0%
logo header
Minggu, 19 Juli 2020 20:55

Riki Saliwu: “Miris” Jika Kampus B USN Buteng Dinilai Sebagai Langkah Politis

Arnas Amdas
Editor : Arnas Amdas
Riki Saliwu.
Riki Saliwu.

REPUBLIKNEWS.CO.ID, KENDARI – Sebelum kita berdiskusi panjang lebar baiknya kita sepakati dulu bahwa adanya pembangunan Kampus di Buton Tengah (Buteng) merupakan pintu masuk majunya sebuah Daerah. Tidak elok jika pembangunan kampus digiring ke ranah politik, Apalagi ada tendensi untuk membenturkan dua tokoh Buton Tengah Yakni Pak Azahri (Rektor USN Kolaka) dan Pak Samahuddin (Bupati Buton Tengah).

Eks Sekretaris Jendral Himpunan Mahasiswa Ekonomi Pasca Sarjana Universitas Brawijaya Riki Saliwu, menilai sebagai masyarakat ilmiah akan menyanggah pernyataan kelompok-kelompok yang menganggap pembangunan kampus B USN Buteng sebagai langkah politis apalagi ingin membenturkan dua tokoh tersebut.

“Jelas ini bertentangan dengan Nurani saya, menilai pembangunan kampus seolah ada niatan politik. Bagiku opini ini adalah ketakutan bagi figure mereka yang akan bertarung di pemilukada mendatang, merasa disaingi dengan citra figure yang melekat pada pembangunan pendidikan” tutur Riki

Baca Juga : Pemkab Gowa Susun SOP Layanan Pencegahan Perkawinan Anak

Sapaan Riki Saliwu ini menambahkan, menaruh hormat dengan niatan tulus Pak Samahuddin untuk mencalonkan diri pada kontestasi pemilukada di periode keduanya, namun tidak dengan niatan tulus pak Azahri menghadirkan kampus kemudian diasumsikan sebagai langkah politis untuk merebut perhatian public.

“Idealnya berbicara politik harus kita pisahkan dengan pendidikan. pendidikan adalah tempat kita menimbah ilmu dan tempat kita berpikir bijak, sementara pada ranah politik adalah ranah orang yang saling sikut kekuasaan, kewenangan serta ranah orang yang menghilangkan moralitasnya untuk mendapatkan kepentingannya.”Tegasnya

Lanjut Riki, menurutnya pembangunan kampus B USN Buteng adalah murni untuk kepentingan Masyarakat Kepulauan Buton Dan kepulauan Muna terkhusus lagi untuk Masyarakat Buton Tengah. Jelas tujuannya untuk membentuk kualitas SDM serta mempermudah akses kita agar mendapatkan kesetaraan keiIlmuan dengan Daerah-daerah lain.

Baca Juga : IM3 Gandeng Iqbaal Ramadhan Kampanye Freedom Internet Lewat Video “Simpel tapi Spesial”

Sebab pendidikan adalah proses memanusiakan manusia, bukan mengkambing hitamkan manusia. Kekeliruan ini perlu diluruskan, agar tetap berada pada koridor yang idealis dan ilmiah.

“opini ini jelas sangat disayangkan dengan nawaitu Pak Azhari sebagai Bapak Pendidikan Buton Tengah, apalgi jika kita pikirkan kontestasi politik Buton tengah masih belum jelas apakah di tahun 2022 ataukah di tahun 2024.”Tutupnya. (Akbar Tanjung)

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected] atau Whatsapp +62 813-455-28646