REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Kantor Otoritas Jasa Keuangan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (OJK Sulselbar) menilai, kinerja sektor jasa keuangan di wilayah Sulawesi Maluku dan Papua (Sulampua) hingga saat ini masih tangguh dan positif.
Keberhasilan ini pun dinilai mampu menjaga momentum pertumbuhan ekonomi daerah di tengah meningkatnya ketidakpastian global.
“Dalam kondisi global yang menantang ini, sektor jasa keuangan di Sulampua tetap tumbuh positif dan adaptif,” terang Kepala Kantor OJK Sulselbar Moch Muchlasin, dalam keterangannya, Selasa, (29/04/2025).
Baca Juga : Gubernur Sulsel Salurkan DBH Senilai Rp222 M untuk 24 Kabupaten Kota
Menurutnya, tekanan global yang meningkat tersebut tercermin dari revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Dimana, pihaknya berhasil menurunkan proyeksi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB ) global menjadi 3,1 persen pada 2025, dan 3 persen pada 2026 mendatang yang dipengaruhi meningkatnya hambatan perdagangan, ketidakpastian arah kebijakan, serta eskalasi risiko geopolitik.
“Dengan kinerja jasa keuangan kita yang masih tetap positif dan bertahan (resilien) hingga saat ini akan menjadi penggerak dalam mendorong pembiayaan produktif, memperluas inklusi keuangan, dan menjaga stabilitas ekonomi regional,” terang Muchlasin.
Upaya bertahan ini pun terlihat dalam beberapa indikator di sektor jasa keuangan di wilayah Sulampua. Salah satunya pada kinerja intermediasi perbankan di wilayah tersebut, di mana menunjukkan daya tahan yang solid.
Baca Juga : Pemkot Makassar dan Badko HMI Sulsel Perkuat Kolaborasi untuk Program Pemberdayaan Pemuda
Per Februari 2025, kredit perbankan tumbuh sebesar 7,05 persen secara tahunan (year on year/yoy). Sementara itu, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat sebesar 3,86 persen yoy.
“Tingginya pertumbuhan kredit dibanding DPK mencerminkan bahwa perbankan tetap menjalankan fungsi intermediasinya secara optimal, terutama dalam menyalurkan pembiayaan ke sektor riil untuk mendorong aktivitas perekonomian daerah,” katanya.
Lanjutnya, dari sisi Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) Sulampua yang mencapai 130,54 persen mengindikasikan bahwa pembiayaan yang disalurkan sektor perbankan di wilayah Sulampua sebagian besar bersumber dari pendanaan luar daerah. Hal ini mencerminkan kepercayaan industri keuangan nasional terhadap potensi ekonomi di kawasan ini.
“Fungsi intermediasi yang tinggi di Sulampua masih diimbangi dengan rasio non performing loan (NPL) yang terjaga yaitu sebesar 2,45 persen,” katanya lagi.