REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Aktivitas investasi dinilai menjadi aspek penting yang perlu ditingkatkan. Sebab, menjadi sektor penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan, serta membuka peluang lapangan kerja yang cukup besar.
Geliat aktivitas investasi ini pun dinilai akan terwujud dengan adanya kolaborasi dari seluruh pihak yang ada. Mulai dari arah kebijakan yang memberikan kemudahan dalam hal perizinan usaha, pelaku usaha yang menjalankan usahanya, hingga pihak-pihak yang berkaitan lainnya.
Staf Ahli Gubernur Sulawesi Selatan, Bidang Ekonomi, Pembangunan dan Keuangan Since Erna Lamba mengatakan, kebijakan pemerintah dalam hal menarik invetasi untuk masuk ke daerah menjadi hal yang positif. Hanya saja masih ada beberapa hal yang menjadi permasalahan dalam mengoptimalkan kebijakan hilirisasi, sehingga harus dicarikan solusi secara bersama-sama.
Baca Juga : Srikandi PLN Beri Bantuan Pengembangan Usaha ke Kelompok Difabel di Makassar
“Intinya yang harus kita bahas adalah kita harus berkolaborasi, baik pemerintah selaku pengambil kebijakan, dunia usaha yang melakukan aktivitas usaha, dan lainnya. Karena memang kebijakan hilirisasi idealnya dilakukan dengan komitmen bersama dengan membenahi hal-hal dasar, jadi bagaimana kita membagi tugas dan kewenangan,” katanya saat menghadiri Media Meet Up “Road to Pekan Investasi Daerah Hilirisasi – Hilirisasi dan Keberlanjutan Ekonomi Sulsel”, di Private Losari Room, Mercure Hotel Makassar, Senin, (20/11/2023).
Menurutnya, Sulawesi Selatan sebagai pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia (KTI) tentu memiliki keunggulan komparatif dalam berbagi hal, khususnya potensi sumber daya alam melalui sektor kelautan, dan perikanan, pertanian, perkebunan, dan peternakan, hingga pada sektor kehutanan dan pertambangan. Keberadaan potensi tersebut sampai saat ini belum di optimalkan pemanfaatannya, sehingga belum mampu memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Sektor-sektor inilah yang masih dianggap perlu lagi dikembangkan. Apalagi sektor ini juga memiliki peluang yang besar dalam mendorong aktivitas investasi masuk ke Sulawesi Selatan,” terangnya.
Baca Juga : ASN Pemkab Gowa Dilatih Kuasai Publik Speaking
Hal lainnya yang perlu menjadi perhatian dalam menggeliatkan invetasi masuk ke Sulsel yakni terpenuhinya infrastruktur jalan yang saat ini kondisinya belum di atas 70 persen. Hal ini penting penting dipenuhi karena dengan adanya infrastruktur yang memadai akan membuka akses pasar yang besar.
“Khusus yang menjadi kewenangan provinsi masih ada infrastruktur jalan sekitar 20 kilometer (Km) yang harus kita selesaikan, belum lagi jalan di kabupaten dan kota yang masih dibawah 70 persen, jadi ini memang ini harus menjadi perhatian bersama juga,” terangnya.
Demikian lanjutnya, pada pelabuhan kontainer yang masih terkonsentrasi di bagian barat Sulawesi Selatan. Hal penting lainnya yakni pada ketersedian listrik yang menjadi kebutuhan utama industri pengolahan.
Baca Juga : APBD Gowa 2024 Rp2 Triliun Resmi Disahkan
“Memang kalau kita melihat akhir-akhir ini di Sulsel sering terjadi pemadaman karena kurangnya air akibat dampak El Nino. Ini juga yang harus kita carikan solusinya secara bersama. Intinya kolaborasi menjadi solusi yang tepat dalam meningkatkan efektivitas investasi di Sulsel maupun di kabupaten dan kota yang ada,” tegasnya.
Sementara, Senior Manager PT PLN UID Sulselrabar Darmadi mengklaim, dengan terjadinya pemadaman listrik yang cukup panjang aktivitas investasi yang terjalin dianggap masih cukup kooperatif dan koordinasi.
“Kami melihat masih berjalan seperti biasanya, intinya yang kami bangun saat ini dengan investor adalah memaksimalkan komunikasi dan koordinasi,” terangnya.
Baca Juga : Kanwil Kemenkumham Sulsel Massif Sosialisasikan Tahun Tematik Indikasi Geografis
Ia mengungkapkan, perubahan iklim yang berdampak pada iklim El Nino menjadi penyebab utama kekurangan pasokan listrik. Apalagi di Sulawesi Selatan pasokan listrik pada umumnya berasal dari pasokan air melalui Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) atau Hydro Power Plant (HPP).
Sebutnya, saat ini cadangan baruan energi yang dikelola PLN UID Sulselrabar sebesar 28 persen secara total, sementara potensi energi yang ada sekitar 34 persen itu dari PLTA/HPP. Sehingga, jika di konversi 34 persen ke daya itu mencapai sekitar 800 Megapascal (MPa), kemudian dengan kondisi El Nino yang jauh lebih lama dianggap sangat berdampak terhadap elevasi atau terhadap ketersedian air yang ada di danau-danau yang berperan sebagai HPP.
”34 persen itulah yang membuat dampak pengurangan energi yang kami salurkan,” katanya.
Baca Juga : Kanwil Kemenkumham Sulsel Massif Sosialisasikan Tahun Tematik Indikasi Geografis
Kekurangan energi ini dikatakan Darmadi sebesar 150 Mpa. Kalau pun menggunakan sumber pasokan melalui angin, kondisi angin yang ada saat ini dinilai bukan menjadi solusi.
”Sementara angin kadang berhembus, kadang tidak,” Darmadi menambahkan.
Di tempat yang sama, Kabid Perencanaan Pengembangan Iklim Penanaman Modal, DPM-PTSP Provinsi Sulsel Abdul Hadi mengungkapkan, realisasi investasi pada periode triwulan III 2023 mencapai Rp5,417 triliun. Dimana pada sektor penanaman modal asing (PMA) mencapai Rp1,401 triliun dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp4,016 triliun.
Baca Juga : Kanwil Kemenkumham Sulsel Massif Sosialisasikan Tahun Tematik Indikasi Geografis
“Pencapaian realisasi investasi tahun ini mengalami kenaikan sekitar 25 persen jika dibandingkan pada realisasi investasi di periode 2022 pada triwulan yang sama atau hanya mencapai Rp3,345 triliun,” terangnya.
Kemudian, pada realisasi investasi sepanjang periode Januari hingga September juga terlihat mengalami kenaikan dari Rp9,991 triliun di periode 2022 menjadi Rp12,418 triliun di periode 2023.
Selanjutnya, berdasarkan sektor yang ada realisasi investasi dipacu melalui industri logam dasar, barang logam, dan bukan mesin dan peralatannya sebesar Rp1,3226 triliun atau sebesar 25 persen, transportasi, gudang dan telekomunikasi sebesar Rp917 miliar atau 17 persen, perdagangan dan reparasi sebesar Rp712 miliar atau 13 persen, pertambangan sebesar Rp612 miliar atau 11 persen, dan perumahan, kawasan industri, dan perkantoran Rp468 miliar atau 8 persen.
Baca Juga : Kanwil Kemenkumham Sulsel Massif Sosialisasikan Tahun Tematik Indikasi Geografis
“Realisasi investasi ini juga tentunya memberikan dampak peluang lapangan kerja yang cukup besar. Dimana di periode yang sama total tenaga kerja yang diserap sebesar 4.862 orang dengan TKI sebanyak 4.792 orang, dan TKA 70 orang,” terang Hadi.
Kemudian, pada kondisi realisasi investasi dengan lokasi dan asal negara asal penanaman modal terdapat terbaik 5. Masing-masing Kota Makassar Rp2,357 triliun, Kabupaten Luwu Rp1,191 triliun, Kabupaten Luwu Timur Rp465 miliar, Kabupaten Bantaeng Rp431 miliar, dan Kabupaten Maros Rp154 miliar.
Sementara asal negara terdiri dari Tiongkok Rp317 miliar, Canada Rp311 miliar, Australia Rp361 miliar, Singapura Rp192 miliar dan Malaysia Rp119 miliar.