0%
logo header
Selasa, 29 April 2025 21:47

Kebutuhan Konsumtif Dominasi Penyaluran Kredit di Sulampua, Nilainya Rp220,99 Triliun

Chaerani
Editor : Chaerani
Ilustrasi kredit perbankan. (Dok. Istimewa)
Ilustrasi kredit perbankan. (Dok. Istimewa)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Pengajuan kredit untuk kebutuhan konsumtif mendominasi penyaluran kerdit di wilayah Sulawesi Maluku dan Papua (Sulampua). Realisasinya mencapai Rp220,99 triliun dari total penyaluran kredit yang ada.

Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulselbar Moch Muchlasin mengungkapkan, secara total penyaluran kredit perbankan di Sulampua mencapai Rp434,24 triliun, sementara kontribusi dari penyaluran ke kredit konsumtif Rp220,99 triliun.

“Penyaluran kredit konsumtif ini pun kondisinya sedikit lebih tinggi jika dibandingkan realisasi kredit produktif sebesar Rp213,24 triliun,” ungkapnya, dalam keterangannya, Selasa, (29/04/2025).

Baca Juga : Di Momen Harkitnas ke-117 Tahun 2025, Aliyah Mustika Ilham Serukan Persatuan dan Semangat Kerja

Kredit konsumtif ini pun misalnya digunakan untuk biaya pendidikan, pembelian barang elektronik, pembelian kendaraan bermotor, hingga biaya kesehatan.

Lanjutnya, di sisi kinerja dana pihak ketiga (DPK) perbankan di Sulampua juga masih didominasi oleh portofolio tabungan dengan nilai sebesar Rp198,94 triliun, disusul deposito sebesar Rp67,02 triliun, dan realisasi giro sebesar Rp66,69 triliun.

Muchlasin menerangkan, per Februari 2025, kredit perbankan juga menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 7,05 persen secara tahunan (year on year/yoy). Sementara itu, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat sebesar 3,86 persen yoy.

Baca Juga : Pemkot Makassar Siapkan Mekanisme PJLP, Solusi untuk Ribuan Honorer Tak Terdaftar

“Tingginya pertumbuhan kredit dibanding DPK mencerminkan bahwa perbankan tetap menjalankan fungsi intermediasinya secara optimal, terutama dalam menyalurkan pembiayaan ke sektor riil untuk mendorong aktivitas perekonomian daerah,” katanya.

Lanjutnya, dari sisi Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) Sulampua yang mencapai 130,54 persen mengindikasikan bahwa pembiayaan yang disalurkan sektor perbankan di wilayah Sulampua sebagian besar bersumber dari pendanaan luar daerah. Hal ini mencerminkan kepercayaan industri keuangan nasional terhadap potensi ekonomi di kawasan ini.

“Fungsi intermediasi yang tinggi di Sulampua masih diimbangi dengan rasio non performing loan (NPL) yang terjaga yaitu sebesar 2,45 persen,” katanya lagi.

Baca Juga : Tawarkan Harga Lebih Murah, PT SJAM Perkenalkan Paket Aksesori Grand Filano dan Fazzio

Kinerja sektor jasa keuangan ini pun dianggap tetap tangguh di tengah meningkatnya ketidakpastian global.

Menurutnya, tekanan global yang meningkat tersebut tercermin dari revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Dimana, pihaknya berhasil menurunkan proyeksi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB ) global menjadi 3,1 persen pada 2025, dan 3 persen pada 2026 mendatang yang dipengaruhi meningkatnya hambatan perdagangan, ketidakpastian arah kebijakan, serta eskalasi risiko geopolitik.

“Dengan kinerja jasa keuangan kita yang masih tetap positif dan bertahan (resilien) hingga saat ini akan menjadi penggerak dalam mendorong pembiayaan produktif, memperluas inklusi keuangan, dan menjaga stabilitas ekonomi regional,” terang Muchlasin.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected] atau Whatsapp +62 813-455-28646