0%
logo header
Rabu, 23 September 2020 18:16

Satu Tahun Mahasiswa UHO Randi dan Yusuf Tewas Tertembak: “Polisi Kerja atau Tidur?”

Ketua Lembaga Gerakan Muda Nusantara, La Ode Abdul Jabar.
Ketua Lembaga Gerakan Muda Nusantara, La Ode Abdul Jabar.

REPUBLIKNEWS.CO.ID, KENDARI — Pengungkapan kasus tragedi penembakan 2 mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) “Randi dan Yusuf” di Gedung DPRD Sulawesi Tenggara 26 September 2019 tidak memiliki kejelasan, Polisi dianggap tak kerja dan terkesan tidur.

Ketua Lembaga Gerakan Muda Nusantara (Gema Nusa) La Ode Abdul Jabar, saat ditemui media di salah satu kedai warkop, Rabu (23/09/2020), mengungkapkan bahwa kasus penembakan Randi dan Yusuf enggan dituntaskan oleh Penegak Hukum di Republik ini.

Jabar sapaan akrabnya menambahkan, 26 September 2020 mendatang, dari berbagai elemen mahasiswa akan memperingati setahun tragedi pembunuhan 2 Mahasiswa UHO.

Ada berbagai macam agenda yg akan dilakukan seperti Salat gaib, Yassinan, dan bahkan ada Aksi Demonstrasi dengan tuntutan penuntasan kasus yang seadil-adilnya.

“Momentum ini tentunya akan lebih ekstrim dibanding 26 september tahun lalu, mengingat peristiwa itu masih berbekas dan menjadi luka mendalam bagi seluruh mahasiswa se-Sultra,” tutur Jabar.

Jabar yang juga Mantan Ketua Bidang PTKP HMI Cabang Kendari ini menegaskan jika tidak ada kepastian hukum tentang perkara ini, maka pihaknya meminta legalkan membuat keadilan sendiri dalam penuntasan kasus Randi-Yusuf.

“Kemarin ada kasus, penghinaan salah satu suku di Kota Kendari, dari sekian lama kasus tersebut dilaporkan ke pihak berwajib, nanti ada unjuk rasa bercampur anarkis kemudian polisi berkerja mengungkap pelaku penghina 1×24 jam,” lanjutnya.

“Apakah kami juga harus seperti itu? Untuk membuat desakan proses percepatan pengungkapan kasus,” tutupnya dengan nada geram. (Akbar Tanjung)

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected] atau Whatsapp +62 813-455-28646