0%
logo header
Sabtu, 03 Mei 2025 02:55

OJK dan BPS Rilis Hasil SNLIK 2025, Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan Meningkat

Chaerani
Editor : Chaerani
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, dan Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Ateng Hartono, di sela-sela Pengumuman hasil SNLIK 2025, secara virtual, kemarin. (Dok. Chaerani/Republiknews.co.id)
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, dan Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Ateng Hartono, di sela-sela Pengumuman hasil SNLIK 2025, secara virtual, kemarin. (Dok. Chaerani/Republiknews.co.id)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025.

Dimana, menunjukkan adanya kenaikan indeks literasi keuangan sebesar 66,46 persen dari tahun sebelumnya 65,43 persen. Sementara, indeks inklusi keuangan 80,51 persen dari periode tahun sebelumnya sebesar 75,02 persen.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi mengatakan, kegiatan SNLIK ini dilakukan untuk mengukur indeks literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia sebagai landasan program peningkatan literasi dan inklusi keuangan ke depan. SNLIK Tahun 2025 merupakan hasil kerja sama antara BPS dan OJK untuk yang kedua kalinya.

Baca Juga : Gubernur Sulsel Salurkan DBH Senilai Rp222 M untuk 24 Kabupaten Kota

“Kerja sama dimaksud untuk mendapatkan gambaran kondisi literasi dan inklusi keuangan Indonesia dari dua sudut pandang. Mulai dari mempertimbangkan evaluasi pada pelaksanaan SNLIK sebelumnya, dan kebutuhan data pemerintah melalui Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) yang lebih komprehensif,” ujarnya, di sela-sela Pengumuman hasil SNLIK 2025, secara virtual, kemarin.

Dari survei tersebut juga ditemukan bahwa berdasarkan sektor jasa keuanganmasih ditopang paling tinggi oleh sektor perbankan. Dimana, pada capaian indeks literasi mencapai 65,50 persen, dan inklusi keuangan sebesar 70,65 persen.

“SNLIK tahun ini menjadi salah satu faktor utama bagi OJK dan pemangku kepentingan lainnya dalam menyusun kebijakan, strategi dan merancang produk dan layanan keuangan yang sesuai kebutuhan dan kemampuan konsumen dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” terang Friderica.

Baca Juga : Pemkot Makassar dan Badko HMI Sulsel Perkuat Kolaborasi untuk Program Pemberdayaan Pemuda

Ie menegaskan, fokus OJK untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan baik secara konvensional maupun syariah tertuang dalam Peta Jalan Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen (2023-2027), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2025-2029, serta Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2025-2045.

Sementara, Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Ateng Hartono mengungkapkan, penghitungan SNLIK 2025 dilakukan menggunakan dua metode. Pertama, disebut sebagai Metode Keberlanjutan, yakni metode perhitungan yang dilakukan dengan cakupan sembilan sektor jasa keuangan.

Ia menyebutkan, seperti perbankan, pasar modal, perasuransian, lembaga pembiayaan, dana pensiun, pergadaian, lembaga keuangan mikro, Fintech Lending (Pindar), PT Permodalan Nasional Madani, dan Penyelenggara Sistem Pembayaran (PSP) sebagaimana cakupan pada SNLIK 2024, sehingga dapat digunakan sebagai alat ukur keberhasilan program literasi dan inklusi keuangan OJK.

Baca Juga : Pemprov dan Kanwil Kemenkum Sulsel Bahas Legalitas Koperasi Desa Merah Putih, Pemetaan Notaris Demi Dukung Percepatan

Kedua, disebut sebagai Metode Cakupan DNKI, adalah metode penghitungan yang memperluas cakupan sektor keuangan dengan penambahan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, serta Lembaga Jasa Keuangan Lain.

“Ini meliputi Koperasi Simpan Pinjam (KSP), penyelenggara perdagangan aset kripto, PT Pos Indonesia, lembaga penjaminan, dan lain-lain,” terangnya.

Ia menerangkan, saat ini metode Keberlanjutan menunjukkan indeks literasi keuangan Indonesia sebesar 66,46 persen, dan indeks inklusi keuangan sebesar 80,51 persen. Sementara metode Cakupan DNKI menunjukkan indeks literasi keuangan  sebesar 66,64 persen, dan indeks inklusi keuangan sebesar 92,74 persen.

Baca Juga : Gowa Salewangan Tingkatkan Akses Kesehatan yang Merata dan Berkualitas

“Selanjutnya, baik melalui metode Kebelanjutan maupun Cakupan DNKI, literasi keuangan syariah mencapai 43,42 persen dan inklusi keuangan syariah sebesar 13,41 persen,” terang Ateng.

Pendataan rumah tangga sampel SNLIK Tahun 2025 dilakukan mulai 22 Januari hingga 11 Februari 2025 di 34 provinsi yang mencakup 120 kota atau kabupaten. Termasuk delapan wilayah kantor OJK atau 1.080 blok sensus.

“Untuk jumlah responden SNLIK tahun ini sebanyak 10.800 orang yang berumur antara 15 hingga 79 tahun,” ungkapnya.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected] atau Whatsapp +62 813-455-28646