0%
logo header
Rabu, 30 April 2025 03:13

Catat Kinerja Positif, Aset Perbankan Sulsel Capai Rp201,34 Triliun

Chaerani
Editor : Chaerani
Ilustrasi kinerja perbankan. (Dok. Int)
Ilustrasi kinerja perbankan. (Dok. Int)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Total aset perbankan di wilayah Sulawesi Selatan tercatat mengalami pertumbuhan setiap tahunnya. Hingga posisi Februari 2025, total aset perbankan tumbuh sebesar 5,44 persen secara tahunan atau Rp201,34 triliun.

“Khusus sepanjang 2024 aset perbankan yang berhasil dibukukan sebesar Rp203,46 triliun,” kata Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulselbar Moch Muchlasin, dalam keterangannya, Rabu, (30/04/2025).

Adapun total aset perbankan di periode tersebut disumbang dari aset perbankan konvensional (umum) sebesar Rp197,57 triliun, sementara dari aset BPR mencapai Rp3,76 triliun. Kemudian, dari sisi kinerja intermediasi perbankan di wilayah Sulawesi Maluku dan Papua (Sulampua) menunjukkan daya tahan yang solid.

Baca Juga : Pemkab dan Polres Gowa Amankan 20 Truk Tambang Lebihi Muatan

Adapun untuk capaian dana masyarakat atau Dana Pihak Ketiga (DPK) di perbankan Sulawesi Selatan tumbuh 6,19 persen secara tahunan dengan nominal mencapai Rp135,06 triliun. Dimana DPK dari bank umum sebesar Rp132,52 triliun, dan bank BPR sebesar Rp25,3 triliun.

“Kontribusi DPK di Sulawesi Selatan ini didominasi oleh tabungan dengan share 58,87 persen,” sebut Muchlasin.

Di sisi kinerja dana pihak ketiga (DPK) perbankan di Sulampua juga masih didominasi oleh portofolio tabungan dengan nilai sebesar Rp198,94 triliun, disusul deposito sebesar Rp67,02 triliun, dan realisasi giro sebesar Rp66,69 triliun.

Baca Juga : Penerima Program Sertifikasi PLN Peduli Kini Bekerja Profesional

Sebelumnya, Muchlasin mengungkapkan, pada kinerja sektor jasa keuangan di wilayah Sulampua termasuk Sulawesi Selatan tetap tangguh di tengah meningkatnya ketidakpastian global.

Menurutnya, tekanan global yang meningkat tersebut tercermin dari revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Dimana, pihaknya berhasil menurunkan proyeksi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB ) global menjadi 3,1 persen pada 2025, dan 3 persen pada 2026 mendatang yang dipengaruhi meningkatnya hambatan perdagangan, ketidakpastian arah kebijakan, serta eskalasi risiko geopolitik.

“Dengan kinerja jasa keuangan kita yang masih tetap positif dan bertahan (resilien) hingga saat ini akan menjadi penggerak dalam mendorong pembiayaan produktif, memperluas inklusi keuangan, dan menjaga stabilitas ekonomi regional,” terangnya.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected] atau Whatsapp +62 813-455-28646