0%
logo header
Kamis, 09 Februari 2023 18:01

Sektor Pertanian Hingga Peternakan Sumbang Konsumsi Listrik PLN Sepanjang 2022

Chaerani
Editor : Chaerani
Konsumsi listrik yang dicatatkan PT PLN (Persero) sepanjang 2022 juga disumbang melalui sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan lainnya. (Dok. Humas PLN UIP Sulawesi)
Konsumsi listrik yang dicatatkan PT PLN (Persero) sepanjang 2022 juga disumbang melalui sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan lainnya. (Dok. Humas PLN UIP Sulawesi)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, JAKARTA — Penjualan atau konsumsi listrik PLN yang berhasil mencapai 6,17 persen atau 270,82 terawatt hour (Twh) sepanjang 2022 juga disumbang dari sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan. Konsumsi listrik ini melalui program electrifying agriculture modern berbasis energi listrik.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, penjualan listrik yang mencapai 85,28 juta pelanggan tersebut bukan hanya menyasar sektor industri. Tetapi strategi PLN dalam menjaga pertumbuhan konsumsi listrik juga melalui sektor pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan.

“program agriculture ini sukses menyumbang penjualan sebesar 0,31 TWh sepanjang 2022,” katanya dalam keterangannya, kemarin.

Baca Juga : 7 Komisioner KPID Sulsel Resmi Dilantik, Dari Latar Belakang Jurnalis Hingga Eks Aktivis Prodem

Melalui program electrifying agriculture, PLN juga mendorong inovasi pada sektor pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan.

“Tujuannya agar masyarakat yang sebelumnya menggunakan alat-alat mesin pertanian berbasis fosil, mahal dan merusak lingkungan menjadi berbasis listrik, murah dan ramah lingkungan,” tambah Darmawan.

Selain itu, untuk bisa mendorong pertumbuhan konsumsi listrik di sektor pelanggan rumah tangga dan retail, PLN menjalankan program intensifikasi program pemasaran. Antara lain dengan menawarkan promo tambah daya yang menyumbang penjualan sebesar 1,31 TWh.

Baca Juga : Bertransformasi, Indosat HiFi Siap Tawarkan Internet Rumah Berkualitas dan Andal

Sebelumnya, PT PLN (Persero) mencatat sepanjang 2022 penjualan listrik mencapai 270,82 TWh. Pencapaian ini menjadi penjualan terbaik karena meningkat sebesar 15,75 TWh dibanding tahun sebelumnya yang hanya sebesar 255,07 TWh.

Darmawan menjelaskan, capaian terbaik ini dibungkus oleh PLN di kala pandemi Covid-19 masih melanda. Upaya ini sebagai langkah untuk bisa tetap menciptakan kinerja perusahaan yang baik.

“Sesuai arahan pemerintah, PLN secara all out untuk turut menjaga pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi Covid-19 melalui keandalan pasokan listrik bagi industri, bisnis, UMKM, hingga seluruh lapisan masyarakat,“ jelasnya.

Baca Juga : Indosat Dorong Inovasi Sampah Plastik Jadi Pulsa Untuk Objek Penelitian Kampus

Dirinya melanjutkan, torehan penjualan terbaik pada 2022 merupakan buah dari strategi ekstensifikasi dan intensifikasi yang dilakukan oleh perseroan. Adapun strategi intensifikasi meliputi program pemasaran tambah daya bagi pelanggan eksisting. Sementara strategi ekstensifikasi meliputi penciptaan demand listrik baru, yaitu program akuisisi captive power, dan electrifying agriculture.

“PLN terus mencari ceruk pasar baru melalui program Akuisisi Captive Power, sehingga berhasil mengajak banyak pelanggan bisnis dan industri untuk beralih dari penggunaan pembangkit listriknya sendiri ke listrik PLN. Makanya program ini berhasil menyumbang penjualan sebesar 2,53 TWh,” tambah Darmawan.

Darmawan mengatakan, secara regional penjualan listrik selama 2022, seluruh wilayah mengalami peningkatan. Wilayah Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara (Sulmapana) menjadi paling pesat pertumbuhannya, dengan 9,34 persen atau 20,34 TWh. Hal ini menjadi sinyal pertumbuhan industri di wilayah timur Indonesia mulai bergeliat.

Baca Juga : Program Seragam Sekolah Gratis Bikin Warga Mapala Dukung Seto-Rezki

Sementara itu, wilayah Sumatera dan Kalimantan tumbuh sebesar 6,43 persen atau 56,05 TWh dan regional Jawa, Madura dan Bali sebesar 5,78 persen atau 194,42 TWh.

Secara sektoral dan berurutan pada 2022, penjualan tenaga listrik pada tarif rumah tangga menyumbang 42,53 persen, tarif industri menyumbang 32,35 persen, bisnis 17,49 persen, tarif sosial menyumbang 3,69 persen, tarif publik menyumbang 3,15 persen dan layanan multiguna, traksi serta curah menyumbang 0,79 persen.

“Sebuah kehormatan bagi PLN dapat menjadi bagian dalam pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi. Capaian pertumbuhan penjualan listrik pada 2022 menjadi bukti nyata bahwa kita bersama berhasil menjaga stabilitas di tengah kondisi pandemi dan geopolitik global yang tidak menentu,” tegas Darmawan.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected] atau Whatsapp +62 813-455-28646