0%
logo header
Senin, 15 Januari 2024 22:14

Tuntutan Tak Terpenuhi, Massa Kembali Duduki Kantor Telkom Merauke

Mulyadi Ma'ruf
Editor : Mulyadi Ma'ruf
Aksi Unjuk Rasa Jilid II Gangguan Internet di Merauke. (Foto: Hendrik Resi / republiknews.co.id)
Aksi Unjuk Rasa Jilid II Gangguan Internet di Merauke. (Foto: Hendrik Resi / republiknews.co.id)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MERAUKE — Aksi unjuk rasa massa yang tergabung Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Peduli Internet kembali berlangsung di Kota Merauke, Senin (15/01/2024).

Unjuk rasa jilid II ini, kembali digelar, setelah tuntutan aksi pertama terkait pemulihan jaringan internet di Merauke selama 3X24 jam pada Kamis 11 Januari 2024 lalu, tidak dipenuhi PT. Telkom.

Sebagai mana unjuk rasa sebelumnya, aksi kali ini dilaksanakan di dua titik yakni Kantor Bupati dan di Kantor Telkom Merauke.

Baca Juga : Kejari Merauke Sidik Perkara Dugaan Tipikor Pembangunan Lanjutan Kantor Bupati Baru Boven Digoel

Massa aksi awalnya mendatangi Kantor Bupati dan berorasi di hadapan Bupati Merauke, Romanus Mbaraka yang hadir langsung mendengarkan tuntutan mahasiswa dan masyarakat.

Di hadapan massa aksi, Bupati Romanus mengaku Pemerintah Kabupaten Merauke tidak pernah membatasi hadirnya provider jaringan internet lain di Merauke selain Telkomsel. Menurut Romanus Mbaraka hadir tidak sebuah provider ada kalkulasi bisnisnya.

“Ceritanya ketika dibangun tower Telkomsel di sini, semua provider punya kesempatan masuk kesini. Telkomsel boleh masuk, Indosat boleh masuk, Mentari boleh masuk, siapa saja boleh masuk. Bukan pemerintah yang membuat pembatasan ini.

Baca Juga : Rumah Perjuangan Paslon Bupati Hendrik-Riduwan di Distrik Kurik Merauke Diresmikan

“Tapi mereka sendiri yang punya survei pasar. Mereka sendiri yang harus bangun infrastrukturnya, tower dan lain-lain. Provider atau operator lain boleh saja masuk, pemerintah itu terbuka. Ini bisnis murni. Telkomsel kenapa bisa kesini, tadinya kita semua bergantung kepada satelit sebelum kita ada kabel ini.

“Saat sebelum kabel optik masuk, tadinya kita bayar satelit yang mahal sekali. Provider lain tidak sanggup masuk kesini dengan hitung-hitungan pasar. Jadi bukan Pemda yang batasi. Untuk kemajuan daerah ini kita semua berjuang,” tegas Romanus Mbaraka.

Setelah mendengarkan penjelasan dari Bupati Romanus, massa aksi lagi-lagi tidak puas. Merasa tak puas dengan jawaban itu, massa aksi lalu beranjak menuju Kantor Telkom Merauke dengan nada kecewa.

Baca Juga : Plat Kendaraan Bermotor di Papua Selatan Resmi Berganti dari PA ke PS

Di Kantor Telkom Merauke, meskipun hujan terus mengguyur, massa tetap melakukan aksi dan menggelar orasi. Aksi massa tersebut intinya menuntut jaringan internet segera normal atau pulih kembali. Massa sempat mengancam untuk menduduki Kantor Telkom sebelum tuntutan mereka terpenuhi.

“Hari ini, kenapa kami kembali datang? Kami datang karena PT Telkom tidak memenuhi tuntutan kami di aksi sebelumnya, yakni 3X24 jam internet harus normal. Kami sangat kecewa. Kami tidak akan pulang kalau permintaan kami tidak dipenuhi.

“Kami tetap akan duduki kantor ini. Bila perlu kami akan gelar minum kopi di sini, di Kantor Telkom. Kami sangat marah karena Telkom berkali kecewakan mahasiswa, kecewakan masyarakat. Kami minta bukti dan penyebab putusnya kabel optik itu,” seru Koordinator Aksi Riski Pattiasina selaku jenderal lapangan.

Baca Juga : Sekda Papua Selatan Tegaskan Pejabat Pemprov Wajib Mundur Jika Maju Calon Kepala Daerah

Pantauan media ini, aksi sempat terjadi gesekan dengan aparat keamanan ketika massa aksi yang berupaya menjemput paksa pimpinan Telkom untuk memberikan klarifikasi kepada peserta aksi unjuk rasa.

Kemarahan massa aksi  mulai mereda ketika berkali-kali mendapat penjelasan General Manager Wilayah Telkom Papua Antonius Joko Sritomo melalui corong mimbar aksi itu dan juga negosiasi dan imbauan persuasif dari Kapolres Merauke AKBP I Ketut Suarnaya.

Tuntutan massa aksi yang tadinya mendesak agar jaringan internet segera pulih seratus persen, pun mengerucut.

Baca Juga : Sekda Papua Selatan Tegaskan Pejabat Pemprov Wajib Mundur Jika Maju Calon Kepala Daerah

Mereka akhirnya meminta Telkom agar segera memberikan penguatan jaringan internet di titik-titik yang disediakan serta kompensasi dan ganti rugi penggunaan paket data dan paket WIFI (Indihome) yang hangus selama terjadinya gangguan internet.

Massa aksi lagi-lagi meminta klarifikasi pihak Telkom terkait penyebab putusnya kabel optik bawah laut dan foto bukti kerusakan yang berdampak pada gangguan jaringan internet di Merauke, yakni penurunan kualitas layanan LTE 4G.

Unjuk rasa mahasiswa dan masyarakat berlangsung hingga pukul 18.30 WIT dengan kesepakatan yang harus dipenuhi pihak Telkom terkait tiga tuntutan yakni penguatan jaringan internet di titik-titik yang disediakan, kompensasi dan ganti rugi penggunaan paket data dan kompensasi paket WIFI (Indihome) yang hangus selama terjadinya gangguan internet. (*)

Penulis : Hendrik Resi
Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected] atau Whatsapp +62 813-455-28646