0%
logo header
Sabtu, 01 Juni 2024 14:39

Peringati World Book Day, BI Sulsel Libatkan Penulis Natasha Rizky Gaungkan Budaya Literasi

Chaerani
Editor : Chaerani
Penulis Natasha Rezki saat mengisi Sharing Season di peringatan Hari Buku Sedunia yang digelar BI Sulsel, di Baruga Phinisi, Kantor BI Sulsel, kemarin. (Dok: Chaerani/Republiknews.co.id)
Penulis Natasha Rezki saat mengisi Sharing Season di peringatan Hari Buku Sedunia yang digelar BI Sulsel, di Baruga Phinisi, Kantor BI Sulsel, kemarin. (Dok: Chaerani/Republiknews.co.id)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sulawesi Selatan ikut memperingati Hari Buku Sedunia atau World Book Day dengan melaksanakan Insght Talk dan Sharing Season Bersama Penulis Buku Natasha Rizky.

Mengangkat tema “Sinerga Bank Indonesia Mengelola Perpustakaan Guna Mendorong Adaptasi Literasi Digital”, kegiatan ini turut pula dihadiri Plt Kepala Perpustakaan Nasional RI Prof. E Aminuddin Aziz.

“Dalam kegiatan ini kita menghadirkan pembicara dari perpustakaan nasional, serta penulis Natasha Rezky untuk membedah buku yang ditulisnya hingga memberikan semangat literasi,” kata Kepala BI Sulsel Rizki Ernadi Wimanda, usai kegiatan, di Baruga Phinisi, Kantor BI Sulsel, kemarin.

Baca Juga : Demi Gaya Hidup Sehat, Herbathos Kenalkan Produk Herbal di Acara F8 Makassar

Dalam pertemuan ini masyarakat diajak untuk membiasakan diri menyenangi budaya membaca, termasuk memanfaatkan perpustakaan yang ada di tingkat provinsi, hingga kabupaten dan kota.

“Kami melihat saat ini memang perlu upaya untuk meningkatkan literasi, angka berapa pun tetap perlu di tingkatkan,” kata Rizki.

Sebagai upaya BI Sulsel dalam meningkatkan budaya literasi di era perkembangan digital saat ini, pihaknya telah membuat sejumlah e-book yang dapat diakses (dipinjam) untuk dibaca oleh masyarakat.

Baca Juga : Pemkab Gowa Susun SOP Layanan Pencegahan Perkawinan Anak

“Di era digital saat ini seharusnya ilmu dan informasi harus bisa diakses dengan mudah dengan memanfaatkan kanal-kanal internet. Meski memang masih perlu buku-buku konvensional di perpustakaan,” tegasnya.

Sementara, Natasha Rizky dalam sharing seasonnya mengungkapkan, dalam mengembangkan budaya membaca atau literasi di era perkembangan teknologi saat ini tentunya sangat membantu. Sebab, banyak kanal-kanal digital, termasuk sosial media untuk dimanfaatkan.

“Misalnya kita manfaatkan media sosial untuk menarik perhatian masyarakat, termasuk generasi milenial ini. Karena di media sosial ini kan tidak membatasi usia,” ujarnya.

Baca Juga : Bawaslu Sulsel Temukan Puluhan Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN, Pinrang Terbanyak

Selain itu, hal yang perlu menjadi perhatian adalah adanya support sistem dari lingkungannya agar mereka dapat tertarik dengan dunia literasi.

“Saya berharap dengan adanya event-event seperti ini, termasuk support dari berbagi pihak kampanye literasi seperti ini akan lebih massif. Sehingga gerakan literasi ini bisa semakin luas, hingga mendunia,” harap Natasha.

Di tempat yang sama, Plt Kepala Perpustakaan Nasional RI Prof. E Aminuddin Aziz mengungkapkan, di era perkembangan digital, Perpustakaan Nasional pun ikut bertransformasi dengan menyiapkan dan membuat buku-buku dalam bentuk digital (e-book). E-book ini pun telah tercantum dan menjadi koleksi di laman-laman perpustakaan nasional maupun laman-laman laboratorium bahasa.

Baca Juga : IM3 Gandeng Iqbaal Ramadhan Kampanye Freedom Internet Lewat Video “Simpel tapi Spesial”

“Hanya saja saat ini kita bukan berbicara pada apakah bukunya ada atau tidak ada, tetapi aksesnya ke masyarakat seperti apa. Makanya mengapa kami tetap masih menyiapkan buku cetak karena akses itu tadi. Tujuannya agar semua orang punya hak yang sama untuk mengakses buku-buku tersebut,” tegasnya.

Lanjutnya, langkah lainnya sebagai upaya dalam mendekatkan buku kepada masyarakat, termasuk di wilayah pedesaan, pihaknya saat ini telah memfasilitasi di 10 ribu lokasi di Indonesia.

“Sekarang dalam tahap pencetakan untuk kemudian segera di kirimkan, semoga dalam waktu dekat ini sudah bisa diterima oleh komunitas di desa, dan bisa segera di manfaatkan, karena kita tidak bisa menunda terlalu lama kalau sudah kondisi mendesak,” ujarnya.

Baca Juga : IM3 Gandeng Iqbaal Ramadhan Kampanye Freedom Internet Lewat Video “Simpel tapi Spesial”

Prof. E Aminuddin menilai, perlu ada pendekatan khusus untuk peningkatan literasi, olehnya perlu segera bertindak.

“Termasuk pelatihan-pelatihan untuk para fasilitator itu sudah berlangsung dan komunikasi dengan pemerintah daerah, komunikasi dengan penggerak literasi itu juga sangat baik dan mereka sudah bisa bergerak untuk menyukseskan program ini,” tutupnya.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected] atau Whatsapp +62 813-455-28646