REPUBLIKNEWS.CO.ID, WAKATOBI — KRI dr Soeharso 990 berlabuh di Kabupaten Wakatobi Sulawesi tenggara untuk memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat. Kapal perang milik Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL) tersebut bakal membuka pelayanan kesehatan mulai tanggal 10 hingga 11 Desember 2022 di Pelabuhan Pangulubelo Wangi-wangi.
Kedatangan kapal perang milik TNI Angkatan Laut itu dalam rangka Hari Nusantara (Harnus) yang ditempatkan di Wakatobi 13 Desember.
KRI dr Soeharso sendiri tiba di Wakatobi pada Kamis 8 Desember 2022.
Baca Juga : Seluruh Warga Wakatobi Dijamin JKN-KIS, Bupati Haliana Terima Penghargaan UHC
Dansatgas Hari Nusantara, Kolonel Laut Joko Sutiono mengungkapkan bahwa KRI dr. Soeharso.990 datang ke Wakatobi dalam rangka hari Nusantara guna melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan gratis.
Untuk pelayanan kesehatan meliputi operasi katarak, pelayanan gigi dan mulut, kemudian khitanan (sunatan) massal, pretest stunting, pelayanan umum dan vaksin.
Disamping pengobatan gratis, kata dia, KRI dr Soeharso juga akan dilakukan open sip kepada masyarakat umum. Khususnya para pelajar untuk berkunjung agar lebih mengenal angkatan laut.
Baca Juga : Disketapang Wakatobi Sosialisasi Penanganan Kerawanan Pangan
“Besok untuk open sip, untuk masyarakat maupun pelajar,” katanya.
Awalnya Kapal Republik Indonesia Dr. Soeharso bernama KRI Tanjung Dalpele dengan nomor lambung 972 yang berfungsi sebagai kapal Bantu Angkut Personel (BAP). Pergantian nama dan fungsi diresmikan oleh Laksamana TNI Slamet Soebijanto pada 17 September 2008 di Pelabuhan Tanjung Emas.
Nama Dr. Soeharso sendiri diambil karena terinspirasi dari seorang dokter ortopedi atau ahli bedah tulang yang bernama Soeharso. Sosok ini sangat berjasa dalam menolong pejuang yang mengalami disabilitas selama masa perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Pada tahun 1973, melalui SK Presiden No. 088/Tk/1973, beliau mendapat anugerah pahlawan Nasional.
Baca Juga : MTQ dan FSQ Wakatobi 2023, Bupati: Ajang Mencari Qori, Qoriah dan Lasqi Terbaik
Kapal rumah sakit yang dimiliki oleh TNI AL ini merupakan satu-satunya kapal jenis rumah sakit yang ada di Indonesia. KRI ini memiliki bobot kosong 11.394 ton dan bobot penuh 16.000 ton, setara dengan berat 177 lokomotif kereta api. KRI ini memiliki dimensi panjang 122 meter, lebar 22 meter, dan draft 6,7 meter.
Kapal Republik Indonesia Dr. Soeharso dapat berlayar dengan kecepatan jelajah maksimal 13 knot. Kapal ini dilengkapi dengan sebuah alat penstabil gerakan. Alat ini berguna untuk mengurangi guncangan ketika berlayar di laut lepas.
KRI ini juga memiliki geladak yang panjang dan luas. Di sini terdapat sebuah hanggar yang dapat menampung 2 helikopter jenis Super Puma. Satu hanggar digunakan untuk helicopter standby, satu lagi digunakan untuk perawatan. Kapal yang berfungsi sebagai rumah sakit ini setara dengan rumah sakit tipe B.
Baca Juga : PLN Hadirkan Pelayanan Listrik 24 Jam di Pulau Kaledupa dan Binongko
Kapal ini memiliki 1 ruang UGD, 1 Ruang RR atau Post Operasi, 1 Ruang ICU, 3 ruang bedah yakni 2 ruang steril dan 1 ruang non steril, 6 ruang poliklinik seperti poli anak, gigi, mata, THT dan saraf. Selain itu kapal ini juga dilengkapi dengan 14 ruang penunjang poliklinik serta 2 ruang perawat yang dilengkapi dengan 20 tempat tidur di masing-masing ruangnya.
Kapal ini juga dilengkapi dengan penjernih air yang dapat mengubah air laut menjadi air tawar untuk berbagai macam kebutuhan. Fasilitas pendingin udara dan oksigen berupa tabung oksigen juga ada.
Selain memiliki fasilitas untuk penanganan medis, kapal milik TNI AL ini dilengkapi dengan tenaga medis yang mumpuni. Kapal ini memiliki 75 ABK (anak buah kapal) dan 65 staf medis yang mampu menangani 40 pasien rawat inap. Dalam kondisi darurat, kapal ini dapat menampung 400 pasukan dan 3.000 penumpang.
Baca Juga : PLN Hadirkan Pelayanan Listrik 24 Jam di Pulau Kaledupa dan Binongko
Meskipun berfungsi sebagai kapal rumah sakit, KRI Dr. Soeharso dilengkapi dengan persenjataan untuk keperluan perang. Persenjataan yang ada diantaranya adalah Meriam bofors SAK 40 mm L/70 1 pucuk, 2 pucuk senjata jenis Kanon Penangkis Serangan Udara (PSU) dan 2 buah senapan mesin 12,7 mm.