0%
logo header
Kamis, 28 September 2023 16:15

Wisatawan Takjub Dengan Ratusan Koleksi Sejarah Gowa di Musuem Balla Lompoa

Chaerani
Editor : Chaerani
Wisatawan saat melihat koleksi lontara khas Gowa di Musuem Balla Lompoa,di Jalan K.H Wahid Hasyim, Sungguminasa beberapa waktu lalu. Di musuem ini terdapat ratusan koleksi Kerajaan Gowa dari masa ke masa. (Dok. Chaerani/Republiknews.co.id)
Wisatawan saat melihat koleksi lontara khas Gowa di Musuem Balla Lompoa,di Jalan K.H Wahid Hasyim, Sungguminasa beberapa waktu lalu. Di musuem ini terdapat ratusan koleksi Kerajaan Gowa dari masa ke masa. (Dok. Chaerani/Republiknews.co.id)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, GOWA — Sejumlah wisatawan mengaku takjub dengan beragam koleksi yang dipajang di Musuem Balla Lompoa, Kabupaten Gowa.

Menurutnya koleksi-koleksi yang terpajang menjadi sumber pengetahuan terkait sejarah dan kebudayaan Kabupaten Gowa dari masa ke masa. Bahkan beberapa koleksi yang ada mampu menceritakan seperti apa kondisi sejarah di masa masing-masing kepemimpinan Raja Gowa.

“Bahkan kita bisa mengetahui sejarah peralihan dari Kerajaan Gowa ke sistem pemerintahan yang ada saat ini melalui koleksi yang ada,” ujar Putri saat berkunjung ke Museum Balla Lompoa, beberapa waktu lalu.

Baca Juga : Srikandi PLN Beri Bantuan Pengembangan Usaha ke Kelompok Difabel di Makassar

Putri yang merupakan mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Makassara ini mengaku senang mempelajari sejarah-sejarah daerah. Termasuk sejarah Kerajaan Gowa.

“Koleksi-koleksi yang ada di sini (museum) cukup lengkap. Mulai dari kita bisa melihat silsilah Raja Gowa masa ke masa, ada lontara asli Gowa, mahkota raja, model baju-bajunya seperti apa, dan lainnya,” terangnya.

Apalagi, lanjut Putri dengan adanya petanda barcode pada beberapa koleksi sangat memudahkan dirinya untuk mengetahui sejarah lengkap dari koleksi tersebut. Belum lagi penyediannya disiapkan dalam dua bahasa, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

Baca Juga : ASN Pemkab Gowa Dilatih Kuasai Publik Speaking

“Iya ada beberapa koleksi saya lihat pake barcode, tentunya ini sangat memudahkan kami. Penjelasan yang dilampirkan dalam situsnya juga cukup lengkap, makanya sangat membantu sekali,” akunya.

Pengunjung Musuem Balla Lompoa lainnya Fatmawati juga mengaku bahwa kondisi museum hingga kawasannya mengalami perubahan yang cukup baik. Misalnya, suasana kawasan yang semakin rapi dan modern, fasilitas pendukung seperti lahan pakir yang luar, toilet yang bersih, dan lainnya dianggap sangat membuat betah pengunjung.

“Semakin bersih dan rapi juga, dulunya kita lihat kayak kuno ki. Sekarang lebih modern, karena banyak tempat-tempat untuk berfoto. Instagramable lah pokoknya,” katanya.

Baca Juga : APBD Gowa 2024 Rp2 Triliun Resmi Disahkan

Saat berkunjung, ia pun mengaku sangat menikmati koleksi-koleksi musuem yang ada. Seperti logam-logam peninggalan kerajaan, alat makan kerajaan, hingga Alquran kuno yang ada di musuem.

“Saya kesini sama teman hanya untuk jalan-jalan, mau lihat seperti apa peninggalan sejarah dari Gowa ini,” kata warga Makassar ini.

Terpisah, Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gowa Gowa Ikbal Thiro mengatakan, hingga kini Museum Balla Lompoa telah memiliki ratusan koleksi yang dapat menjadi referensi informasi terkait perkembangan sejarah Kerajaan Gowa. Koleksi yang ada pun merupakan koleksi pusaka peninggalan Tumanurung Bainea dan Raja-raja Gowa dari masa ke masa.

Baca Juga : Kanwil Kemenkumham Sulsel Massif Sosialisasikan Tahun Tematik Indikasi Geografis

“Tercatat sekitar 465 koleksi peninggalan kerajaan, baik yang merupakan koleksi asli, maupun hasil replikasi,” katanya.

Ia menjelaskan, koleksi tersebut pun terdiri dari berbagai macam bentuk. Mulai dari logam, kertas, foto-foto kondisi kerajaan, foto raja-raja, dan lainnya. Koleksi yang dipelihara pun terbagi dari beberapa jenis, seperti koleksi utama yakni Salokoa. Salokoa ini adalah mahkota yang terbuat dari bahan emas murni dan beberapa butiran permata berhias. Salokoa ini merupakan peninggalan Karaeng Tumanurung Baineya sebagai Raja Gowa I pada awal abad 14.

“Koleksi Salokoa yang asli kita simpan di kamar khusus, ini tidak bisa dilihat. Makanya kita buat replikasinya untuk di pajang. Salokoa atau mahkota raja ini kita bersihkan dan buka setiap setahun sekali dalam prosesi Accera Kalompoang,” terangnya.

Baca Juga : Kanwil Kemenkumham Sulsel Massif Sosialisasikan Tahun Tematik Indikasi Geografis

Kemudian, ada koleksi lainnya seperti Lasippo yang merupakan senjata tradisional berbentuk parang yang terbuat dari besi bertuah dan dinamai Lauputtuli. Fungsi Lauputtuli ini dipergunakan raja sebagai pertanda untuk mendatangi suatu tempat atau daerah yang akan dikunjungi.

Selanjutnya, Sudanga atau sebilah senjata sakti berbentuk kalewang dan dipakai pada pelantikan raja yang berkuasa berhulu, dan bersarung tanduk binatang berhias emas putih berrelief geometris serta lilitan anyaman rotan. Ada pula Tatarapang, sebuah keris yang diberi nama I Tatarapang “I Daeng Ri Tamaonna” terbuat dari besi bertuah bersarung dari berhulu dari emas bertatahkan pertama.

“Seluruh koleksi yang ada di museum ini secara berkala dilakukan perawatan. Termasuk sarana penyimpanan benda-benda kebesaran kerajaan,” kata mantan Kepala Bagian Umum Sekretariat Kabupaten Gowa ini.

Baca Juga : Kanwil Kemenkumham Sulsel Massif Sosialisasikan Tahun Tematik Indikasi Geografis

Sementara kata Ikbal, dari bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) non fisik yang digelontorkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) setiap tahunnya juga memfokuskan pada pemeliharaan koleksi.

“Untuk pengelolaan dana DAK non fisik ini dialokasikan untuk beberapa item kegiatan. Salah satunya kegiatan pemeliharaan koleksi yang ada dalam museum sebesar 30 persen,” katanya.

Ia mengungkapkan, pemeliharaan koleksi tersebut dilakukan setiap tahun, dengan melihat jenis koleksi itu sendiri. Misalnya, Salokoa yang terbuat dari emas murni itu dipelihara dengan disepuh agar tetap menjaga warna dan keindahannya.

Baca Juga : Kanwil Kemenkumham Sulsel Massif Sosialisasikan Tahun Tematik Indikasi Geografis

Kemudian koleksi tembaga perak, perunggu dan sebagainya dalam bentuk uang koin dan besi-besi dalam bentuk senjata tajam itu dipelihara melalui konservasi bahan logam.

“Proses pemeliharaannya ini kita berdayakan dengan bekerjasama tim Ahli Badan Pelestarian Cagar Budaya Makassar. Tapi kadang juga kami mengambil tim ahli dari arkeolog Unhas, itu kita lakukan pemeliharaan rutin setiap tahunnya,” jelas Ikbal.

Termasuk pemeliharaan lemari tempat koleksi dipajang, di mana setiap tahunnya perawatan dilakukan dengan mengecatnya. Bahkan pemeliharaan ini bukan hanya memperhatikan koleksi yang ada, tetapi juga badan atau rumah museum.

Baca Juga : Kanwil Kemenkumham Sulsel Massif Sosialisasikan Tahun Tematik Indikasi Geografis

“Pemeliharaannya memang kita lakukan secara menyeluruh agar terawat dan teratur,” jelasnya lagi.

Lanjut Ikbal lagi, untuk koleksi lainnya yang ada di dalam Musuem Balla Lompoa yakni, Gelang Ponto Janga-Jangaya. Gelang ini berbentuk naga melingkar sebanyak empat buah yang berkepala satu, dinamai Mallipuang dan yang berkepala dua dinamai Tanipattuang.

Kemudian, pada koleksi utama, terdapat koleksi pendukung. Koleksi ini terdiri dari mata uang kuno yang terbuat dari perak dan perunggu, alat-alat musik tradisional, foto-foto yang pernah berkuasa, silsilah Kerajaan Gowa, hingga tulisan tangan Alquran.

Baca Juga : Kanwil Kemenkumham Sulsel Massif Sosialisasikan Tahun Tematik Indikasi Geografis

“Pemeliharaan koleksi yang ada dalam museum tentunya terus kita perhatikan. Tujuannya agar keberadaan museum dapat terus menjadi destinasi wisata sejarah dan budaya Kabupaten Gowa untuk diketahui anak-anak kita nantinya,” terangnya.

Dirinya mengatakan, ratusan koleksi yang dipajang dalam Museum Balla Lompoa ini secara keseluruhan dapat dilihat dan dikunjungi seluruh pengunjung. Tujuannya sebagai sarana edukasi sejarah dan budaya bagi masyarakat.

“Seluruh koleksi bisa dilihat pengunjung yang mendatangi museum. Kecuali Salokoa yang asli, makanya kita menyiasatinya dengan membuat duplikatnya. Karena memang itu hanya dibuka setahun sekali,” terangnya.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected] atau Whatsapp +62 813-455-28646