REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) terus berupaya dalam memperkuat edukasi keuangan, hingga pentingnya inklusi keuangan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Edukasi tersebut pun diperkuat melalui kolaborasi dengan pemerintah daerah, baik pemerintah kecamatan hingga pemerintah desa. Kali ini kegiatan menyasar tiga daerah di Sulawesi Selatan, antara lain Kabupaten Jeneponto, Bantaeng dan Bulukumba. Dimana dengan sasaran pelajar, perangkat desa, pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), kelompok disabilitas, hingga masyarakat umum.
Deputi Direktur OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat Amiruddin Muhidu mengungkapkan, berbagai kegiatan yang digagas merupakan wujud implementasi program Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan) tahun ini. Di wilayah Sulawesi Selatan, edukasi tersebut dilaksanakan di tiga daerah, yakni di Kabupaten Jeneponto dengan melaksanakan edukasi keuangan kepada perangkat desa dan masyarakat umum di Kecamatan Binamu, dan edukasi kepada pelajar di SMA Negeri 1 Jeneponto.
Baca Juga : Hanya Jalankan Edaran BKN, Pemkot Makassar Tegaskan Tak Lakukan PHK Bagi Pegawai Non ASN
Kemudian, di Kabupaten Bantaeng dengan melaksanakan edukasi keuangan dengan sasaran masyarakat umum dan perangkat desa di Kecamatan Tompobulu, serta edukasi keuangan syariah kepada santri dan santriwati Pondok Pesantren DDI Mattoangin Bantaeng. Selanjutnya, di Kabupaten Bulukumba melalui pelaksanaan edukasi keuangan yang menyasar dua kelompok sasaran yang penting yakni pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), serta kelompok disabilitas.
“Kami mengedukasi pentingnya untuk membiasakan menabung sejak dini yang memberikan pembelajaran finansial bagi pelajar,” ungkapnya, dalam keterangannya, kemarin.
Selain itu, masyarakat perlu memahami karakteristik sektor jasa keuangan baik yang konvensional maupun syariah, manfaat dan resikonya, serta berbagai modus penawaran investasi illegal hingga penipuan di sekor keuangan. Rangkaian kegiatan ini diharapkan membawa manfaat bagi masyarakat, khususnya perluasan akses keuangan bagi peningkatan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi daerah.
Baca Juga : Ikuti Bimtek DPW NasDem Sulsel, Andi Odhika Komitmen Perkuat Struktur dan Soliditas Partai
Sementara, di Kabupaten Jeneponto, Camat Binamu Emil Ilyas saat membuka kegiatan menyampaikan apresiasinya terhadap pelaksanaan kegiatan edukasi keuangan yang digelar di wilayahnya. Ia menilai, kegiatan ini sangat penting dan relevan bagi masyarakat, serta perangkat desa dalam menghadapi maraknya aktivitas keuangan di era digital saat ini.
“Kami menyambut baik kegiatan edukasi keuangan ini karena sangat membantu masyarakat dan perangkat desa untuk memahami perbedaan antara aktivitas keuangan yang legal dan ilegal. Dengan pemahaman yang baik, masyarakat diharapkan dapat lebih bijak dalam berinvestasi dan memanfaatkan layanan keuangan yang tersedia,” ujar Emil.
Sementara, di Kabupaten Bantaeng apresiasi tersebut disampaikan Pimpinan Pondok Pesantren DDI Mattoangin, Abdul Haris Nurdinme. Ia menekankan, pentingnya pemahaman keuangan syariah bagi para santri sebagai bekal menghadapi tantangan ekonomi di masa depan.
Baca Juga : RUPST PT Vale Tetapkan Pembagian Dividen 60 Persen dari Laba Bersih Hingga Struktur Direksi Baru
Menurutnya, santri perlu dibekali pengetahuan yang cukup agar mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, termasuk dalam hal keuangan.
“Edukasi keuangan syariah sangat penting bagi para santri, bukan hanya untuk bekal pribadi, tetapi juga agar mereka bisa menjadi agen perubahan yang membawa nilai-nilai keuangan yang sesuai dengan prinsip Islam di tengah masyarakat,” ujarnya. .
Sementara, Sekretaris Daerah Kabupaten Bulukumba, Muh. Ali Saleng menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan. Hal ini dinilai sangat bermanfaat dalam meningkatkan kapasitas ekonomi masyarakat.
Baca Juga : Gelar RUPST, BSI Tetapkan Dividen Total Rp1,05 Triliun dan Angkat Anggoro Eko Cahyo Sebagai Dirut
Ia menekankan pentingnya edukasi keuangan bagi pelaku UMKM, khususnya dalam mengakses pembiayaan yang legal dan bertanggung jawab untuk pengembangan usaha.
“Kegiatan ini memberikan pembelajaran penting bagi pelaku UMKM agar lebih bijak dalam mengakses kredit. Kami juga mengingatkan agar tetap waspada terhadap tawaran layanan keuangan ilegal yang saat ini marak dan bisa merugikan masyarakat,” ujarnya.
Selain menyasar pelaku usaha, kegiatan ini juga memberikan perhatian khusus kepada penyandang disabilitas, sebagai bentuk komitmen inklusif dalam membangun literasi keuangan yang merata. Para peserta diberikan pemahaman mengenai pengelolaan keuangan sederhana, pengenalan produk dan layanan keuangan yang mudah diakses, serta perlindungan konsumen.
Baca Juga : Gelar RUPST, BSI Tetapkan Dividen Total Rp1,05 Triliun dan Angkat Anggoro Eko Cahyo Sebagai Dirut
“Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong peningkatan inklusi keuangan dengan pembukaan rekening simpanan pelajar dan juga penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di berbagai sektor,” katanya.