0%
logo header
Jumat, 23 Agustus 2024 19:14

Lewat Gencarkan, OJK Massifkan Literasi dan Inklusi Keuangan di Seluruh Wilayah

Chaerani
Editor : Chaerani
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar saat menghadiri Pencanangan Gencarkan, di JiExpo Kemayoran, Jakarta, kemarin. (Dok. Humas OJK)
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar saat menghadiri Pencanangan Gencarkan, di JiExpo Kemayoran, Jakarta, kemarin. (Dok. Humas OJK)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengagas program Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan). Hal ini sebagai upaya dalam mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan secara masif dan merata di seluruh Indonesia.

Pencanangan Gencarkan dengan tema “Masyarakat Cerdas Keuangan Menuju Indonesia Emas 2045” dilaksanakan di sela-sela Peringatan Hari Indonesia Menabung (HIM) Tahun 2024, di JiExpo Kemayoran, Jakarta.

Dalam kegiatan tersebut dihadiri oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartanto, jajaran Dewan Komisioner OJK, Komisi XI DPR RI Indah Kurnia, serta Pimpinan dan Asosiasi Industri Jasa Keuangan. Selain itu, kegiatan pencanangan juga diikuti oleh lebih dari 1.300 peserta yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, pelaku UMKM dan anggota komunitas lainnya.

Baca Juga : Danny Pomanto Berbagi Ilmu Peduli Lingkungan dan Transformasi Digital Bersama GP Ansor Sulsel

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan, program Gencarkan disiapkan sebagai upaya bagi seluruh pemangku kepentingan untuk mengorkestrasi gerakan secara nasional guna meningkatkan literasi dan inklusi keuangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Menurut Mahendra, program Gencarkan juga mengacu pada hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) periode 2024 yang diselenggarakan OJK bersama Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan tingkat inklusi keuangan di Indonesia saat ini sebesar 75,02 persen, sementara itu indeks literasi keuangan penduduk Indonesia sebesar 65,43 persen.

“Hasil SNLIK 2024 menunjukkan bahwa masih terdapat ruang untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia,” katanya, dalam keterangan resminya, Jumat, (23/08/2024).

Baca Juga : DPRD Makassar dan Pemkot Sahkan Empat Ranperda di Akhir Masa Jabatan

Menurutnya, penguatan keduanya adalah kunci untuk meningkatkan likuiditas dan pendalaman pasar, yang akan berdampak pada pengembangan sektor jasa keuangan, termasuk peningkatan penyaluran pembiayaan.

“Jika ini kita dorong terus maka memberikan daya ungkit bagi pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Mahendra.

Selain itu, OJK juga melihat masih maraknya aktivitas keuangan ilegal dan judi online serta kelompok masyarakat rentan keuangan yang perlu mendapat perhatian khusus. Antara lai, kaum perempuan, pemuda dan pelajar, UMKM, masyarakat terdepan, tertinggal, dan terluar (3T), serta kelompok disabilitas dan pekerja migran Indonesia.

Baca Juga : Hamka B Kady Turunkan Tim Pemenangan Untuk Appi-Aliyah

Untuk mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan yang semakin progresif serta untuk melindungi masyarakat, diperlukan partisipasi aktif seluruh pemangku kepentingan.

“Mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pelaku usaha jasa keuangan untuk berkolaborasi menjalankan Gencarkan secara masif dan merata di seluruh daerah,” ujarnya.

Sementara, Menko Perekonomian Airlangga Hartanto mengungkapkan, gerakan ini merupakan salah satu wujud nyata dari bentuk kolaborasi dan koordinasi pelaksanaan Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI).

Baca Juga : Cegah Politik Uang, Panwascam Benteng Gelar Sosialisasi Pengawasan Partisipatif Pilkada 2024

Airlangga yang juga Ketua Harian DNKI menyampaikan apresasi inisiasi OJK dalam membuat terobosan percepatan dan pemerataan literasi dan inklusi keuangan melalui program Gencarkan.

“DNKI selalu dan bersama dengan OJK mendorong semua pihak termasuk industri, masyarakat, akademisi, serta media untuk berpartisipasi, berkolaborasi, untuk mensukseskan program Gencarkan ini,” ungkapnya.

Selanjutnya, pihaknya yakni bahwa literasi dan inklusi keuangan akan membantu jutaan masyarakat untuk bisa lepas dari kemiskinan dan juga tentu pada akhirnya akan mengubah kemajuan perekonomian Indonesia.

Baca Juga : Cegah Politik Uang, Panwascam Benteng Gelar Sosialisasi Pengawasan Partisipatif Pilkada 2024

Di tempat yang sama, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan, dari sisi literasi keuangan, program Gencarkan diharapkan dapat menjangkau seluruh kabupaten dan kota, serta menyasar seluruh kelompok prioritas dengan dukungan jaringan kantor PUJK yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Program Gencarkan juga mendorong lahirnya 2 Juta Duta dan Agen Literasi dan Inklusi Keuangan yang dapat memberikan multiplier effect melalui beragam kegiatan edukasi keuangan bagi masyarakat luas. Program Gencarkan juga akan dilakukan secara multikanal.

“Sehingga diharapkan dapat menjangkau hingga 50 juta rakyat Indonesia,” kata Friderica.

Baca Juga : Cegah Politik Uang, Panwascam Benteng Gelar Sosialisasi Pengawasan Partisipatif Pilkada 2024

Melalui program Gencarkan, ditargetkan pada 2025 sebanyak 90 persen pelajar Indonesia telah memiliki tabungan. Selanjutnya, melalui tabungan Simpanan Mahasiswa dan Pemuda (SiMuda), diharapkan sebanyak 2,5 juta kelompok mahasiswa dan pemuda telah memiliki rekening.

Progam ini juga turut mendorong pembukaan akses kredit UMKM melalui program Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir (K/PMR) sehingga dapat menjangkau 1,6 juta debitur, serta mengakselerasi penggunaan produk keuangan oleh 30 persen kelompok penyandang disabilitas.

“End-state yang kita harapkan melalui Program Gencarkan ini adalah indeks inklusi keuangan nasional dapat mencapai 98 persen pada perayaan Indonesia Emas 2045,” kata Friderica.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected] atau Whatsapp +62 813-455-28646