REPUBLIKNEWS.CO.ID, JAKARTA — Keberadaan perempuan hingga saat ini memberikan kontribusi besar dalam pembangunan. Termasuk dalam pembangunan sektor jasa keuangan.
Hal ini diungkapkan Ketua Dewan Audit Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sophia Wattimena, saat membuka kegiatan “Perempuan Cerdas, Berdaya, dan Berintegritas Menuju Indonesia Emas”. Kegiatan yang dikemas secara hybrid ini merupakan perayaan Hari Kartini, dimana sebagai bentuk komitmen dalam mendorong kesetaraan gender, penguatan integritas, dan pemberdayaan perempuan di sektor jasa keuangan.
“Pertemuan ini bertujuan untuk menginspirasi perempuan agar menjunjung tinggi nilai integritas, meningkatkan kesadaran akan peran strategis perempuan dalam pembangunan sektor jasa keuangan yang transparan dan berintegritas, serta mendukung pencapaian visi Indonesia Emas 2045,” terangnya, dalam kegiatan, Selasa, (22/04/2025).
Baca Juga : Hadiri Konferda PIKI, Munafri Tekankan Jaga Multikularisme
Ia juga menyampaikan urgensi penguatan integritas di kalangan perempuan Indonesia, khususnya di sektor jasa keuangan.
“Kita melihat bahwa kesetaraan gender memiliki korelasi erat dengan tingkat integritas suatu bangsa. Negara-negara dengan indeks ketimpangan gender rendah cenderung memiliki tingkat korupsi yang juga rendah. Ini menjadi cermin bahwa partisipasi perempuan dalam tata kelola harus ditingkatkan,” kata Sophia.
Sophia juga menyoroti sejumlah tantangan sosial ekonomi yang dihadapi perempuan saat ini, mulai dari rendahnya tingkat pendidikan, dampak budaya konsumtif akibat fenomena FOMO (Fear of Missing Out), hingga tingginya tingkat korban pinjaman online ilegal, terutama di kalangan ibu rumah tangga dan guru.
Baca Juga : KBRI Berlin Gandeng PPI Jerman Beri Pelatihan Dasar Kepemimpinan 4.0
“Menanamkan nilai integritas tidak cukup hanya sebagai wacana. Harus dimulai sejak dini, dari rumah, melalui pola asuh yang sehat dan bijak. Perempuan Indonesia memiliki peran kunci dalam membentuk generasi yang jujur, tangguh, dan cerdas mengambil keputusan,” ujar Sophia.
Acara ini juga menghadirkan berbagai narasumber inspiratif, antara lain Duta Besar RI untuk Portugal Susi Marleny Bachsin, dan Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Veronica Tan.
Susi Marleny menegaskan bahwa perempuan bukan sekadar bagian dari ekonomi, namun penggerak utama perubahan. Dengan meningkatkan partisipasi perempuan di sektor jasa keuangan, kita tidak hanya membangun ketahanan ekonomi nasional, tapi juga mempercepat langkah menuju Indonesia Emas 2045
Baca Juga : Wabup Gowa Harap BKPRMI Mampu Cetak Pemuda Berjiwa Pemimpin
“Perempuan bukan hanya sekadar bagian dari perekonomian, tetapi penggerak utama dalam menciptakan perubahan,” tutur Susi.
Susi juga menekankan pentingnya literasi keuangan dan dukungan bagi wirausaha perempuan, serta mendorong kepemimpinan perempuan di sektor formal sebagai bagian dari transformasi ekosistem keuangan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Sementara, Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Veronica Tan, mengajak masyarakat untuk menyadari peran penting perempuan bukan hanya sebagai pengurus rumah tangga, tetapi juga sebagai pendidik generasi masa depan.
Baca Juga : Buka Porsani STIBA Makassar, Munafri Tekankan Pentingnya Fair Play dalam Kompetisi
“Kita harus sadar bahwa perempuan sejak awal adalah agen perubahan. Tapi terlalu lama mereka tidak tahu bahwa mereka punya hak, punya mimpi, dan mampu luar biasa. Saat ini, tugas kita adalah menciptakan ruang dan ekosistem yang mendorong perempuan untuk sadar, diakui, dan diberdayakan,” jelas Veronica.
Ia menekankan pentingnya peran ibu dalam membentuk karakter anak, terutama di era digital saat ini.
“Dulu, guru anak hanya orang tua dan guru di sekolah. Sekarang, kita bersaing dengan Google. Maka nilai-nilai seperti etika, empati, dan moral hanya bisa ditanamkan dari rumah. Kuncinya adalah menjaga kedekatan dengan anak dan menjadi ‘teman pertama’ mereka dalam menghadapi tantangan,” tambah Veronica.
Baca Juga : Buka Porsani STIBA Makassar, Munafri Tekankan Pentingnya Fair Play dalam Kompetisi
Dalam kegiatan ini, OJK juga menggarisbawahi pentingnya peran perempuan dalam menjaga budaya anti-fraud dan integritas sejalan dengan berbagai inisiatif yang dijalankan OJK, termasuk peran aktifnya dalam menjaga integritas, melalui pemahaman dan implementasi terhadap larangan gratifikasi yang dapat dianggap suap dan kewajiban pelaporan.
Selain itu juga, keterlibatan dalam pelaporan indikasi fraud maupun pelanggaran etik melalui email, situs web, atau surat tertulis sesuai kanal yang tersedia OJK, yaitu saluran pelaporan dugaan pelanggaran melalui Whistleblowing System (WBS). OJK sendiri telah menunjukkan komitmennya melalui sertifikasi Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) di seluruh satuan kerja, pengendalian gratifikasi yang ketat, serta sinergi dengan KPK dalam mencetak penyuluh antikorupsi bersertifikat.
Sebagai penutup, OJK mengajak seluruh perempuan Indonesia untuk terus bergerak, bermimpi, dan berkarya tanpa kehilangan pijakan nilai. Seperti dikatakan Kartini, “Habis gelap terbitlah terang”, perubahan menuju masa depan Indonesia Emas dimulai dari langkah kecil yang berani dan penuh integritas.