REPUBLIKNEWS.CO.ID, GOWA — Sebanyak 54 siswa dari Taman Kanak-kanak Islam Athirah 1 Makassar mengunjungi Museum Balla Lompoa, di Jalan KH. Wahid Hasyim, Kota Sungguminasa.
Seluruh siswa yang hadir musuem menikmati sejumlah koleksi-koleksi yang ada.
“Kunjungan kami kesini untuk mengajak mereka mengenal ragam sejarah yang dimiliki setiap daerah sejak dini. Salah satunya sejarah Kerajaan Gowa waktu itu,” kata Wakil Kepala TK Islam Athirah 1 Makassar Rosmawati, di sela-sela kunjungannya, kemarin.
Baca Juga : PLN “Sinari” 18 Keluarga Pra Sejahtera Bantuan Listrik Gratis
Selain itu, kunjungan ke Musuem Balla Lompoa ini juga sebagai upaya dalam melaksanakan implementasi Projek Penguatan Profil Pelajaran Pancasila (P5) dengan tema Aku Cinta Indonesia. Dimana projek tersebut diimplementasikan dengan melakukan tour wisata ke tempat- tempat bersejarah yang ada.
Rosmawati menyebutkan, selain Museum Balla Lompoa, pihaknya juga mengajak anak didiknya mengunjungi tempat- tempat bersejarah lainnya di Kota Makassar. Antara lain, Benteng Rotterdam (Museum Lagaligo), Benteng Somba Opu, dan Monumen Mandala (Pembebasan Irian Barat).
“Selama kunjungan di Musuem Balla Lompoa anak-anak antusias melihat dan mendengarkan penjelasan tentang sejarah budaya Kerajaan Gowa. Salah satunya penjelasan tentang raja-raja yang memimpin di Gowa,” terangnya.
Selain itu anak-anak juga mendapat penjelasan bahwa tempat-tempat bersejarah berfungsi untuk menyimpan dan melestarikan benda-benda bersejarah.
“Kita ingin mengenalkan pada anak-anak tentang budaya dan sejarah yang ada di Sulsel, termasuk di Gowa. Sehingga anak-anak dapat mencintai budayanya sejak dini,” katanya.
Selain itu, kegiatan implementasi P5 ini memberikan wawasan kepada anak-anak tentang tempat-tempat sejarah hingga kehidupan yang ada saat itu. Seperti, mengetahui seperti apa orang-orang yang terlibat dalam meraih Kemerdekaan RI.
Baca Juga : Darwisman: Potensi Perdagangan Karbon di Sulsel Besar
Sementara, salah satu anak didik TK Islam Athirah 1 Makassar Satria Maulana Wilyanto menyampaikan, dirinya merasakan perasaan senang dapat berkunjung di tempat-tempat sejarah di musuem. Sebab berkesempatan melihat langsung seperti apa kehidupan sejarah masa lampau.
“Saya senang bisa berkeliling dengan teman-teman melihat tempat bersejarah, ada rumah adat, baju bodo, gambar Sultan Hasanuddin. Ada badik dan tombak dan ada patung orang (replika pahlawan),” ucap Satria sapaan akrabnya.