REPUBLIKNEWS.CO.ID,SINJAI — Pejabat Pemerintah Kabupaten Sinjai dinilai ogah memberikan respon dan tanggapan soal masalah yang sering terjadi di kalangan masyarakat. Terutama, saat kondisi harga kebutuhan pokok yang belum juga stabil jelang Natal dan Tahun Baru.
Pernyataan ini disampaikan mantan Sekretaris Daerah Sinjai, Andi Taiyeb Mappasere disalah satu grup WhatsApp saat menyinggung harga kebutuhan pokok khususnya harga cabe rawit yang masih terlalu mahal.
“Sampai hari ini belum ada langkah yang berarti untuk mengendalikan harga kebutuhan pokok yang meningkat tajam. Pemda Sinjai sepertinya mengandalkan pasar murah padahal itu tidak mampu menurunkan harga dan ini terbukti tetap naiknya harga-harga,” tulisnya disalah satu grup WhatsApp, Jum’at (22/12/2023) kemarin.
Baca Juga : Fahsul Falah Tawarkan Million Limbah Makassar Berinvestasi di Sinjai
Kekesalan itu kembali ditulis Andi Taiyeb saat sejumlah pejabat Pemkab Sinjai yang berada digrup tersebut enggan merespon tanggapannya soal harga kebutuhan pokok yang masih terlalu mahal dengan istilah pejabat yang hobi GTM dan NC.
“Sudah 5 tahun lebih para pejabat di Sinjai sepertinya melakukan Gerakan Tutup Mulut (GTM) dan No Comment (NC) dan ini sangat menurunkan kredibilitas Pemda dan mengecewakan,” ungkap rasa kekecewaannya.
Sebelumnya, Mantan Sekretaris Daerah Sinjai, Andi Taiyeb Mappasere menyinggung kerja Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang tidak mampu menurunkan harga kebutuhan pokok meski menggelar aksi pasar murah.
Baca Juga : DPRD Serahkan 5 Ranperda yang Telah Disepakati Bersama Pemda Sinjai
Dengan kenaikan beberapa kebutuhan pokok di Sinjai kata Andi Taiyeb, kerja-kerja Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) perlu dipertanyakan. Apa kerja TPID sekarang? kenapa tidak digerakkan?.
Sebab menurutnya, saat orang di rumah membeli cabe rawit di pasar sentral sinjai, harganya masih Rp90 ribu/kg. Namun, ia hanya membeli 1/2 kg dengan harga Rp45 ribu/kg.
“Harga cabai rawit tidak turun dari keadaan kemarin sehingga saran untuk Pemda Sinjai agar menjadi perhatian karena harga kebutuhan lain yang dijadikan standar perhitungan Inflasi daerah juga masih tinggi,” pungkasnya.
Baca Juga : Program Beasiswa Dinilai Gagal Dimasa Seto – Kartini, Mahasiswa Mengadu ke Pj Bupati Sinjai
Penulis: Asrianto