REPUBLIKNEWS.CO.ID, TAKALAR — Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Takalar (Lapas Takalar) berhasil memproduksi 36 buah songkok anyam hanya dalam sepekan.
“Songkok anyam ini semakin hari semakin banyak diminati, makanya pemesannya semakin meningkat. Apalagi dalam sebulan terakhir ini permintaan cukup tinggi,” ungkap Kepala Lapas Takalar, Ashari dalam keterangannya, di lapas setempat, Minggu (17/12/2023).
Lebih lanjut, Ashari mengungkapkan, WBP Lapas Takalar baru saja menyelesaikan 30 pesanan dari salah satu tokoh masyarakat, dan enam buah songkok pesanan salah seorang petugas di Unit Pelaksana Teknis lain.
Baca Juga : Peringati Bulan K3 Nasional 2025, PLN UID Sulselrabar Gaungkan Kesadaran K3 melalui Berbagai Kegiatan
“Keseluruhan, WBP Lapas Takalar sudah memproduksi lebih dari 100 buah songkok sejak dimulai pada Agustus 2023 lalu,” ujarnya.
Menurutnya, songkok ini dijual dengan harga bervariatif. Mulai harga Rp125 ribu hingga Rp150 ribu. Perbedaan harga tergantung dari motif dan modelnya.
“Lapas Takalar akan terus berupaya meningkatkan produksi dan pemasaran melalui kerja sama dengan berbagai pihak,” katanya.
Baca Juga : Momentum HUT ke-65 MKGR Sulsel Diwarnai Seminar Nasional Hingga Penyerahan Bantuan Untuk Masjid
Lanjutnya, dalam hal peningkatan kualitas produk kerajinan yang dihasilkan warga binaan. Lapas Takalar bersama Pemerintah Kabupaten Takalar melalui Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi melakukan penandatanganan kerjasama.
“Melalui kerja sama ini, songkok anyam hasil tangan warga binaan kami bisa semakin dikenal dan menarik minat masyarakat,” harap Ashari.
Terpisah, Kakanwil Kemenkumham Sulsel Liberti Sitinjak pun mengapresiasi program pembinaan yang dilakukan jajaran Lapas Takalar.
Baca Juga : Syaharuddin Alrif Siapkan Pasar Batu Lappa Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru di Sidrap
“Apresiasi terhadap pembinaan ini. Mudah-mudahan pemesanannya akan terus meningkat dan dipasarkan meluas baik secara langsung maupun online,” ujarnya.
Menurut Liberti, pihaknya selalu meminta kepada seluruh kepala lapas dan rutan untuk melaksanakan kegiatan produksi di dalam lapas dan rutan. Tujuannya sebagai bagian dari pembinaan kemandirian agar menjadi bekal bagi WBP untuk berintegrasi kembali dengan masyarakat.