0%
logo header
Senin, 12 Agustus 2024 13:15

Industri Perbankan Jadi Mitigasi Risiko di Tengah Krisis Global

Chaerani
Editor : Chaerani
OJK berhasil meraih dua penghargaan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). (Dok. Ilustrasi)
OJK berhasil meraih dua penghargaan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). (Dok. Ilustrasi)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai ketahanan perbankan menjadi bantalan mitigasi risiko yang solid di tengah kondisi ketidakpastian global.

Di mana ketahanan perbankan juga ditopang oleh permodalan (CAR) yang masih di level tinggi yaitu sebesar 26,18 persen pada periode Juni 2024 jika dibandingkan Mei sebesar 26,17 persen. Kemudian, untuk produk buy now pay later di perbankan, per Juni 2024 baki debet tumbuh stabil 47,42 persen secara year of year (yoy) dari Mei 2024 sebesar 46,77 persen atau menjadi Rp17,72 triliun.

“Dari pencapain ini total rekening sebanyak 17,48 juta atau naik dari periode Mei 2024 dengan jumlah 17,26 juta,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae, dalam keterangan Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK, kemarin.

Baca Juga : Survei Terbaru SSI untuk Pilkada Lutim: Duet Budiman-Akbar Unggul 47,32 Persen, Ibas-Puspawati 41,95 Persen

Sementara, untuk risiko kredit untuk pay later di perbankan turun ke level 2,50 persen dari Mei 2024 sebesar 2,61 persen.

Ia mengungkapkan, secara keseluruhan kinerja fungsi intermediasi perbankan terus melanjutkan tren peningkatan. Pada Juni 2024, secara month to month (mtm) kredit mengalami peningkatan sebesar Rp102,29 triliun atau tumbuh sebesar 1,39 persen mtm. Adapun secara tahunan, pertumbuhan penyaluran kredit melanjutkan catatan double digit growth sebesar 12,36 persen yoy menjadi Rp7.478,4 triliun.

“Berdasarkan jenis penggunaan, kredit Investasi tumbuh tertinggi yaitu sebesar 15,09 persen yoy. Sementara itu, secara nominal yang terbesar adalah Kredit Modal Kerja sehingga menjadi sebesar
Rp3.389,53 triliun,” ujarnya.

Baca Juga : Dari Majene, Produk UMKM Rumah BUMN PLN Tembus Pasar Internasional

Ditinjau dari kepemilikan bank, bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit yaitu tumbuh sebesar 14,95 persen yoy. Sejalan dengan pertumbuhan Kredit, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami pertumbuhan positif. Pada Juni 2024, DPK tercatat tumbuh sebesar 0,27 persen mtm atau meningkat sebesar 8,45 persen yoy dari Mei 2024 sebesar 8,63 persen yoy atau menjadi Rp8.722,03 triliun.

“Sementara giro menjadi kontributor pertumbuhan terbesar yaitu 13,48 persen yoy,” katanya.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected] atau Whatsapp +62 813-455-28646