REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) mencatatkan stabilitas sektor jasa keuangan di Sulawesi Selatan pada periode Maret 2024 tetap terjaga dengan kinerja keuangan yang tumbuh positif secara year on year (yoy).
Salah satunya di kontribusi daei sektor kredit usaha mikro, dimana mendominasi penyaluran Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Berdasarkan data yang ada realisasi kredit kepada UMKM di Sulawesi Selatan tumbuh sebesar 9,48 persen (yoy) menjadi Rp60,90 triliun.
“Dimana dengan share sebesar 38,85 persen dari total kredit yang disalurkan Bank Umum di Sulawesi Selatan,” kata Kepala OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat Darwisman, dalam keterangannya, kemarin.
Baca Juga : Gandeng Media, Bawaslu Sulsel Perkuat Kinerja Kehumasan Jelang Pilkada Serentak 2024
Ia mengatakan, pertumbuhan tertinggi terdapat pada kredit usaha mikro sebesar 18,00 persen yoy menjadi Rp33,70 triliun dengan share sebesar 55,34 persen dari total kredit UMKM. Secara total, kredit UMKM telah disalurkan kepada 926.229 debitur dengan tingkat non performing loan (NPL) terkendali pada level 4,79 persen.
Ia menjelaskan, untuk total aset perbankan di Sulawesi Selatan posisi Maret 2024 tumbuh 8,41 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp193,55 triliun. Dimana terdiri dari aset Bank Umum Rp189,83 triliun, dan aset BPR Rp3,72 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 7,15 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp128,90 triliun.
“Untuk kredit yang disalurkan tumbuh tinggi sebesar 11,03 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp159,78 triliun,” sebut Darwisman.
Baca Juga : Surya Paloh Imbau Kader NasDem Solid Menangkan Duet ASS-Fatma di Pilgub Sulsel 2024
Kemudian, pada kinerja intermediasi perbankan Sulsel terjaga dengan Loan to Deposit Ratio (LDR)
126,37 persen dan tingkat rasio kredit bermasalah berada di level aman 3,00 persen. Sejalan dengan kinerja perbankan Sulawesi Selatan, kinerja industri perbankan di wilayah Sulampua juga turut berhasil tumbuh pada total aset sebesar 8,47 persen secara yoy, DPK 6,51 persen yoy dan kredit sebesar 11,55 persen yoy.
“Dimana dengan tingkat intermediasi loan to deposit ratio (LDR) sebesar 126,33 persen dengan NPL yang terjaga di angka 2,61 persen,” ujarnya.