0%
logo header
Sabtu, 04 November 2023 21:50

Musuem Balla Lompoa Hadirkan Ragam Koleksi, Wisatawan Bisa Belajar Sejarah dan Budaya Kerajaan Gowa

Chaerani
Editor : Chaerani
Sejumlah wisatawan Musuem Balla Lompoa yang berlokasi di Jalan K. H. Wahid Hasyim No.39, Kelurahan Sungguminasa, Kecamatan Somba Opu saat melihat salah satu koleksi di sela-sela berkunjung, kemarin. (Dok. Chaerani/Republiknews.co.id)
Sejumlah wisatawan Musuem Balla Lompoa yang berlokasi di Jalan K. H. Wahid Hasyim No.39, Kelurahan Sungguminasa, Kecamatan Somba Opu saat melihat salah satu koleksi di sela-sela berkunjung, kemarin. (Dok. Chaerani/Republiknews.co.id)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, GOWA — Salah satu tempat belajar sejarah dan budaya suatu daerah adalah di musuem. Museum Balla Lompoa pun dapat menjadi solusi kunjungan bagi wisatawan yang ingin belajar serajah dan kebudayaan Kerajaan Gowa.

Berlokasi di Jalan K. H. Wahid Hasyim No.39, Kelurahan Sungguminasa, Kecamatan Somba Opu, Musuem Balla Lompoa memelihara ratusan koleksi peninggalan Kerjaan Gowa dari masa ke masa yang dapat menambah pengetahuan terkait sejarah dan kebudayaan daerah berjuluk “Butta Bersejarah” ini. Beberapa di antaranya adalah koleksi asli, termasuk ada juga yang merupakan hasil replikasi.

Kepala Bidang Kebudayaan Disparbud Gowa Ikbal Thiro menyebutkan, dalam Museum Balla Lompoa terdapat 465 koleksi pusaka peninggalan Tumanurung Bainea dan Raja-raja Gowa dari masa ke masa. Pemeliharaan koleksi benda-benda kerajaan ini pun dijamin penuh oleh Pemerintah Kabupaten Gowa melalui Bidang Kebudayaan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gowa sebagai penanggungjawab museum.

Baca Juga : Awasi Pelaksanaan APBD, Edward Horas Temui Warga Kelurahan Malimongan

“Koleksi museum yang kami rawat hingga saat ini terdiri dari berbagai macam bentuk. Mulai dari logam, kertas, foto-foto kondisi kerajaan, foto-foto raja-raja, dan lainnya,” terangnya dikonfirmasi, Sabtu, (04/11/2023).

Ikbal menjelaskan, dalam koleksi yang dipelihara tersebut ada yang namanya koleksi utama yakni Salokoa. Salokoa ini adalah mahkota yang terbuat dari bahan emas murni dan beberapa butiran permata berhias. Salokoa merupakan peninggalan Karaeng Tumanurung Baineya sebagai Raja Gowa I pada awal abad 14.

“Koleksi Salokoa yang asli kita simpan di kamar khusus, ini tidak bisa dilihat. Makanya kita buat replikasinya untuk di pajang agar bisa dilihat pengunjung yang datang ke musuem. Salokoa atau mahkota raja ini kita bersihkan dan buka setiap setahun sekali dalam prosesi Accera Kalompoang,” terangnya.

Baca Juga : Parepare Pertahankan Penghargaan Sebagai Kota Sehat Kategori Tertinggi Swasti Saba Wistara

Kemudian, ada koleksi lainnya seperti Lasippo. Ini adalah senjata tradisional berbentuk parang yang terbuat dari besi bertuah dan dinamai Lauputtuli. Fungsi Lauputtuli ini dipergunakan raja sebagai pertanda untuk mendatangi suatu tempat atau daerah yang akan dikunjungi.

Koleksi lainnya yang ada yakni, Gelang Ponto Janga-Jangaya. Gelang ini berbentuk naga melingkar sebanyak empat buah yang berkepala satu, dinamai Mallipuang dan yang berkepala dua dinamai Tanipattuang.

Kemudian, pada koleksi utama, terdapat koleksi pendukung. Koleksi ini terdiri dari mata uang kuno yang terbuat dari perak dan perunggu, alat-alat musik tradisional, foto-foto yang pernah berkuasa, silsilah Kerajaan Gowa, hingga tulisan tangan Alquran.

Baca Juga : Lakukan Pengawasan APBD di Maccini Sombala, Edward Horas Harap Peningkatan Ekonomi Masyarakat

“Pemeliharaan koleksi yang ada dalam museum tentunya terus kita perhatikan. Tujuannya agar keberadaan museum dapat terus menjadi destinasi wisata sejarah dan budaya Kabupaten Gowa untuk diketahui anak-anak kita nantinya,” jelas Ikbal.

Lanjutnya, dalam pemeliharaan koleksi di Musuem Balla Lompoa tersebut, pemerintah daerah mendapatkan bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) non fisik dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) setiap tahunnya.

“Untuk pengelolaan dana DAK non fisik ini dialokasikan untuk beberapa item Kegiatan. Salah satunya kegiatan pemeliharaan koleksi yang ada dalam museum sebesar 30 persen,” katanya.

Baca Juga : Kunker Pengawasan APBD, Edward Horas Ajak Warga Jongaya Bersama Kawal Pembangunan

Ia mengungkapkan, pemeliharaan koleksi tersebut dilakukan setiap tahun, dengan melihat jenis koleksi itu sendiri. Misalnya, Salokoa yang terbuat dari emas murni itu dipelihara dengan disepuh agar tetap menjaga warna dan keindahannya.

Kemudian koleksi tembaga perak, perunggu dan sebagainya dalam bentuk uang koin dan besi-besi dalam bentuk senjata tajam itu dipelihara melalui konservasi bahan logam.

“Proses pemeliharaannya ini kita berdayakan dengan bekerjasama tim Ahli Badan Pelestarian Cagar Budaya Makassar. Tapi kadang juga kami mengambil tim ahli dari arkeolog Unhas, itu kita lakukan pemeliharaan rutin setiap tahunnya,” jelas Ikbal.

Baca Juga : Kunker Pengawasan APBD, Edward Horas Ajak Warga Jongaya Bersama Kawal Pembangunan

Termasuk pemeliharaan lemari tempat koleksi dipajang, di mana setiap tahunnya perawatan dilakukan dengan mengecatnya. Bahkan pemeliharaan ini bukan hanya memperhatikan koleksi yang ada, tetapi juga badan atau rumah museum.

“Pemeliharaannya memang kita lakukan secara menyeluruh agar terawat dan teratur,” jelasnya lagi.
Dirinya mengatakan, ratusan koleksi yang dipajang dalam Museum Balla Lompoa ini secara keseluruhan dapat dilihat dan dikunjungi seluruh pengunjung. Tujuannya sebagai sarana edukasi sejarah dan budaya bagi masyarakat.

“Seluruh koleksi bisa dilihat pengunjung yang mendatangi museum. Kecuali Salokoa yang asli, makanya kita menyiasatinya dengan membuat duplikatnya. Karena memang itu hanya dibuka setahun sekali,” terangnya.

Baca Juga : Kunker Pengawasan APBD, Edward Horas Ajak Warga Jongaya Bersama Kawal Pembangunan

Kedepan pihaknya berharap agar koleksi yang ada di Museum Balla Lompoa bisa bertambah. Sebab hingga saat ini dinilai nyaris tidak ada penambahan koleksi, sementara salah satu fungsi museum adalah wadah edukasi sejarah dan budaya.

“Kami hanya berharap jika ada pihak-pihak yang merasa memiliki koleksi atau apapun itu yang mengandung makna arti penting dalam sejarah Gowa sendiri semoga bisa diserahkan secara hibah atau memberikan kami izin membuat replikanya. Sehingga ada bahan edukasi bagi generasi muda dalam mengenal sejarah dan budayanya, apapun bentuknya,” tegas Ikbal.

Terpisah, salah satu pengunjung Musuem Balla Lompoa Irmayanti mengungkapkan, dalam kunjungannya bersama teman-temannya di perguruan tinggi dalam rangka melihat langsung seperti apa koleksi-koleksi yang ada di musuem kebanggaan Gowa tersebut.

Baca Juga : Kunker Pengawasan APBD, Edward Horas Ajak Warga Jongaya Bersama Kawal Pembangunan

“Kami penasaran seperti apa bentuk peninggalan benda-benda pusaka yang di miliki Kerajaan Gowa waktu dulu, ternyata sangat luar biasa. Disini saya bisa banyak belajar,” ungkap mahasiswa semester tiga ini singkat.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected] atau Whatsapp +62 813-455-28646