0%
logo header
Selasa, 16 Januari 2024 18:32

Kapal Perbaikan Kabel Optik di Merauke Baru Bertolak dari Batam ke Makassar 15 Januari 2024

Mulyadi Ma'ruf
Editor : Mulyadi Ma'ruf
Kapal Perbaikan Kabel Optik sedang Bertolak dari Batam ke Makassar. (Foto: Humas PT. Telkom Indonesia)
Kapal Perbaikan Kabel Optik sedang Bertolak dari Batam ke Makassar. (Foto: Humas PT. Telkom Indonesia)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MERAUKE — Upaya perbaikan kabel optik bawah laut ruas Merauke-Timika yang menyebabkan gangguan internet di Kabupaten Merauke sudah sedang dilakukan oleh PT Telkom Indonesia. Kapal perbaikan kabel optik bawah laut sudah bertolak dari pelabuhan Batam menuju Makassar sejak pukul 16.00 WIB , Senin (15/01/2024).

Setelah tiba di Makassar, kapal perbaikan kabel harus mengambil material-material yang diperlukan, kemudian mengisi bahan bakar dan air untuk keperluan logistik serta peralatan yang diperlukan pada proses perbaikan.

“Perkiraannya, nanti tanggal 30-31 Januari 2024, kapal sudah bisa menuju TKP atau lokasi. Diperlukan 6 sampai 8 hari untuk proses perbaikan. Mudah-mudahan tanggal 6-8 Februari 2024, kabel SMPCS bisa tersambung kembali dan layanan telekomunikasi di Merauke bisa normal seperti sediakala,” kata GM Wilayah Telkom Papua Antonius Joko Sritomo, kepada wartawan di Kantor Telkom  Merauke, Senin (15/01/2023) malam.

Baca Juga : Kejari Merauke Sidik Perkara Dugaan Tipikor Pembangunan Lanjutan Kantor Bupati Baru Boven Digoel

Antonius menyebutkan penyebab putusnya kabel SKKL SMPCS jalur Merauke-Timika adalah karena aktivitas pelayaran. Diduga kabel terkena jangkar kapal. Laut jalur kabel laut Merauke-Timika dari jarak bibir pantai sekitar 300 km cukup dangkal dengan kedalaman maksimal 60an meter.

“Selama ini kurang lebih 6 kali kabel putus. Jika putus, maka dalam historinya catatan kami, ada yang putus di kedalaman 40 atau 50m. Perkiraan kami jangkar bisa menjangkau kabel tersebut,” sebutnya.

Dia mengatakan langkah yang diambil pihak Telkom untuk mengurangi resiko terjadinya pemutusan kabel optik, maka patroli laut dilakukan secara rutin yakni 12 kali sebulan.

Baca Juga : Rumah Perjuangan Paslon Bupati Hendrik-Riduwan di Distrik Kurik Merauke Diresmikan

“Memang patroli kami menggunakan kapal yang bisa dikatakan kecil. Jadi masa bisa beroperasi di laut hanya 3 hari. Setiap 3 hari melaut kami harus balik. Pada saat kami patroli; kemudian kapal yang dekat, ya di situ kita sampaikan kapal-kapal untuk tidak berada di perairan karena ada jalur kabelnya.”

“Nah itu yang rutin kami lakukan. Memang dalam hal ini, ya mudah-mudahan kami bisa melakukan patroli dengan durasi yang cukup lama. Kita memang tidak memang rambu-rambu tanda larang di area itu. Seperti kita ketahui, telekomunikasi itu tidak hanya bahwa kita bisa berkomunikasi tetapi banyak hal strategis menyangkut keselamatan dan keamanan negara,” ungkap Antonius.

Telkom kedepannya, menurut Antonius akan berkonsultasi dengan pihak keamanan laut seperti TNI Angkatan Laut dan Polair. Telkom berupaya agar perbaikannya cepat. Tetapi ada keterbatasan terkait ketersediaan kapal yang mampu kabel laut.

Baca Juga : Plat Kendaraan Bermotor di Papua Selatan Resmi Berganti dari PA ke PS

“Kita ketahui bersama bahwa rangkaian kabel optik jaringan bawah laut Telkom itu dari Sabang-Merauke. Bahkan kita punya kabel sampai ke luar negeri, seperti dari Batam ke Singapura. Sementara kapal perbaikan di Indonesia hanya satu. Kita menempatkannya di tengah. Selama ini yang menjadi homebase kapal tersebut ada di Batam,” imbuhnya.

Dia menambahkan, untuk menjamin layanan tetap ada jika kabel putus, maka di tahun 2025 Telkom akan membangun kabel backup Pasela (Papua Selatan). Kabel itu akan menghubungkan jalur Merauke menuju Tual.

“Kalau kabel kita yang sekarang itu kan dari Merauke menuju Timika.  Nanti akan dibangun, tentunya dengan jalur yang berbeda Merauke-Tual. Kami sudah melakukan kick-off pada Oktober 2022 lalu. Sekarang ini pada tahap mengurus perizinan.

Baca Juga : Sekda Papua Selatan Tegaskan Pejabat Pemprov Wajib Mundur Jika Maju Calon Kepala Daerah

“Mudah-mudah perizinan dapat segera klir dan lengkap, secara dokumen. Baru dilanjutkan dengan survei detail, kemudian proses-proses yang terkait dengan tender sampai nanti dibangun.

“Kami memproyeksi baru akan selesai pada quarter ketiga (Q3) 2025. Sehingga nantinya Pasela bisa terbangun dan terintegrasi. Pada saat salah satu kabel terjadi insiden seperti sekarang ini, maka layanan sama sekali tidak akan terganggu, demikian,” tandasnya. (*)

Penulis : Hendrik Resi
Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected] atau Whatsapp +62 813-455-28646