (mengajak), explore (menjelajah), explain (menjelaskan), elaborate (mengelaborasi), serta evaluate (mengevaluasi).
“Pada pelaksanaanya, tim mengusung enam pertemuan yang terdiri atas Infasi, Amulis, Gema, Eksajut, Makif dan Etisa,” beber Fatikha.
Menurutnya, program Jendela Pelosok ini merupakan inovasi efektif yang bisa diterapkan dalam pembelajaran. Pasalnya, program ini dapat digunakan untuk membangun kembali minat siswa dalam literasi membaca dan menulis.
Baca Juga : Dilantik 20 Februari, KPU Sulsel Resmi Tetapkan Andalan Hati sebagai Pemenang Pilgub 2024
“Dengan metode yang kreatif dan interaktif, program yang dilaksanakan diharapkan mampu memberikan edukasi pentingnya literasi anak pelosok, sehingga tidak ada lagi daerah yang mengalami ketertinggalan literasi membaca dan menulis. Dengan demikian, akan tercipta pendidikan literasi membaca dan menulis yang merata,” demikian Fatikha. (*)