0%
logo header
Selasa, 21 Mei 2024 11:42

Bangun Makassar Tanpa Sekat Antar Generasi, PKB Perkenalkan Gerakan Generasi Bangkit

Rizal
Editor : Rizal
DPC PKB Kota Makassar meluncurkan Gerakan Generasi Bangkit di halaman depan Kantor DPC PKB Makassar, Jalan Hertasning, Makassar, Senin (20/5/2024) malam. (Foto: Istimewa)
DPC PKB Kota Makassar meluncurkan Gerakan Generasi Bangkit di halaman depan Kantor DPC PKB Makassar, Jalan Hertasning, Makassar, Senin (20/5/2024) malam. (Foto: Istimewa)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR – Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Makassar menggagas Gerakan Generasi Bangkit. Gerakan ini diluncurkan bertepatan dengan momentum Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh pada 20 Mei 2024.

Peluncuran dikemas dalam bentuk ngobrol santai di halaman depan Kantor DPC PKB Makassar, Jalan Hertasning, Makassar, Senin (20/5/2024) malam.

Hadir sebagai pembicara masing-masing budayawan yang juga akademisi UNM Aslan Abidin, Ketua DPW PKB Sulsel sekaligus inisiator Gerakan Generasi Bangkit Azhar Arsyad, serta Ketua LPP DPW PKB Sulsel, Syamsu Rizal alias Deng Ical.

Baca Juga : Yamaha Borong 8 Piala di Ajang Penghargaan Bergengsi GridOto Award 2024

Para peserta dialog berasal dari lintas organisasi. Sebut saja Kelompok Penyanyi Jalanan (KPJ) Makassar, PMII Cabang Makassar, DPC Banom PKB, Relawan Gesit, Relawan Milenial, para seniman dan undangan lainnya.

Pada kesempatan itu, Ketua DPW PKB Sulsel, Azhar Arsyad menjelaskan bahwa Gerakan Generasi Bangkit dan Makassar Bangkit lahir dari kegelisahan bersama di PKB dengan berbagai realitas sosial, budaya hingga politik yang memerlukan kebersamaan dalam menjadikan kota lebih baik.

“Ide ini lahir dari teman-teman ketika kumpul. Bahwa pentingnya kita memunculkan satu identitas untuk menjahit setiap generasi. Kita membutuhkan karakter yang menjadi identitas kuat kota ini,” kata Azhar.

Baca Juga : Operasikan 2.128 BTS, Jaringan Tri Makin Cepat dan Jangkau Pelosok Sulsel

Menurutnya, majemuknya suatu kota dengan berbagai elemen mulai dari Generasi Z, Milenial, Generasi X sampai baby boomers itu seakan terpisah satu sama lain sehingga terjadi kesenjangan. Padahal ketika mereka diberikan ruang untuk saling mendukung maka akan menjadi kekuatan besar yang akhirnya membentuk karakter bagi kota.

“Kita tidak pernah terjahit antar generasi. Cenderung menstigma, antara milenial, kaum kolonial lebih jago dari Genarasi Z. Inilah bagaimana kita cari, pentingnya dipikirkan. Tidak ada gunanya kalau tidak bersama,” beber Azhar.

Dengan demikian, katanya, tidak boleh memandang sekat antar lintas generasi agar produktifitas dapat tersalurkan dengan baik demi membuat daerah atau kota tumbuh secara partisipasi.

Baca Juga : PLN “Sinari” 18 Keluarga Pra Sejahtera Bantuan Listrik Gratis

“Kita lihat UMKM sudah masuk digitalisasi kemudian kita tidak mau mengapresiasi itu. Antar generasi menjadi kebersamaan, dan identitas itu kita bangun dari keluarga. Kita tidak boleh tersekat-sekat. Kita mesti melihat orang setara secara produktif,” tegas anggota DPRD Sulsel itu.

Azhar juga menyebut perbandingan APBD Sulsel dengan APBD Makassar yang memiliki potensi sama dengan kota besar lainnya. Dimana APBD Sulsel mencapai Rp9,8 triliun dan APBD Makassar mencapai Rp5,7 triliun.

“Bedanya Sulsel dengan jangkauan luas 24 kabupaten kota. Sementara Makassar semestinya ekspektasi harusnya sama dengan Surabaya di Jawa Timur. Ekspor impor banyak di sana. Makanya, kita mesti bersama menjadikan Makassar Bangkit yang lebih baik,” tambahnya.

Baca Juga : Lewat Program Solidarity Food Truck, YBM PLN UID Sulselrabar Dukung Kesejahteraan Santri di Pesantren Ashabul Jannah Hidayatullah

Sementara itu, Ketua LPP DPW PKB Sulsel, Syamsu Rizal alias Deng Ical menyebut tingkat pertumbuhan ekonomi Makassar pernah mengalahkan Jepang dan Tiongkok.

Pada saat itu, katanya, segala sektor bergerak secara bersama. Inilah modal utama bagaimana partisipasi ditumbuhkan agar motivasi dengan semangat Makassar Bangkit bisa digairahkan kembali.

“Pada 2013 lalu kita menyentuh ekonomi sampai dua digit yakni 11 persen yang disebut presiden SBY saat itu mengalahkan Jepang dan Tiongkok, karena seluruh sektor bergerak tidak merasa diabaikan,” beber Deng Ical.

Baca Juga : Lewat Program Solidarity Food Truck, YBM PLN UID Sulselrabar Dukung Kesejahteraan Santri di Pesantren Ashabul Jannah Hidayatullah

“Makanya, mari kita bangkitkan kembali romantisme itu, kita munculkan kembali. Kita punya pelabuhan Soekarno Hatta sebagai gerbang. Tumbuhkan partisipasi besar. Karena potensi sosial disini yang memiliki solidaritas tinggi di Makassar,” tambahnya.

Adapun akademisi UNM, Aslan Abidin menyebut bahwa aspek pendidikan dan pola pikir menjadi instrumen penting dalam menyongsong Makassar Bangkit kedepannya.

“Kegiatan ini sangat bagus. Kami juga berharap PKB sebagai taring dari kota sampai naik di pusat, bahwa generasi bangkit ini membawa kolaborasi. Kita bergabung dengan mindset itu tanpa ada ego sektoral lagi,” kata Aslan.

Baca Juga : Lewat Program Solidarity Food Truck, YBM PLN UID Sulselrabar Dukung Kesejahteraan Santri di Pesantren Ashabul Jannah Hidayatullah

“Ini lebih dari sekadar gerakan. Ini adalah sebuah keluarga, dimana setiap individu dihargai dan diberdayakan,” tutupnya. (*)

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected] atau Whatsapp +62 813-455-28646