REPUBLIKNEWS.CO.ID, MANGGARAI — Duta Besar Irlandia untuk Indonesia, Padraig Francis berkunjung ke Kecamatan Satar Mese Utara, Kabupaten Manggarai, provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (25/01/2023).
Kunjungan Dubes Irlandia tersebut untuk mengikuti suatu pertemuan informal berbagi pengalaman terkait pencapaian dari implementasi Proyek Kerja Sama antara Yayasan Ayo Indonesia dengan Irish Aid dengan tema “Menuju layanan kesehatan dan pendidikan yang lebih inklusif bagi penyandang disabilitas di Manggarai, Flores, NTT”.
Proyek ini dalam pelaksanaanya di Wilayah Kecamatan Satar Mese Utara melibatkan beberapa pemangku kepentingan, yang berkomitmen untuk memberi perhatian serius bagi upaya pemenuhan hak-hak dari kaum disabilitas di 11 desa.
Baca Juga : Sasar 15 Kelurahan, INKLUSI-BaKTI dan YLP2EM Parepare Gelar Penguatan Kelompok Konstituen
Pihak-pihak yang mengambil bagian yang secara aktif menurut peran masing-masing dalam program disabilitas tersebut, antara lain, Dinas Sosial Kabupaten Manggarai, Yayasan Ayo Indonesia, Paroki Langke Majok, Forum Inklusi Paroki Langke Majok, Pemerintah Kecamatan, Kepala SDK Langke Majok, 11 Pemerintah Desa, Kelompok Disabilitas Desa (KDD), dan pihak Puskesmas Langke Majok.
Dalam kunjungannya Duta Besar Irlandia disambut secara adat Manggarai di depan Kantor Camat Satar Mese Utara, selanjutnya mengikuti pertemuan informal bagi pengalaman dari beberapa pihak dalam memperjuangkan hak-hak dari Para Penyandang Disabilitas.
Melalui beberapa kegiatan penting, seperti, pendataan terkait jumlah dan jenis disabilitas, kondisi sosial-ekonomi dari mereka, pemberdayaan sosial ekonomi anggota KDD, Pelayanan Fisioterapi khusus untuk anak-anak disabilitas, pelatihan kapasitas tenaga kesehatan tentang cara melayani orang dengan disabilitas yang datang ke puskesmas, pelatihan guru-guru tentang cara menerapkan metode pembelajaran bagi anak-anak difabel dan advokasi untuk memasukan isu disabilitas dalam kebijakan menyangkut pengggunaan dana desa.
Baca Juga : Program Inklusi, BaKTI dan YLP2EM – DPRD Parepare Libatkan Penyandang Disabilitas Gagas Perda
Pemangku kepentingan yang hadir pada acara diskusi informal tersebut, antara lain, Camat Satar Mese Utara, Kepala Desa, Kepala Sekolah (SD/SMP/SMA), Pastor Paroki Santo Pio Langke Majok, Pengurus Yayasan Ayo Indonesia, Kepala Puskesmas Langke Majok, Ketua Forum Inklusi Santo Pio Langke Majok , dan Pengurus KDD dari 6 Desa.
Sementara itu, Hipolitus Kori, Camat Satar Mese Utara, ketika membuka kegiatan diskusi dan bagi pengalaman dari beberapa pemangku kepentingan yang ikut terlibat menangani isu disabilitas mengatakan bahwa Pemerintah Kecamatan Satar Mese Utara telah bekerjasama dengan Yayasan Ayo Indonesia untuk melakukan pendataan disabilitas sebagai salah satu bentuk komitmen agar kebijakan pembangunan desa, khususnya untuk para penyandang disabilitas harus mengacu kepada data yang valid.
Pemerintah Kecamatan Satar Mese Utara, kata Hipolitus, tentu sangat peduli dengan para penyandang disabilitas sebab kita semua punya martabat yang sama sebagai ciptaan Tuhan.
Baca Juga : Lewat FAM, HWDI Sulsel Bangun Sensitisasi Tentang Disabilitas dan HKSR Kepada Anak
“Kami selaku pemerintah sangat menghargai pola kemitraan antara Pemerintah, Gereja, Puskesmas, dan Yayasan Ayo Indonesia dalam melakukan kegiatan-kegiatan, antara lain, pemberdayaan kepada para penyandang disabilitas, memfasilitasi pembentukan forum inklusi di Paroki, pembangunan rumah fisioterpai di dekat rumah Pastoran Paroki Langke Majok, Forum dan KDD terlibat dalam penyusunan rencana pembangunan desa mulai dari tingkat dusun dan Desa,“ Ungkapnya.
Forum Inklusi dan KDD, jelas Hipolitus, selama ini berpatisipasi dalam kegiatan musyawarah pembangunan desa dan mereka telah menyampaikan usulan-usulan menyangkut kebutuhan mereka pada saat musyarawah tersebut agar dimasukan ke dalam anggaran pendapatan dan belanja desa.
Tarsisius Hurmali, Direktur Yayasan Ayo Indonesia, kepada para peserta menjelaskan tentang tujuan diskusi dan juga kunjungan Duta Besar di Manggarai khususnya di Kecamatan Satar Mese Utara. Dia mengatakan bahwa kita berada di sini untuk satu isu yang dinilai sangat sulit, menantang tetapi sangat penting, yaitu isu disabilitas.
Baca Juga : HWDI Sulsel Dorong Pemahaman HKSR Remaja Serta Anak Perempuan Disabilitas dan Kusta
Menurutnya, Wilayah Kecamatan Satar Mese Utara adalah wilayah yang paling banyak mendapat perhatian dari Yayaasan Ayo Indonesia dalam topik disabilitas.
“Di sini kami memberi perhatian kepada para penyandang disabilitas yang berjumlah 374 orang, kita juga bekerjasama dengan Pemerintah Desa, Pemerintah Kecamatan, Puskesmas Langke Majok, Sekolah-Sekolah (SD/SMP/SMA) untuk isu pendidikan inklusi, dan Gereja Katolik (Paroki Langke Majok),” tambahnya.
“Kita bekerjasama dengan banyak actor/pihak untuk isu disabilitas dengan harapan agar semua orang harus memberi perhatian pada isu disabilitas, ini tujuan kita berada di sini hari ini. Sedangkan Bapak Duta Besar datang ke sini untuk mendengar cerita-cerita kita terkait apa yang sudah dikerjakan oleh para pemangku kepentingan dalam memberi perhatian kepada para penyandang disabilitas,” tuturnya menjelaskan.
Baca Juga : HWDI Sulsel Dorong Pemahaman HKSR Remaja Serta Anak Perempuan Disabilitas dan Kusta
Duta Besar Irlandia sangat menghargai kerja sama semua pihak untuk isu disailitas di Wilayah Kecamatan Satar Mese Utara.
“Saya datang ke sini untuk belajar banyak tentang apa yang sedang kamu kerjakan, dimana kalian bekerja sama dengan orang-orang yang hidup dengan disabilitas. Mendampingi dan memberdayakan orang disabilitas sampai mereka hidup dengan penuh dan ini sangat penting,”ujarnya.
Dia juga mengungkapkan, sangat penting juga dimana banyak organisasi yang menjadi actor untuk bekerjasama, seperti, Pemerintah, Puskesmas, Sekolah, Gereja, dan Lembaga Swadaya Masyarakat, guna memberi perhatian kepada para penyandang disabilitas.
Baca Juga : HWDI Sulsel Dorong Pemahaman HKSR Remaja Serta Anak Perempuan Disabilitas dan Kusta
Menurutnya, kegiatan tersebut merupakan hal yang fundamental, untuk martabat manusia, dimana setiap orang ikut mengambil peran memberi perhatian kepada disabilitas.
“Saya kira hal ini harus membuat lebih kuat dan baik sabagai manusia untuk bekerjasama pada isu disabilitas. Kedutaan Besar Irlandia sangat senang bisa hidup dalam sebuah pekerjaan yang sangat bernilai seperti ini,” ungkapnya.
Beberapa pemangku kepentingan menyampaikan apa yang mereka kerjakan untuk isu disabilitas
David Salvius Jehudu, Sekretaris Camat Satar Mese utara menjelaskan kepada para peserta diskusi bahwa Pemerintah Kecamatan, Yayasan Ayo Indonesia, Dinas Sosial Kabupaten Manggarai dan 11 pemerintah desa telah bekerjasama untuk melakukan Pemutakhiran data disabilitas di wilayah Kecamatan Satar Mese Utara pada tanggal 9 September sampai dengan tanggal 13 Oktober 2022.
Baca Juga : HWDI Sulsel Dorong Pemahaman HKSR Remaja Serta Anak Perempuan Disabilitas dan Kusta
Hasil Pendataan, ungkap David menemukan fakta bahwa jumlah penyandangan disabilitas di 11 desa, adalah, sebanyak 374 orang dengan Ragam Disabilitas sebagai berikut, disabilitas fisik 162 orang, ganda 37 orang, intelektual 20 orang, mental 65 orang dan sensorik 90 orang. Dengan tingkat Pendidikan tidak sekolah 155 orang, Tamat SD 120 orang, SMP 15 orang, SMA 17 orang dan tamat Perguruan Tinggi 3 orang.
Jumlah penyandang disabilitas di masing-masing desa adalah Desa Cireng 17 orang, Gulung 39 orang, Kole 34 orang, Lia 22 orang, ling 16 orang, Mata Wae 36 orang, Nao 26 orang, Popo 80 orang, Renda 51 orang, Ruang 31 orang dan Todo 22 orang.
Sedangkan data yang menggambarkan tentang layanan Kesehatan dan kepemilikan Kartu BPJS Kesehatan, jelas David, ternyata ditemukan fakta bahwa sebanyak 157 orang tidak pernah berobat di Puskesmas dari 349 penyandang disabilitas dan sebanyak 370 orang yang belum memiliki Kartu BPJS Kesehatan.
Baca Juga : HWDI Sulsel Dorong Pemahaman HKSR Remaja Serta Anak Perempuan Disabilitas dan Kusta
Kepala Puskesmas Langke Majok, Dokter Maya Novian Dini Sitompul dalam presentasinya menyatakan, Jumlah dan ragam penyandang disabilitas yang terdata oleh Puskesmas sebanyak 191 orang di 9 desa, yaitu Desa nao, Lolang, Jaong, Ruang, Cireng, Kole, Matawae, Ling, dan Gololambo.
Berdasarkan data ini Puskesmas Langke Majok, mulai memberi perhatian pada layanan Kesehatan terhadap penyandang disabilitas dimana mereka menjadi prioritas dan mereka tidak perlu mengantri jika datang ke loket bahkan kami juga menyediakan layanan “jemput bola” setiap bulan dimana petugas kami datang menjemput mereka di rumah untuk mendapatkan pelayanan Kesehatan namun pendekatan ini, khusus untuk mereka yang tinggal jauh dari Puskesmas.
Sejauh ini, kata Maya, pelayanan Puskesmas sudah ramah terhadap kaum disabilitas, sebagai contoh pasien penyandang disabilitas jika berobat ke puskesmas dilayani lebih utama/prioritas daripada pasien lainnya. Namun masih ada beberapa hal yang masih perlu dibenahi lagi terkait alat/media/prasarana terhadap kaum disabilitas di puskesmas.
Baca Juga : HWDI Sulsel Dorong Pemahaman HKSR Remaja Serta Anak Perempuan Disabilitas dan Kusta
“Kami sedang melakukan konsultasi RAPBDes di tingkat Kecamatan, sebab distu ada poin untuk bantuan atau alokasi dana desa bagi warga miskin ekstrim dimana di dalamnya terdapat anggota keluarga yang mengalami disabilitas supaya dari dana yang ada bisa juga memberi bantuan kepada para penyandang disabilitas,” jelasnya.
Berdasarkan panduan penggunaan dana desa dari Bappedalitbangda Kabupaten Manggarai terkait program untuk para penyandang disabilitas bahwa bidang kegiatan yang mungkin bisa dilakukan adalah Pendidikan dan pelatihan pemberdayaa bagi mereka.