REPUBLIKNEWS.CO.ID, GOWA — Sebanyak 70 siswa yang terdiri dari siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Bontomarannu dan SMPN 2 Pattallassang belajar sejarah dan budaya di Museum Balla Lompoa.
Kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan Belajar di Museum yang terus didorong Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gowa dalam program Ayo ke Museum. Para siswa ini pun diterima langsung Sekretaris Disparbud Gowa Nasrun B, dan Kepala Bidang Kebudayaan Disparbud yang juga Kepala Museum Balla Lompoa Ikbal Thiro.
“Kami memang menggandeng sekolah-sekolah untuk mengajak siswanya berwisata sejarah melalui Belajar di Museum. Termasuk memanfaatkan kawasan Museum Balla Lompoa sebagai lokasi berbagai kegiatan,” katanya, dalam pertemuan, kemarin.
Baca Juga : Ilham Fauzi Tekankan Peranan Penting Pemuda di Era Society 5.0
Dalam kegiatan Belajar di Museum Balla Lompoa ini, para siswa diberikan arahan dan materi terkait koleksi yang ada di museum. Hingga pentingnya mengenal dan menjaga keberadaan museum sebagai warisan sejarah dan kebudayaan daerah.
“Ini memang program rutin dari Pengelola Museum Balla Lompoa setiap tahun. Tujuannya sebagai cara mengedukasi pelajar tentang pentingnya arti museum,” terang Ikbal.
Ia mengaku, upaya mengajak pelajar berkunjung ke Museum Balla Lompoa atau belajar di museum menjadi upaya yang terus didorong. Sebab, keberadaan museum sebagai sarana edukasi sejarah dan budaya daerah perlu diperkenalkan ke generasi sejak dini.
Baca Juga : Kedatuan Sawitto Sematkan Pin Kedatuan ke Azhar Arsyad di Pinrang
Tujuannya, sebagai upaya merawat sejarah dan budaya daerah agar tetap dikenal dan tak punah. Apalagi, hal ini juga menjadi program nasional dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) dengan tagline Ayo ke Museum, Kenali Sejarahmu, Kenali Budayamu, dan Museum di Hatiku.
“Belajar di museum ini selain sebagai kegiatan rekreasi juga untuk mengenal lebih dekat sejarah dan budaya yang ada. Apalagi di Gowa ini kan sebelumnya adalah daerah kerjaan, sehingga sangat penting untuk diketahui,” katanya.
Dengan mengajak anak-anak belajar di museum mereka dapat mengetahui keberadaan museum dan koleksi peninggalan sejarah dan kebudayaan Kerajaan Gowa dari masa ke masa.
Baca Juga : Hari Kedua, Begini Progres Pelaksanaan TMMD Ke-122 TA 2024 Kodim 1425 Jeneponto
Lanjut Ikbal, termasuk mendorong beberapa hal yang dianggap penting dan berkontribusi dalam mempromosikan Museum Balla Lompoa agar ramai dikunjungi. Pertama, memassifkan sosialisasi, baik melalui kegiatan maupun memanfaatkan seluruh platform media yang ada.
“Allhamdulliah kami telah memanfaatkan semua media yang ada. Baik media elektronik, media online, maupun media sosial untuk memperkenalkan keberadaan Musuem Balla Lompoa ini,” terangnya .
Kedua, menyiapkan anggaran kegiatan sosialisasi dan publikasi. Meskipun anggaran yang disiapkan masih dalam jumlah sedikit, tetapi pihaknya menganggap harus disentuh untuk digunakan melakukan perubahan atau perbaikan dalam rangka menarik minat pengunjung.
Baca Juga : Kolaborasi “Jaga Bersama”, Siapkan Tenaga Komunikator Imunisasi Serviks Bagi Anak
Ketiga, menguatkan publikasi, dimana mempublikasikan semua objek prioritas utama, salah satunya Musuem Balla Lompoa. Publikasi ini tujuannya agar lebih dikenal lagi oleh masyarakat secara luar.
“Apalagi keberadaan Musuem Balla Lompoa ini telah menjadi sebuah cagar budaya. Sehingga perlu lebih dikuatkan lagi sosialisasi dan publikasinya agar lebih dikenal masyarakat sebagai sebuah warisan budaya dan sejarah daerah yang wajib dikunjungi,” tegas Ikbal.
Menurutnya, Museum Balla Lompoa yang telah berstatus cagar budaya ini tentunya akan berpotensi menggeliatkan jumlah kunjungan. Sebab, status satu objek destinasi wisata sejarah jika telah berstatus cagar budaya ataupun sudah ada penguatan dari kementrian maka akan berpotensi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.
Baca Juga : Kolaborasi “Jaga Bersama”, Siapkan Tenaga Komunikator Imunisasi Serviks Bagi Anak
“Kita dibantu oleh pemerintah pusat untuk mensosialisasikan itu dan mempublikasikannya,” katanya.