REPUBLIKNEWS.CO.ID, GOWA — Jajaran pejabat Bidang Kebudayaan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gowa menerima langsung kunjungan rombongan anggota Ombudsman Republik Indonesia (RI) di Musuem Balla Lompoa, Jalan KH. Wahid Hasyim, Kota Sungguminasa.
“Rombongan Ombudsman RI ini datang melihat seluruh koleksi-koleksi yang ada di Museum Balla Lompoa. Beberapa koleksi pun takjub dilihatnya, sebab itu menjadi catatan sejarah dan budaya asli Kabupaten Gowa yang hanya bisa dilihat di dalam museum ini,” kata Kepala Bidang Kebudayaan Disparbud Gowa Ikbal Thiro, dikonfirmasi, Minggu, (12/11/2023).
Ikbal mengaku, Musuem Balla Lompoa telah menjadi destinasi sejarah dan kebudayaan Kabupaten Gowa yang terus dilirik wisatawan. Baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Berdasarkan data yang dihimpun sepanjang periode Januari hingga Agustus 2023 tercatat sebanyak 17.290 wisatawan yang telah berkunjung ke Musuem Balla Lompoa.
Baca Juga : Netralitas ASN Hingga Politik Uang Jadi Potensi Kerawanan Masa Kampanye
“Dari jumlah ini terdiri dari 385 wisatawan mancanegara, dan 16.905 orang adalah wisatawan domestik,” ujarnya.
Selain itu, dari sejumlah destinasi wisata sejarah dan budaya di Kabupaten Gowa, Museum Balla Lompoa menjadi salah satu icon dengan jumlah kunjungan yang cukup besar. Sebab, di museum ini memang terdapat banyak pengetahuan-pengetahuan terkait sejarah Kerajaan Gowa dari masa ke masa.
Lanjut Ikbal, berbagai upaya juga dilakukan dalam rangka memudahkan wisatawan yang berkunjung ke Musuem Balla Lompoa, salah satunya melalui pemanfaatan pengembangan digital.
Baca Juga : Kadivim Kemenkumham Sulsel Ajak Pegawai Selesaikan Target Kinerja B12
Dimana hal ini diterapkan dengan menyiapkan barcode pada sejumlah koleksi yang ada di museum. Fungsi barcode yang ada pada puluhan koleksi tersebut akan memberikan informasi terkait sejarah koleksi dan ditawarkan dalam dua bahasa, yakni bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
“Pengembangan penggunaan barcode ini pun kita kerjasamakan dengan Mitologi Bumi Sulawesi (MBS) sebagai pihak yang menyiapkan sistemnya,” katanya.
Koleksi yang telah di barcode adalah koleksi-koleksi utama yang ada di Museum Balla Lompoa. Antara lain, riwayat tentang Raja-raja Gowa yang pernah berkuasa, kemudian mahkota raja atau Salokoa dan aksesoris lainnya, dan senjata-senjata tajam tradisional yang dipergunakan di zaman kerajaan Gowa.
Baca Juga : Disparbud Gowa Ajak Puluhan Siswa SMP Belajar di Museum Balla Lompoa
“Termasuk juga beberapa pakaian-pakaian adat yang menjadi koleksi kami di Museum Balla Lompoa,” terang Ikbal lagi.
Kedepan, pihaknya pun menargetkan seluruh koleksi yang ada di Museum Balla Lompoa bisa diakses wisatawan hanya dengan melalui barcode. Sehingga wisatawan yang datang akan lebih mudah mendapatkan informasi yang ada pada setiap koleksinya. Termasuk wisatawan mancanegara karena telah didesain dengan informasi menggunakan bahasa inggris.
Selain itu kata Ikbal, perbaikan Museum Balla Lompoa juga dilakukan melalui pembaharuan beberapa sistem dan perbaikan tata letak koleksi dengan menyiapkan tempat penyimpanan koleksi (lemari) yang baru.
Baca Juga : Kanwil Kemenkumham Sulsel Sosialisasikan KIK ke Pelaku Kebudayaan Se-Kota Makassar
“Selain itu juga ada beberapa sistem yang kita perbarui seperti tata letak koleksi yang saat ini mungkin sudah jenuh di lihat pengunjung, itu kita perbaiki dengan merubah tata letak dan membuat beberapa lemari yang baru,” katanya.