0%
logo header
Sabtu, 30 Juli 2022 15:32

Musim Ikan Tawar, Warga Muara Muntai Kukar Kirim Puluhan Ton Ikan ke Jakarta Dalam Sehari

Asril Astian
Editor : Asril Astian
Masyarakat Desa Rebak Rinding, Kecamatan Muara Muntai, Kutai Kartanegara (Kukar) saat mengolah ikan tawar menjadi olahan ikan asin, Sabtu (30/07/2022). (Foto: Kurniawan/Republiknews co.id)
Masyarakat Desa Rebak Rinding, Kecamatan Muara Muntai, Kutai Kartanegara (Kukar) saat mengolah ikan tawar menjadi olahan ikan asin, Sabtu (30/07/2022). (Foto: Kurniawan/Republiknews co.id)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, KUTAI KARTANEGARA – Memasuki musim air surut pacsa banjir di Hulu Sungai Mahakam, tepatnya di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim), jumlah tangkapan ikan tawar para nelayan mengalami peningkatan deratis. Dalam sehari para nelayan mampu menangkap ikan mencapai puluhan Ton.

Hasil tangkapan itu kemudian sebagian besar dijadikan olahan ikan asin, seperti Ikan biawan, repang, dan haruan. Bahkan sangking melimpahnya, ikan-ikan tersebut di kirim ke Jakarta.

Salah seorang pengolah Ikan asin, di Desa Rebak Rinding, Kecamatan Muara Muntai, Kukar, Ariati menyebut pasca banjir yang terjadi di daerahnya, tangkapan ikan tawar para nelayan mengalami peningkatan 4 kali lipat dari biasanya. Adanya musim seperti ini dalam sehari, dirinya mampu mengolah ikan asin mencapai satu ton lebih.

Baca Juga : Empat Siswa SLB Kukar Melenggang ke O2SN Nasional

“Kalau engga musim, biasa cuman 200 kilo seharian tapi sejak dua minggu ini, sehari kita bisa olah lebih dari satu ton ikan asin, dari tangkapan nelayan,” jelas Ariati saat ditemui republiknews.co.id, di rakit pengolahan ikan asin, pada Sabtu (30/07/2022).

Sangking melimpahnya, ikan-ikan asin olahannya, setelah proses penjemuran langsung dikirim ke luar daerah seperti Banjarmasin Kalimantan Selaran, Jakarta, bahkan ke Palembang.

“Sebagian memang sudah ada yang pesan di Jakarta, biasanya kapal-kapal dari sana datang mengambil ikan asin saya, ya sehari kita bisa kirim 1 ton lebih ikan asin ke sana,” terangnya.

Baca Juga : Bupati Kukar Buka MTQ Antar OPD, ASN Jadi Pelopor Gerakan Mengaji

Dari olahan ikan asin itu, Ariati mengungkapkan, mampu meraup keuntungan hingga puluhan juta rupiah dalam sehari.

“Sekitar puluhan juta, tapi hasil itu kita bagi ke pekerja, dengan hitungan satu kilo ikan kita bayar se-ribu rupiah untuk para pekerja,” ungkapnya.

Tak jauh dari rakit pengolahan ikan asin milik Ariati, awak republiknews.co.id pun menjumpai rakit ikan tawar lainnya. Kali ini, kami menyinggahi rakit pengolahan ikan Pipih atau biasa disebut masyakarat dengan ikan belida milik ibu nunuk.

Baca Juga : Kukar Jadi Tujuan Kunjungan Peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat Dua

Hampir sama dengan pengelolaan ikan asin, ikan Pipih milik ibu Nunuk yang diperoleh dari para nelayan mencapai 700 kilo dalam sehari.

“Jadi ikan Pipih yang kita dapat dari nelayan ini, kita ambil dagingnya saja, karena dagingnya ini yang biasa jadi bahan baku kerupuk amplang khas Kaltim,” ucapnya.

Tak sampai disitu, daging ikan Pipih yang sudah di olah Nunuk, sebagaian besar di kirim ke daerah Palembang.

Baca Juga : Bupati Kukar Resmikan Jembatan Desa Sedulang, Muluskan Akses Masyarakat dan Tingkatkan Kesejahteraan

“Engga cuman kita kirim ke daerah Kalimantan, olahan ikan Pipih ini juga kita kirim ke Palembang karena bahan utama makanan empek-empek, jadi sudah ada pemesanannya disana,” tuturnya.

Melimpahnya ikan tawar di Sungai Mahakam, dijelaskan salah seorang tokoh masyarakat di Kecamatan Muara Muntai, Kukar, Sopan Sopian. Dirinya menjelaskan bahwa melimpahkan ikan tawar di sebabkan surutnya sungai Mahakam, pasca banjir beberapa bulan yang lalu dan membuat ikan tawar yang berada di sungai berkumpul di suatu titik, hingga membuat para nelayan mampu mendapatkan banyak ikan.

“Memang siklusnya disini seperti ini, setiap pasca banjir di Sungai Mahakam, atau yang seperti saat ini (surut), ikan yang ada di sungai Mahakam pasti melimpah,” kata Sopian.

Baca Juga : Bupati Kukar Resmikan Jembatan Desa Sedulang, Muluskan Akses Masyarakat dan Tingkatkan Kesejahteraan

Sopian menyebut bahwa, dari 13 Desa yang ada di Kecamatan Muara Muntai, masyakarat di 12 Desa diantaranya berprofesi sebagai nelayan penangkapan ikan.

“98 persen masyarakat di Muara Muntai ini sehari-harinya bekerja sebagai nelayan, jadi tidak heran, kecamatan ini dalam sehari mampu mengirimkan olahan ikan tawar hingga berpuluh-puluh ton” jelasnya.

Meski melimpahnya ikan tawar di daerahnya. Sopian menyebut, masalah yang terjadi saat ini bagi para nelayan, yaitu turunnya harga ikan tawar. Parahnya harga ikan saat musim melimpah seperti ini hingga setengah harga dari harga normal.

Baca Juga : Bupati Kukar Resmikan Jembatan Desa Sedulang, Muluskan Akses Masyarakat dan Tingkatkan Kesejahteraan

“Yang terjadi di setiap musim Ikan melimpah seperti saat ini pasti harga anjlok,” bebernya.

Sopian berharap, Pemerintah Daerah memberikan solusi bagi para nelayan di wilayahnya, contohnya ia menyebut, pentingnya membangunkan gudang pendingin ikan bagi para nelayan.

“Memang harus ada solusi untuk menstabilkan harga, kami harap pemerintah daerah bisa membangunkan gudang pendingin ikan bagi para nelayan, jadi jika musim Ikan melimpah ini berhakir stok dan harga ikan tetap stabil,” pungkasnya.

Penulis : Kurniawan
Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected] atau Whatsapp +62 813-455-28646