0%
logo header
Jumat, 08 September 2023 21:08

Periode Juli 2023, OJK Catat Sektor Perbankan Indonesia Tumbuh Positif

Chaerani
Editor : Chaerani
Kepala Eksekutif Pengawasan Perbankan OJK Dian Ediana Rae saat memberikan gambaran kondisi sektor perbankan nasional dalam menunjang aktifitas jasa keuangan pada periode Juli 2023 melalui virtual, kemarin. (Chaerani/Republiknews.co.id)
Kepala Eksekutif Pengawasan Perbankan OJK Dian Ediana Rae saat memberikan gambaran kondisi sektor perbankan nasional dalam menunjang aktifitas jasa keuangan pada periode Juli 2023 melalui virtual, kemarin. (Chaerani/Republiknews.co.id)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan sektor jasa keuangan nasional masih terjaga dengan baik dan positif. Salah satunya pada sektor perbankan yang dinilai masih tumbuh positif.

Kepala Eksekutif Pengawasan Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengaku, di tengah volatilitas pasar keuangan serta perekonomian Eropa dan Tiongkok yang cenderung melemah, sektor perbankan Indonesia tetap resilien dengan fungsi intermediasi yang terjaga dan permodalan yang kuat.

Ia menyebutkan, pada periode Juli 2023, kredit tumbuh sebesar 8,54 persen secara year of year (yoy). Termasuk pada periode Juni 2023 yakni 7,76 persen atau menjadi Rp6.686 triliun, dengan pertumbuhan tertinggi pada kredit investasi sebesar 11,15 persen yoy.

Baca Juga : Liberti Sitinjak Akan Bentuk Tim Akuntabilitas Kinerja Anggaran Kemenkumham Sulsel

“Per jenis kepemilikan, pertumbuhan kredit Bank BUMN tumbuh tertinggi yaitu sebesar 9,81 persen yoy,” katanya di sela-sela Rapat Dewan Komisioner secara daring, kemarin.

Lanjutnya, secara tahunan, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Juli 2023 menjadi 6,62 persen yoy atau pada Juni 2023 sebesar 5,79 persen yoy atau menjadi sebesar Rp8.064 triliun, dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada Giro sebesar 10,92 persen yoy.

OJK mendorong kinerja intermediasi dengan tetap menjaga keseimbangan antara pertumbuhan pembiayaan dan terjaganya likuiditas. Likuiditas industri perbankan pada Juli 2023 dalam level yang memadai dengan rasio-rasio likuditas yang terjaga.

Baca Juga : Disambut Lautan Massa di Makassar, Cak Imin: Saya Menangkap Denyut Nadi Perubahan

Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) turun masing-masing menjadi 118,37 persen, jika dibandingkan Juni 2023 sebesar 119,05 persen) atau tetap jauh di atas threshold masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen.

“Kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL net perbankan sebesar 0,80 persen pada Juli ini, jika dibandingkan periode Juni 2023 sekitar 0,77 persen, dan NPL gross sebesar 2,51 persen atau pada Juni 2023 sebesar 2,44 persen,” terangnya.

Sementara, pemulihan yang terus berlanjut di sektor riil mendorong penurunan kredit restrukturisasi Covid-19 sebesar Rp21,91 triliun menjadi Rp339,13 triliun atau Juni 2023 sebesar Rp361,04 triliun, dengan jumlah nasabah turun 90 ribu menjadi 1,48 juta nasabah atau pada Juni 2023 sebesar 1,57 juta nasabah.

Baca Juga : Ahmad Syaikhu Bakar Semangat Kader dan Caleg PKS se Sulsel

Menurunnya jumlah kredit restrukturisasi juga mendorong penurunan Loan at Risk menjadi 12,59 persen pada Juli 2023 atau pada Juni 2023 sekitar 13,17 persen. Adapun jumlah kredit restrukturisasi Covid-19 yang bersifat targeted (segmen, sektor, industri dan daerah tertentu yang memerlukan periode restrukturisasi kredit/pembiayaan tambahan) selama satu tahun sampai 31 Maret 2024 adalah 45,5 persen dari total porsi kredit restrukturisasi Covid-19 atau sebesar Rp154,3 triliun.

Sementara, risiko pasar juga relatif rendah ditinjau dari Posisi Devisa Neto (PDN) tercatat stabil rendah sebesar 1,75 persen atau pada Juni 2023 sebesar 1,50 persen.

“Kondisi ini jauh di bawah threshold 20 persen. Selanjutnya, risiko yang terkait dengan suku bunga tetap terkendali dengan melandainya inflasi domestik sehingga tingkat suku bunga relatif stabil,” katanya.

Baca Juga : KELUARGA Smapat Makassar Reuni 2 Dekade, Yusmaniar Jabat Ketua Terpilih Alumni

Untuk mengantisipasi potensi risiko yang mungkin timbul ke depan, kondisi industri perbankan tercatat resilien dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) industri Perbankan sebesar 27,46 persen.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected] atau Whatsapp +62 813-455-28646