0%
logo header
Jumat, 20 Oktober 2023 17:49

Pengembangan Ternak Ayam Petelur dan Boiler Pacu Potensi Peternakan di Gowa

Chaerani
Editor : Chaerani
Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan, disela-sela mendampingi Pj Gubernur Sulawesi Selatan, Bahtiar Baharuddin saat mengunjungi Peternakan Ayam di Desa Moncongloe, Kecamatan Manuju, kemarin. (Dok. Humas Gowa)
Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan, disela-sela mendampingi Pj Gubernur Sulawesi Selatan, Bahtiar Baharuddin saat mengunjungi Peternakan Ayam di Desa Moncongloe, Kecamatan Manuju, kemarin. (Dok. Humas Gowa)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, GOWA — Potensi peternakan di Kabupaten Gowa dinilai cukup besar, khususnya dalam hal pengembangan ternak ayam petelur dan boiler. Salah satunya di wilayah Kecamatan Manuju yang rata-rata masyarakatnya telah menjadi peternak ayam petelur hingga boiler (ayam potong).

“Untuk di wilayah ini sudah ada tiga close house ayam potong yang mensuplai kebutuhan masyarakat Makassar dan lainnya. Selain itu Kabupaten Gowa ini juga menjadi penyandang Makassar mulai dari kebutuhan makannya, sayurannya, bahkan airnya semuanya berasal dari Gowa,” ungkap Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan, disela-sela mendampingi Pj Gubernur Sulawesi Selatan, Bahtiar Baharuddin saat mengunjungi Peternakan Ayam di Desa Moncongloe, Kecamatan Manuju, kemarin.

Dalam kunjungan Pj Gubernur Sulawesi Selatan Bahtiar Baharuddin didampingi Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulsel, Nurlina Saking, Perwakilan OJK Regional Sulampua, serta beberapa perwakilan perbankan mengunjungi Radjawalie Farm milik Daeng Alli.

Baca Juga : Hingga Juni 2024, Transaksi Saham di Sulawesi Selatan Capai Rp9,36 Triliun

Sementara, Bahtiar menjelaskan, kedatangannya ke Kecamatan Manuju ini untuk melihat langsung peternakan warga. Selain itu ingin belajar dan mengetahui peluang dan kendala yang mungkin dihadapi dalam beternak ayam petelur, termasuk berapa modal yang dibutuhkan untuk pembuatan kandang.

“Saya belajar di sini, kalau kita bikin kandang dengan 3.000 ekor cukup dengan uang Rp650 juta. Itu sampai bertelur dan setiap hari bisa meraup Rp1,5 juta hingga Rp2 juta,” kata Bahtiar.

Peternakan kambing juga dinilainya potensial. Untuk anaknya saja yang baru keluar atau yang baru dilahirkan itu harganya kisaran Rp2,5 juta, dengan bibit indukan impor.

Baca Juga : Usung Tema Energi Ramah Lingkungan, Pemprov Sulbar bersama PLN Gelar PLN Mobile Sulbar Run 2024

“Makanya saya ajak teman-teman dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan bagaimana caranya belajar dengan orang yang sukses dibidangnya. Rencananya saya akan kembangkan Pucak Maros itu jadi kawasan pusat peternakan ayam dan kambing,” katanya.

Dirinya yakin sektor peternakan akan menjadi sumber pendapatan alternatif masyarakat dan mengatasi kemiskinan di Sulsel. Selain itu, lahan di ketinggian ini tidak bisa ditanami padi.

“Jadi memang harus ada alternatif usaha yaitu peternakan. Ini pakannya juga dari jagung sehingga dari hulu hingga hilir bisa kita hidupkan,” ujarnya.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected] atau Whatsapp +62 813-455-28646