0%
logo header
Rabu, 27 Desember 2023 15:36

Arief Rosyid Hasan Perkuat Peran Pemuda Dengan Pendekatan Kebudayaan

Chaerani
Editor : Chaerani
Arief Rosyid Hasan saatmenyampaikan Pidato Kebudayaan "Gerbong Pemuda dan Visi Indonesia Emas 2045", di Gedung Mulo Makassar, Rabu, (27/12/2023). (Dok. Chaerani/Republiknews.co.id)
Arief Rosyid Hasan saat menyampaikan Pidato Kebudayaan "Gerbong Pemuda dan Visi Indonesia Emas 2045", di Gedung Mulo Makassar, Rabu, (27/12/2023). (Dok. Chaerani/Republiknews.co.id)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Arief Rosyid Hasan yang merupakan Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Tahun 2013 – 2015 terus berkomitmen dalam mendorong peran pemuda menuju Indonesia Emas 2045.

Upaya ini pun dilakukan melalui pendekatan kebudayaan. Dimana upaya memberdayakan orang muda atau pemuda telah menjadi konsen alumni Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin (Unhas) angkatan 2004 ini sejak 2013 lalu.

Bahkan dari konsen tersebut, Arief berhasil mendesak pemerintah untuk melahirkan Perpres Kepemudaan. Atas komitmennya memberikan ruang-ruang yang luas untuk orang muda, pada 2017 lalu Presiden Joko Widodo menerbitkan Perpres 66/2017 tentang kepemudaan.

Baca Juga : Demi Gaya Hidup Sehat, Herbathos Kenalkan Produk Herbal di Acara F8 Makassar

“Kita harus bisa mendorong orang muda memberikan tindakan nyata. Dimana dengan mereka memiliki kesadaran sosial, spiritual, dan berkebudayaan,” kata Arief, usai menyampaikan Pidato Kebudayaan “Gerbong Pemuda dan Visi Indonesia Emas 2045”, di Gedung Mulo Makassar, Rabu, (27/12/2023).

Demisioner PB HMI ini mengungkapkan, dalam khazanah kebudayaan Bugis-Makassar misalnya ada banyak figur yang bisa disebut memiliki pengaruh. Misalnya, ada keberanian dan kepemimpinan seorang Sultan Hasanuddin, kemudian warisan ketaatan spritual Syekh Yusuf Tuanta Salamaka, dan nilai-nilai intelektualitas dari Karaeng Pattingalloang.

“Warisan-warisan inilah yang perlu kita tiru. Dimana warisan kepemimpinan, spiritualitas, dan intelektualitas dapat menjadi bekal dasar kita sebagai seorang pemuda yang berkeinginan untuk membuat sebuah gerakan maju,” ungkapnya.

Baca Juga : Pemkab Gowa Susun SOP Layanan Pencegahan Perkawinan Anak

Apalagi, lanjutnya saat ini telah didukung dengan afirmasi kebijakan yang sudah ada. Sehingga, representasinya yang perlu terus didorong, meskipun di saat ini sudah mulai muncul.

“Sehingga memang upaya secara bersama-sama ini terus kita dorong, makanya sejak 2010 membangun narasi kepemudaan sekarang kita perkuat ini gerbongnya. Semua anak-anak muda yang merasa berkepentingan untuk ada dimasa yang akan datang, terlibat dalam berbagai urusan-urusan publik, sosial, politik dan segala macam itu harus berangkulan karena tanpa solidaritas, tanpa kebersamaan mustahil kita bisa wujudkan,” tegas alumnus Master Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) ini.

Menurutnya, dalam mendorong peran pemuda melalui pendekatan kebudayaan yakni memberikan kesadaran bahwa mereka (pemuda atau orang muda) yang akan menentukan masa depan. Sehingga, setelah mereka tahu mereka yang menentukan masa depan, mereka harus tahu dari mana dia berasal. Baik dari budaya, dan lainnya.

Baca Juga : Bawaslu Sulsel Temukan Puluhan Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN, Pinrang Terbanyak

“Termasuk budaya tolong menolong yang sejauh ini dilihat banyak ditinggalkan karena anak muda saat ini banyak berada di ruang digital. Sementara ruang ini hanya kanalisasi atau alat saja, makanya seharusnya tidak boleh menjadi hal yang mengatur segalanya,” ungkapnya.

Kedepannya, dalam mendorong kemajuan mereka, orang muda tersebut harus menjadi subjek. Karena itu perlu didorong sebanyak-banyaknya anak muda agar tampil ke ruang publik, tampil menjadi tokoh-tokoh dimana mereka berada. Seperti dalam ruang politik, budaya, pendidikan, dan lainnya.

“Calon-calon legislatif yang muda itu harus diberikan kesempatan yang luas untuk tampil. Kemudian nanti di pilkada dan lainnya. Ruang-ruang itu yang harus di buka. Intinya kebijakannya sudah ada tinggal representasinya perlu kita perkuat lagi. Tanpa kebersamaan orang muda, tanpa persatuan orang muda, maka mustahil kita wujudkan Visi Indonesia Emas 2045 ini,” tegas Pendiri Merial Institute ini.

Baca Juga : IM3 Gandeng Iqbaal Ramadhan Kampanye Freedom Internet Lewat Video “Simpel tapi Spesial”

Hingga saat ini, sebagai upaya dalam mendorong peran pemuda tersebut, pihaknya sudah membuat berbagai gerakan atau kelompok-kelompok kepemudaan. Mulai dari Relawan Milenial Makassar, Milenial Fest, Merial Institute, dan lainnya.

Dimana dalam kelompok tersebut terdiri dari pengurus-pengurus OSIS, dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) diberbagai perguruan tinggi.

“Kalau komunitas sudah ada sekitar 50-an, termasuk suporter, OSIS, dan organisasi kepemudaan (OKP). Makanya kita ingin jumlahnya bertambah jadi anak-anak muda dari berbagai pihak,” sebutnya.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected] atau Whatsapp +62 813-455-28646