REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Makassar akan memasuki tahap kedua. Melihat ini berbagai pro dan kontra hadir. Ada pihak-pihak yang mendukung namun ada juga yang tidak.
Menurut pengamat Pengamat Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Makassar, Andi Luhur Prianto, mengatakan PSBB tahap kedua tanpa komitmen dari seluruh pihak, kebijakan tersebut hanya menjadi arena pertunjukan pelanggaran aturan.
“PSBB di Makassar belum didukung penuh kesadaran warga. Sepertinya PSBB bukan untuk kepentingan warga kota keseluruhan. Belum efektif, tapi jauh lebih baik karena telah dilakukan. Akhirnya kira bisa saling menilai tingkat solidaritas bersama dalam hidup berkota,” ucapnya saat di konfirmasi oleh republiknews.co.id, pada Kamis (07/05/2020).
Baca Juga : Ratusan Peserta Berkompetisi di 11 Cabang Lomba STQH Ke-XXXIV Gowa
Ia menilai, di sisi lain pelaksanaan PSBB tahap pertama tidak didukung pengorganisasian tata pemerintahan yang baik. Kesatuan komando dalam tim gugus dan organisasi pemerintah kota belum terjadi.
“Masih ada gerakan tambahan di internal Pemkot, seperti yang masih terjadi di tim gugus kemarin. Tindakan tegas, terutama pada para pelaku usaha yang melanggar, baru terjadi di akhir-akhir masa PSBB,” ungkap Andi Luhur Prianto.
Sementara itu terkait pendistribusian sembako, kata dia, harus lebih ditingkatkan dengan mendata lebih detail agar tidak salah sasaran. Mengingat masih banyak masyarakat yang betul betul sangat membutuhkan.
Baca Juga : Bupati Gowa: Puskesmas Gentungan Wajib Penuhi Layanan Kesehatan Masyarakat
Untuk kelanjutan PSBB tahap dua, menurutnya sangat tergantung dari komitmen dan kesiapan Pemerintah Daerah. (Thamzil)