0%
logo header
Selasa, 25 Juli 2023 12:44

PLN Catat Kebutuhan Listrik di Sektor Pertanian dan Peternakan Modern Tumbuh Positif

Chaerani
Editor : Chaerani
Penyalaan pasang baru listrik sumur pompa sawah di Madiun. Melalui penyalaan ini, petani yang sebelumnya menggunakan diesel untuk irigasi areal persawahan beralih ke listrik PLN. (Dok. Humas PLN UIP Sulawesi)
Penyalaan pasang baru listrik sumur pompa sawah di Madiun. Melalui penyalaan ini, petani yang sebelumnya menggunakan diesel untuk irigasi areal persawahan beralih ke listrik PLN. (Dok. Humas PLN UIP Sulawesi)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, JAKARTA — PT PLN (Persero) mencatat kebutuhan listrik terhadap pelaku pertanian, perkebunan hingga peternakan modern berhasil tumbuh positif.

Berdasarkan realisasi program Electrifying Agriculture (EA) pada semester satu tahun ini berhasil tumbuh 22,28 persen. Adanya peningkatan kebutuhan pada program ini menandakan sektor pertanian, perkebunan, hingga peternakan makin maju dan masyarakat mandiri secara ekonomi

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, di semester satu ini jumlah pelanggan EA terjadi peningkatan mencapai 217.818 pelanggan jika dibandingkan semester yang sama di 2022 sebanyak 178.127 pelanggan. Dari jumlah pelanggan yang ada mencatatkan total daya 2.966 mega volt ampere (MVA) dan konsumsi listrik sebesar 2,46 terawatt hour (TWh).

Baca Juga : Sokong Industri di Sulawesi, PLN Siap Pasok Energi Hijau ke PT Masmindo Dwi Area dengan Daya 23 MVA

“Lewat penambahan pelanggan ini, total konsumsi listrik EA juga berhasil naik menjadi 2,69 TWh,” terangnya dalam keterangannya, kemarin.

Ia mengungkapkan, program EA ini merupakan langkah PLN dalam mendukung sektor agrikultur di Indonesia dengan memanfaatkan listrik untuk kegiatan operasionalnya. Peralihan alat pertanian dari berbasis BBM ke listrik terbukti mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas masyarakat dan pelaku usaha.

“Lewat program EA ini, sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan seperti tambak milik masyarakat yang beralih menggunakan listrik dalam kegiatannya bisa semakin efisien dan produktif,” terangnya.

Baca Juga : Demi Gaya Hidup Sehat, Herbathos Kenalkan Produk Herbal di Acara F8 Makassar

Selain itu, PLN tak hanya menghadirkan listrik tetapi juga membantu konversi alat dari BBM ke listrik.

Darmawan merinci, saat ini Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi salah satu provinsi yang sektor pertaniannya mulai masif beralih ke listrik. Hal ini tercermin dari pertumbuhan penjualan yang mencapai 46,28 persen dengan total konsumsi listrik mencapai 7,7 gigawatt hour (GWh) di semester tahun ini. Pencapaian ini pun naik jika dibandingkan semester yang sama di 2022 lalu sebesar 5,27 GWh.

Suksesnya program EA menurut Darmawan, juga dirasakan oleh para petani di Jawa Timur. Banyaknya petani yang mulai mengimplementasikan modern farming membuat petani lain juga terinspirasi untuk meningkatkan produktivitasnya dengan program EA. Berdasarkan data yang ada realisasi konsumsi listrik pada program EA mencapai 704,7 GWh.

Baca Juga : Pemkab Gowa Susun SOP Layanan Pencegahan Perkawinan Anak

“Melalui program EA ini mampu mendorong pertumbuhan penjualan listrik PLN pada semester satu tahun ini. Tercatat, realisasi penjualan listrik kumulatif sebesar 137,12 TWh,” terangnya.

Ia menegaskan, PLN telah berkomitmen untuk terus menghadirkan listrik yang andal dan mampu mendorong multiplayer effect kepada masyarakat. Dengan beralih menggunakan listrik PLN, masyarakat mampu meningkatkan produktivitas ekonomi dan mampu menjadi penopang pertumbuhan ekonomi nasional.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected] atau Whatsapp +62 813-455-28646