REPUBLIKNEWS.CO.ID, KUKAR — Kecamatan Sebulu, Kutai Kartanegara (Kukar), kini memegang peran strategis dalam pengelolaan sampah secara mandiri setelah adanya pelimpahan kewenangan dari pemerintah kabupaten. Camat Sebulu, Edy Fahruddin, menyatakan bahwa pihaknya telah menerima sejumlah armada pendukung seperti dua unit truk, satu mobil pickup L300, dan dua kendaraan roda tiga (Viar) untuk mendukung operasional.
Namun, menurut Edy, persoalan sampah tidak cukup ditangani hanya dengan alat. “Masalah utama justru terletak pada kesadaran masyarakat. Karena itu, kami mulai fokus pada pendekatan edukatif dan partisipatif melalui gotong royong dan program pengelolaan sampah berbasis desa,” ujarnya, Rabu (21/05/2025).
Langkah tersebut mulai menunjukkan hasil. Beberapa desa di Sebulu telah membentuk relawan kebersihan yang aktif memantau dan mengelola sampah di wilayahnya. Sekolah-sekolah juga dilibatkan dalam program edukasi lingkungan dan bank sampah, yang mengajarkan siswa nilai ekonomi dari daur ulang dan pengomposan.
Baca Juga : Koperasi Merah Putih Jadi Pilar Ekonomi Desa, Camat Marangkayu: Saatnya Bangkit Lewat Kolaborasi
“Jangan lihat sampah hanya sebagai limbah, tapi sebagai potensi. Lewat pemilahan, daur ulang, atau pengomposan, kita bisa menciptakan nilai tambah sekaligus menjaga lingkungan,” tambah Edy.
Upaya ini sejalan dengan semangat membangun kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Dengan pendekatan bertahap dan melibatkan seluruh elemen masyarakat, Kecamatan Sebulu bertekad menciptakan sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
“Kami mendorong warga agar dapat mengelola sampah secara mandiri. Memang tidak bisa serentak, tapi melalui proses bertahap dan konsisten, target itu bukan hal yang mustahil,” tegasnya.
Baca Juga : Festival Nasi Bekepor ke-6 UNIKARTA: Simbol Inovasi Mahasiswa dan Pelestarian Budaya Kukar
Ke depan, pemerintah kecamatan juga menargetkan optimalisasi program bank sampah di setiap desa. Edy berharap pengelolaan berbasis masyarakat ini bisa menjadi solusi permanen dalam mengatasi persoalan sampah sekaligus membangun budaya hidup bersih.
“Kami akan menata kembali sistem bank sampah agar bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat. Semua pihak harus terlibat agar program ini benar-benar berhasil,” pungkasnya.