0%
logo header
Minggu, 04 Mei 2025 04:20

Perbankan Syariah di Sulsel Menguat, Aset Tumbuh Hingga 18,67 Persen

Chaerani
Editor : Chaerani
Ilustrasi aset perbankan syariah. (Dok.Int)
Ilustrasi aset perbankan syariah. (Dok.Int)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulselbar memprediksi perbankan syariah akan menjadi pilihan bagi masyarakat di Sulawesi Selatan di masa mendatang. Hal ini dengan melihat kondisi perbankan syariah yang mengalami pertumbuhan positif dari tahun ke tahun.

Salah satunya dengan melihat kinerja perbankan syariah di posisi Februari 2025. Di mana, total aset perbankan syariah menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi sebesar 18,67 persen secara tahunan atau year on year (yoy) atau mencapai Rp16,85 triliun.

Kepala OJK Sulselbar Moch Muchlasin mengungkapkan, total aset perbankan syariah di Sulawesi Selatan juga menunjukkan peningkatan setiap tahun, terutama dalam tiga tahun terakhir. Misalnya, pada periode 2022 total aset di sektor tersebut sebesar Rp12,70 triliun, kemudian di periode 2023 sebesar Rp14,57 triliun, dan di periode 2024 menguat hingga Rp17,81 triliun.

Baca Juga : Hadiri Konferda PIKI, Munafri Tekankan Jaga Multikularisme

“Tentunya dengan melihat kinerja bank syariah setiap tahunnya kami optimis akan memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi daerah. Apalagi kan kita di Sulawesi Selatan banyak masyarakat muslim, sehingga potensinya cukup besar,” ungkapnya, dalam keterangannya, kemarin.

Kinerja perbankan syariah lainnya terlihat pada penghimpunan dana masyarakat atau dana pihak ketiga (DPK) yang tercatat tumbuh 15,69 persen atau sebesas Rp11,85 triliun. Sementara di periode 2024 lalu DPK syariah tercatat sebesar Rp12,15 triliun.

“Begitu juga dana masyarakat di bank syariah terlihat tumbuh secara tahunan. Seperti di 2023 itu mencapai Rp10,21 triliun, kemudian di tahun lalu tembus Rp12,15 triliun,” jelasnya.

Baca Juga : KBRI Berlin Gandeng PPI Jerman Beri Pelatihan Dasar Kepemimpinan 4.0

Selanjutnya, dari segi penyaluran pembiayaan juga tercatat tumbuh sebesar 20,25 persen secara tahunan atau menjadi Rp14,60 triliun. Kemudian, pada tingkat intermediasi perbankan syariah berada pada level 123,14 persen dengan tingkat NPF pada level 2,16 persen.

Sebelumnya, Muchlasin mengungkapkan, pada kinerja sektor jasa keuangan di wilayah Sulawesi Maluku dan Papua (Sulampua), termasuk di Sulawesi Selatan tetap tangguh di tengah meningkatnya ketidakpastian global.

Menurutnya, tekanan global yang meningkat tersebut tercermin dari revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Dimana, pihaknya berhasil menurunkan proyeksi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB ) global menjadi 3,1 persen pada 2025, dan 3 persen pada 2026 mendatang yang dipengaruhi meningkatnya hambatan perdagangan, ketidakpastian arah kebijakan, serta eskalasi risiko geopolitik.

Baca Juga : Wabup Gowa Harap BKPRMI Mampu Cetak Pemuda Berjiwa Pemimpin

“Dengan kinerja jasa keuangan kita yang masih tetap positif dan bertahan (resilien) hingga saat ini akan menjadi penggerak dalam mendorong pembiayaan produktif, memperluas inklusi keuangan, dan menjaga stabilitas ekonomi regional,” terangnya.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected] atau Whatsapp +62 813-455-28646