0%
logo header
Rabu, 30 November 2022 15:04

Lewat Teknologi, YABB Libatkan Changemakers Dekatkan Sumber Air Bersih untuk Warga Tallo

Chaerani
Editor : Chaerani
Pengaplikasian filter air yang dikembangkan Terra Water menjadi penanda dimulainya projects “Makassar Je'ne Tallasa” yang digagas YABB bersama tiga changemakers untuk masyarakat Kecamatan Tallo, Kota Makassar, di sela-sela peluncuran “Makassar Je'ne Tallasa” bertajuk "Mariki’ Wujudkan Masyarakat Sehat dengan Air Bersih" di Hotel Mercure Makassar, Rabu (30/11). (Chaerani/Republiknews.co.id)
Pengaplikasian filter air yang dikembangkan Terra Water menjadi penanda dimulainya projects “Makassar Je'ne Tallasa” yang digagas YABB bersama tiga changemakers untuk masyarakat Kecamatan Tallo, Kota Makassar, di sela-sela peluncuran “Makassar Je'ne Tallasa” bertajuk "Mariki’ Wujudkan Masyarakat Sehat dengan Air Bersih" di Hotel Mercure Makassar, Rabu (30/11). (Chaerani/Republiknews.co.id)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Kebutuhan air merupakan hal mendasar bagi kehidupan manusia. Sayangnya, semakin hari kebutuhan air, khususnya air bersih menjadi sesuatu yang sangat langkah.

Di kota-kota besar seperti Kota Makassar, beberapa daerah mengalami kesulitan air. Berdasarkan data PDAM Makassar di 2021 tercatat sebanyak 5 kecamatan yang krisis air, antara lain Kecamatan Bontoala, Kecamatan Ujung Tanah, Kecamatan Biringkanaya, Kecamatan Tamalanrea, dan Kecamatan Tallo.

Khusus di Kecamatan Tallo merupakan wilayah terbanyak mengalami krisi air, atau dari 15 kelurahan yang ada, sekitar 7 kelurahan diantaranya krisis air. Kondisi tersebut pun menjadikan Kecamatan Tallo sebagai pilot projects penyediaan air bersih berbasis teknologi oleh Yayasan Anak Bangsa Bisa (YABB) bersama Catalyst Changemakers Ecosystem (CCE).

Chairperson Yayasan Anak Bangsa Bisa Monica Oudang mengatakan, permasalah krisis air bersih di Kecamatan Tallo tentu saja menganggu perekonomian, kesehatan dan kehidupan sosial masyarakat setempat. Di mana demi air gratis, waktu masyarakat di Kecamatan Tallo harus terbuang, sebab mereka harus menempuh jarak hingga satu kilometer menuju sumur air komunal.

Selain itu, kesehatan mereka dipertaruhkan. Air yang diambil dengan mengantri selama 2 hingga 3 jam juga tidak layak untuk dikonsumsi. Sementara untuk mendapatkan air
bersih, warga mesti membeli air dari depot dan merogoh kocek sampai Rp300 ribu per bulan.

“Atas dasar tersebut kami melihat bahwa masyarakat Kecamatan Tallo membutuhkan solusi yang tepat untuk mengatasi akses air bersih dan air minum yang aman bagi masyarakat,” katanya di sela-sela peluncuran “Makassar Je’ne Tallasa” bertajuk “Mariki’ Wujudkan Masyarakat Sehat dengan Air Bersih” di Hotel Mercure Makassar, Rabu (30/11/2022).

Dalam menyediakan sumber air bersih ini, YABB bersama CCE melakukan upaya kolaborasi dengan memanfaatkan teknologi, edukasi dan peran komunitas setempat. Di Kota Makassar pihaknya melibatkan tiga changemakers yakni, Celebes Green Project, Terra Water, dan Kopernik sebagai penanggung jawab projects penyediaan air bersih tersebut.

Dalam penyediaan air bersih nantinya, para changemakers akan memanfaatkan sumber air hujan yang ada. Projects tersebut pun sejalan dengan komitmen YABB dan CCE untuk membangun ketangguhan terhadap perubahan iklim.

“Melalui CCE kami menerapkan solusi berbasis ekosistem dengan menggabungkan optimisasi teknologi dan pemberdayaan masyarakat untuk menangani permasalahan lingkungan terkait air di Indonesia,” terang Monica.

Pihaknya berharap melalui program ini, masyarakat betul-betul bisa mendapatkan manfaat yang panjang dan berkelanjutan. Apalagi projects yang akan dilakukan ini bukan memakan waktu yang sebentar, tetapi jangka panjang.

“Projects inikan akan berakhir hingga Mei 2023 mendatang, jadi kami sangat berharap ini betul-betul bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat. Kedepannya masyarakat Kecamatan Tallo sudah bisa mandiri dari air bersih,” terangnya.

Monica menjelaskan, projects tersebut dimulai sejak November 2021, dimana waktu itu pihaknya menerima 33 changemakers. Setelah mengembangkan kapasitas para changemakers dan melakukan kolaborasi, kemudian para changemakers mempresentasikan implementasi solusi inovatif melalui proyek percontohan di tiga kota. Antara lain, Kota Semarang, Bandarlampung, dan Kota Makassar.

Sementara, Analyst of Solutions Lab Kopernik Putu Arya Wigita mengatakan, dalam penyediaan air bersih bagi masyarakat, Kopernik menyediakan teknologi penampungan air hujan bawah tanah (Tametotto). Inovasi yang dilakukan ini dapat menghasilkan air layak minum untuk 100 keluarga di Kawasan Makam Raja Tallo.

“Projects kami ini akan memberikan manfaat kepada 100 keluarga atau 100 rumah yang ada di sekitar Kawasan Makam Raja Tallo,” katanya.

Lanjut Putu, untuk waktu pembangunan Tametotto tersebut rencananya akan memakan waktu sekitar satu setengah bulan. Sebab, lahan untuk penyediaan air itu sangat mudah ditemukan.

“Penyediaan air yang akan kita siapkan ini nantinya berkapasitas 40 ribu liter jika dalam kondisi penuh. Apalagi jika curah hujan bagus, karena penyediaan air hujan ini nantinya terletak di atap rumah,” katanya.

Meskipun wilayah penyediaan air bersih yang akan dilakukan Kopernik berada di wilayah cagar budaya atau Kawasan Makam Raja Tallo, pihaknya memastikan tidak akan merusak merusak wilayah cagar budaya.

“Situs Makam Raja Tallo cukup luas dan kami sadar itu sangat sakral, makanya sangat hati-hati. Makanya wilayah yang kami gunakan untuk menyedihkan alat penadah air ini itu mengambil wilayah parkir kawasan saja, dan dari sisi teknis bisa. Hanya saja memang masih akan dilakukan kajian mendalam sebelum dibangun,” terangnya.

Hal senada dikatakan Social Program Coordinator Terra Water Dhini. Pada projects tersebut, pihaknya memberikan manfaat kepada 100 keluarga berupa bantuan filter air. Ada dua filter air yang disediakan. Pertama, Terra Ceramic Filter dengan desain unik dan dapat menampung 22 liter air minum.

Kedua, Terra Premium Filter, didesain dengan modern yang dilengkapi stand (penyangga), tempa air siap minum ibu dapat menampung sebanyak 22 liter air.

“Sistem penggunaan filter air ini yakni, air dari sumur, atau dari PDAM atau yang mereka beli bisa langsung di konsumsi dengan memasukkannya kedalam filter. Ini bisa mengurangi biaya-biaya yang digunakan masyarakat untuk membeli air,” terangnya.

Dhini mengatakan, filter air yang disediakan ini terdiri dari tahan liat, karbon dan koloid perak. Semua bahan tersebut dipastikan aman dan tidak menyebabkan efek samping.

Selain memberikan manfaat kepada 100 keluarga, teknologi yang disiapkan juga memberikan manfaat kepada 37 sekolah. Tujuannya untuk mengurangi risiko
terjangkit penyakit yang disebabkan oleh air minum tidak layak konsumsi, seperti diare dan tifus.

Sementara, Founder Celebes Green Project (CGP) Indah Febriany mengaku, dalam kolaborasi tersebut, para changemakers paham bahwa infrastruktur teknologi tidak bisa berdiri sendiri. Untuk itu, pihaknya juga melakukan edukasi dan kampanye tentang air, sanitasi, dan kebersihan, serta pemeliharaan sistem pengolahan air bersih.

“Edukasi ini menyasar tokoh masyarakat, keluarga, dan sekolah di wilayah tersebut. Kami berharap edukasi ini akan meningkatkan pemahaman serta mengubah perilaku masyarakat mengenai pentingnya menggunakan air bersih dan konsumsi air minum aman,” katanya.

Termasuk, bagaimana bertanggung jawab dalam menjaga kualitas air yang dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646