REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Di tengah perkembangan digitalisasi layanan jasa keuangan, pemberian edukasi dan literasi menjadi hal yang sangat penting. Sebab, dengan adanya pemahaman yang baik dan benar maka konsumen akan memanfaatkan layanan jasa keuangan sesuai kebutuhannya, serta akan memberikan perlindungan dari berbagai resiko finansial.
Hal ini pun menjadi fokus utama yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di seluruh wilayah kerjanya. Salah satunya di wilayah Sulawesi Maluku dan Papua (Sulampua). Apalagi, hal tersebut telah menjadi tugas dan fungsi OJK yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 Tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK) yakni mengatur sektor jasa keuangan, mengawasi sektor jasa keuangan, dan melindungi konsumen maupun masyarakat.
Kepala OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat Darwisman mengatakan, masih perlunya penguatan literasi dan inklusi keuangan di masyarakat sebab masih terjadi gep (perbandingan) yang cukup besar antara inklusi keuangan dan literasinya. Hal ini berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024 secara nasional yang menyebutkan capaian inklusi keuangan masyarakat sebesar 75,02 persen, kemudian literasi keuangan masih diangkat 65,43 persen.
Baca Juga : Ketua DPRD Makassar Supratman Tuntaskan 12 Titik Reses, Soal Drainase dan Banjir Jadi Aspirasi Utama
“Dengan capaian ini tentunya menandakan banyak masyarakat kita yang memanfaatkan akses jasa keuangan tanpa tahu produknya. Sehingga, hal ini menyebabkan mereka menjadi korban finansial,” katanya, di sela-sela Journalist Class, Angkatan 10 OJK, di The Rinra Hotel, Senin, (04/11/2024) kemarin.
Dengan perbandingan yang cukup besar tersebut, OJK kemudian melakukan sejumlah program secara massif. Meliputi, gerakan edukasi keuangan di wilayah Sulampua sebanyak 2.402 kegiatan di 104 kabupaten dan kota di wilayah Sulampua. Antara lain di wilayah Kantor OJK Makassar (KOMS) sebanyak 1.726 kegiatan, wilayah Kantor OJK Kendari (KOKD) sebanyak 139 kegiatan, dan di wilayah Kantor OJK Manado (KOMD) tercatat 120 kegiatan.
Lanjutnya, di wilayah Kantor OJK Palu (KOPL) digelar 90 kegiatan edukasi keuangan, di Kantor OJK Ambon (KOAB) dengan 167 kegiatan, dan Kantor OJK Jayapura (KOJP) sebanyak 124 kegiatan.
Baca Juga : Penutupan Sementara Kawasan Pantai Jeneiya Selayar, Bentuk Komitmen Bersama Lestarikan Ekosistem Laut
“Kegiatan ini seperti edukasi keuangan ke 1.000 UMKM yang kami laksanakan di Maros, Sulsel. Termasuk di wilayah lainnya di Sulampua dengan kegiatan-kegiatan edukasi melalui sasaran pelajar, pelaku UMKM, hingga kepada instan vertikal,” katanya.
Selanjutnya dari kegiatan edukasi tersebut berhasil menjangkau 288.641 peserta, dimana terdiri dari 186.585 sasaran di KOMS, 16.371 sasaran di KOKD, 22.802 sasaran di KOMD, dan 16.755 sasaran di lingkup KOPL.
“Selanjutnya juga ada di wilayah KOAB dengan sasaran 31.388 peserta, dan 14.740 sasaran di KOJP,” terang Darwisman.
Baca Juga : Dorong Penggunaan Kendaraan Listrik, PLN Resmikan SPKLU dan Gelar Konvoi Kendaraan Listrik di Bulukumba
Kemudian pada jumlah sasaran peserta, terdiri 1.143 pelajar atau mahasiswa, 547 pelaku UMKM, dan 438 kategori lainnya. Kemudian, ada 81 karyawan, 58 profesi, 53 perempuan, 32 petani atau nelayan, 28 komunitas, 13 masyarakat di wilayah 3 , serta penyandang disabilitas sebanyak 9 orang.
Di tingkat nasional, OJK telah meluncurkan program Gencarkan atau Gerakan Nasional Cerdas Keuangan, dimana program ini telah diresmikan pada 22 Agustus 2024 lalu. Di tingkat OJK Sulampua, khususnya Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar), OJK akan ikut mengimplementasikan berbagai kegiatan yang tentunya sejalan dengan key value program.
Dimana dalam Gencarkan ini, terdiri dari lima key value. Pertama, Prinsip Pelaksanaan Gencarkan. Dimana prinsip pelaksanaannya dilakukan secara masif, merata, sinergi, terarah, terukur, dan berkelanjutan. Kedua, pelaksanaan kegiatan dilakukan di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini tentunya menjangkau seluruh kabupaten dan kota di Indonesia melalui kolaborasi dengan stakeholder.
Baca Juga : Kenalkan Yamaha Fazzio Lebih Dekat ke Pelajar, PT SJAM Gagas Program FYP
Ketiga, Monthly Campaing Gencarkan, dimana pelaksanaan kegiatannya lebih terarah dan terkonsentrasi melalui kampanye bulanan. Keempat, Duta dan Agen Literasi dan Inklusi Keuangan. Dimana, memberikan penguatan multiplier effect dalam pelaksanaan kegiatan literasi dan inklusi keuangan melalui duta dan agen. Hal kelima, yakni pemanfaatan media dan teknologi digital. Baik dilaksanakan melalui jaringan komunikasi, media dan digital.
Target progam Gencarkan sendiri terdiri beberapa hal. Antara lain, mendorong lahirnya dua juta duta dan agen literasi dan inklusi keuangan di seluruh wilayah, kemudian sebanyak 90 persen pelajar di Indonesia telah memiliki tabungan, dan 2,5 juta kelompok mahasiswa dan pemuda telah memiliki rekening Simpanan Mahasiswa dan Pemuda (SiMuda).
Kemudian pembukaan akses kredit UMKM melalui program kredit atau pembiayaan melawan rentenir yang dapat menjangkau 1,6 juta debitur, serta mengakselerasi penggunaan produk keuangan oleh 30 persen penyandang disabilitas.
Baca Juga : Kenalkan Yamaha Fazzio Lebih Dekat ke Pelajar, PT SJAM Gagas Program FYP
“Kelompok penyandang disabilitas ini juga menjadi fokus kami, sebab secara nasional jumlahnya cukup besar, dan kami menilai literasi maupun akses keuangan yang inklusi perlu menyasar mereka agar bisa memanfaatkan layanan jasa keuangan yang aman dan sesuai kebutuhan,” tegasnya.
Lanjut Darwisman, beberapa upaya pun telah dilakukan sebagai bentuk strategi dalam mempercepat target program Gencarkan. Misalnya dari sisi literasi keuangan telah digagas sejumlah progam antara lain, Desaku Cakap Keuangan, Sobat Sikapi, Teaching Master Week, SiCantiks atau Sahabat Ibu Cakap Literasi Keuangan Syariah, dan Sakinah atau Santri Cakap Literasi Keuangan Syariah.
Selain itu juga digagas UMKM Berdaya, Bundaku Cakap Keuangan, Warganet Cakap Keuangan, dan Ngopi Kuy dengan sasaran edukasi keuangan kepada disabilitas, petani dan nelayan dan lainnya.
Baca Juga : Kenalkan Yamaha Fazzio Lebih Dekat ke Pelajar, PT SJAM Gagas Program FYP
“Banyak strategi yang kami lakukan dalam rangka untuk mencapai target literasi dan inklusi keuangan yang lebih merata,” ujarnya.
Selanjutnya, dari sisi inklusi keuangan dibentuk Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) serta mencanangkan program-program lainya. Meliputi, Bulan Inklusi Keuangan (BIK), Hari Indonesia Menabung, dan lainnya.
Darwisman menyebutkan, khusus pada penyelenggaraan BIK di wilayah Sulselbar berhasil dilaksanakan di Kota Makassar pada 25 hingga 26 Oktober 2024 lalu. Berlangsung di Anjungan MNEK Central Point of Indonesia (CPI) Makassar, kegiatan ini dimeriahkan dengan 65 boot yang terdiri dari produk dan layanan jasa keuangan, serta produk-produk dari pelaku UMKM binaan.
Baca Juga : Kenalkan Yamaha Fazzio Lebih Dekat ke Pelajar, PT SJAM Gagas Program FYP
“Kegiatan ini pun disambut antusias oleh masyarakat Makassar dan sekitarnya dengan melihat capaian jumlah pengunjung BIK 2024 yang mencapai 12.035 orang,” terang Darwisman.
Kemudian, total transaksi yang berhasil didapatkan dalam pelaksanaan BIK 2024 tersebut yakni sekitar Rp2,2 miliar. Total transaksi ini terdiri dari akusisi produk jasa keuangan sebesar Rp1,10 miliar, dan transaksi keuangan sebesar Rp135 juta.
Tantangan peningkatan literasi dan inklusi di wilayah Sulampua jika dibandingkan dengan wilayah lain sangat berbeda, sebab wilayah tersebut dikelilingi dengan kepulauan. Dimana secara data sebaran terdiri dari 17 ribu pulau. Meliputi, Maluku yang memiliki sekitar 1.400 pulau, dan Maluku Utara sekitar 1.200 pulau, dan Sulawesi Selatan dengan sekitar 300 pulau.
Baca Juga : Kenalkan Yamaha Fazzio Lebih Dekat ke Pelajar, PT SJAM Gagas Program FYP
Kondisi ini pun memberikan tantangan yang luar biasa, baik dari letak geografis, maupun akses internet yang masih banyak blankspot.
“Kondisi ini memberikan dampak akses keuangan yang sulit dibeberapa titik, serta tingkat pendidikan dan perekonomian kita yang membedakan. Termasuk komposi penduduk kita sendiri,” terangnya.
LAYARKu: Literasi dan Inklusi Keuangan Sasar Masyarakat di Desa
Sebagai upaya OJK Sulselbar dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan bagi masyarakat di perdesaan, termasuk kepulauan pihaknya melaksanakan program LAYAnan LiteRasi dan inKlusi keuangan ke daerahkU atau LAYARKu. Program ini bertujuan agar masyarakat menggunakan produk jasa keuangan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.
Baca Juga : Kenalkan Yamaha Fazzio Lebih Dekat ke Pelajar, PT SJAM Gagas Program FYP
“Di wilayah Sulselbar dengan banyaknya wilayah kepulauan tentunya memberikan hambatan dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan ke daerah. Sementara kami berkomitmen untuk meningkatkan akselerasi yang cepat dan merata, makanya progam ini pun kami hadirkan,” ujar Kepala OJK Sulselbar Darwisman.
Program LAYARKu ini pun merupakan kolaborasi antara OJK dengan Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FKIJK) yang diresmikan pada September 2023 lalu. Program ini pun didorong untuk memaksimalkan peran industri jasa keuangan yang memiliki jaringan kantor di seluruh kabupaten dan kota di wilayah Sulselbar. Termasuk pelibatan marketing dan lainnya untuk memberikan literasi dan akses keuangan kepada seluruh masyarakat hingga ke tingkat perdesaan.
Kemudian melakukan kegiatan dengan memanfaatkan teknologi informasi, digitalisasi, dan media sosial. Serta, mengoptimalkan duta literasi keuangan yang terdiri dari 4.800 orang.
Baca Juga : Kenalkan Yamaha Fazzio Lebih Dekat ke Pelajar, PT SJAM Gagas Program FYP
Ia menyebutkan, program ini pun ditargetkan akan memberikan literasi maupun akses keuangan ke 3.706 desa di wilayah Sulselbar. Dimana meliputi, 556 desa di periode 2023, 1.688 desa di 2024, dan 1.482 desa pada 2025 mendatang.
“Pada 2023 lalu capaian sasaran dari program LAYARKu ini diluar target atau mencapai 100,72 persen. Dimana, dari target 556 desa kami mampu menyasar 560 desa,” jelasnya. ‘
Selanjutnya, di peridoe 2024 ini dari target 1.668 desa telah menyasar 993 desa atau mencapai 59,53 persen. Dimana jika diakumulasikan capaiannya telah mencapai 69,83 persen dari target.
Baca Juga : Kenalkan Yamaha Fazzio Lebih Dekat ke Pelajar, PT SJAM Gagas Program FYP
“Program ini pun kami harapkan dapat mereplikasikannya ke seluruh wilayah di Sulampua,” harap Darwisman.
Perluas Akses Melalui Sejumlah Progam Unggulan
Darwisman mengungkapkan, perluasan akses keuangan didorong OJK Sulselbar dengan menginisiasi berbagai program. Pertama, Progam Hapus Ikatan Rentenir di Sulawesi atau Phinisi. Dimana sejak dicanangkan pada 2022 hingga triwulan kedua 2024 telah memberikan pembiayaan kredit kepada 762.458 debitur atau pelaku UMKM dengan total kredit Rp22,45 miliar.
Kedua, progam pembiayaan, pendampingan UMKM Unggulan di Sulsel yang berorientasi ekspor atau UMKM Baji’na. Program ini pun telah memberikan pendampingan kepada 71 pelaku UMKM, dan 26 diantaranya telah berhasil melakukan ekspor.
Baca Juga : Kenalkan Yamaha Fazzio Lebih Dekat ke Pelajar, PT SJAM Gagas Program FYP
Ketiga, Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI), dimana program ini dimaksudkan untuk meningkatkan akses keuangan masyarakat, khususnya di perdesaan. Program ini telah menyasar Desa Lembanna, Kabupaten Bulukumba pada 2023 lalu. Dimana capaian programnya yakni pembukaan rekening dana pihak ketiga (DPK) sebanyak 29 rekening dengan jumlah Rp390 juta, selanjutnya memberikan kredit atau pembiayaan ke 20 debitur dengan total Rp760 juta, serta 20 polis. Adapula pembentukan satu klaster usaha makanan olahan, dan pembuatan 15 QRIS.
Selanjutnya, di periode 2024 program ini menyasar Desa Kassi, di Kabupaten Jeneponto, dan Desa Neppo di Kabupaten Barru.
Ketiga, Program Pemberdayaan Ekosistem Bisnis UMKM melalui Klasterisasi. Dimana hingga triwulan kedua 2024 program ini telah membentuk 1.127 klaster dengan 16.971 debitur atau Rp616 miliar plafond kredit.
Baca Juga : Kenalkan Yamaha Fazzio Lebih Dekat ke Pelajar, PT SJAM Gagas Program FYP
Dalam perluasan akses keuangan ke masyarakat, OJK juga melibatkan peran TPAKD di masing-masing kota dan kabupaten. Dimana TPAKD ini pun mengambil peran yang sangat aktif, khususnya dalam meningkatkan ekosistem keuangan inklusi. Antara lain, di Desa Kassi, Kabupaten Jeneponto dan Desa Neppo, Kabupaten Barru, TPAKD setempat telah menunjuk masing-masing desa sebagai lokasi pelaksanaan EKI di wilayah perdesaan.
Dari progam ini diberikan pendampingan berupa penambahan agen Laku Pandai, edukasi keuangan bagi UMKM, pengelolaan homesty dan tour guide, pemetaan potensi wisata, peningkatan kualitas produksi UMKM, pengembangan kapasis perangkat desa, dan digitalisasi UMKM.