REPUBLIKNEWS.CO.ID, KUKAR — Di tengah arus modernisasi yang kian deras, sebuah denyut budaya lokal tetap bergema di Desa Kedang Ipil, Kecamatan Kota Bangun Darat. Tradisi Nutuk Beham, yakni ritual panen padi ketan muda, menjadi bukti nyata bahwa budaya bukan sekadar warisan masa lalu, tetapi juga jembatan menuju masa depan yang berakar kuat pada nilai-nilai leluhur.
Nutuk Beham bukan sekadar kegiatan panen. Ia adalah peristiwa kolektif yang menyatukan warga dalam semangat gotong royong. Tanpa sponsor besar atau kemasan komersial, masyarakat desa mulai dari anak-anak, orang tua, tokoh adat, hingga pemuda bahu-membahu memastikan tradisi ini terus hidup dan bermakna.
Bupati Kutai Kartanegara, Edi Damansyah, menegaskan bahwa kekuatan budaya seperti Nutuk Beham merupakan fondasi penting dalam pembangunan daerah.
Baca Juga : Koperasi Merah Putih Jadi Pilar Ekonomi Desa, Camat Marangkayu: Saatnya Bangkit Lewat Kolaborasi
“Di Tanah Kutai, tradisi seperti Nutuk Beham masih terpelihara dengan baik. Bahkan, banyak kegiatan budaya dari kecamatan lain kini masuk dalam kalender budaya kabupaten,” ujarnya, Senin (12/05/2025).
Ia menekankan bahwa pelestarian budaya bukan hanya tugas pemerintah. Peran utama justru ada pada komunitas.
Pemerintah hadir sebagai fasilitator melalui program-program seperti Kukar Kaya Festival, Kukar Berbudaya, pembentukan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), hingga pendirian sanggar seni yang tumbuh dari desa-desa.
Baca Juga : Festival Nasi Bekepor ke-6 UNIKARTA: Simbol Inovasi Mahasiswa dan Pelestarian Budaya Kukar
Di Kedang Ipil, proses regenerasi budaya berlangsung secara alami. Tarian adat tidak hanya tampil dalam seremoni, tetapi juga menjadi bagian dari proses pendidikan anak-anak sejak dini.
“Anak-anak sudah mulai belajar seni dan tari tradisional sejak SD. Ini bukti bahwa pembinaan lintas generasi benar-benar berjalan,” tambahnya.
Kehidupan budaya di desa ini terjalin erat dengan kesadaran kolektif. Seni tari dan seni daya dijaga, diajarkan dengan kasih, dan dirawat dengan penuh hormat.
Baca Juga : Loa Kulu Kembangkan Wisata dan Rawat Situs Sejarah untuk Dongkrak Ekonomi Desa
Di balik kesederhanaan, masyarakat Kedang Ipil tengah melakukan sesuatu yang besar: membuktikan bahwa pembangunan tidak melulu soal beton dan aspal, tetapi juga pelestarian nilai-nilai luhur di Tanah Kutai.
Nutuk Beham menjadi cermin bahwa selama komunitas bersatu dan percaya pada nilai budaya, tradisi tak akan pernah tenggelam oleh zaman.
“Pelestarian budaya membutuhkan kerja bersama. Salah satunya dengan mengenalkan budaya sejak dini di sekolah-sekolah melalui muatan lokal kebudayaan. Inilah yang akan menguatkan identitas Kutai ke depan,” tutup Edi.