0%
logo header
Selasa, 03 Mei 2022 22:57

Tak Miliki Biaya Operasi, Korban Pembusuran di Gowa Hanya Bisa Terbaring Lemas Dengan Anak Panah Tertancap di Dahi

Muhammad Putra (14) warga Kabupaten Gowa hanya bisa terbaring lemas dengan anak panah tertancap di dahinya, di salah satu rumah sakit karena tak memiliki biaya operasi. Ia tak mendapatkan pertolongan medis setelah dua hari menjadi korban pembusuran pada malam Takbir, Minggu (01/05/2022) malam lalu. (Al-Ghifari)
Muhammad Putra (14) warga Kabupaten Gowa hanya bisa terbaring lemas dengan anak panah tertancap di dahinya, di salah satu rumah sakit karena tak memiliki biaya operasi. Ia tak mendapatkan pertolongan medis setelah dua hari menjadi korban pembusuran pada malam Takbir, Minggu (01/05/2022) malam lalu. (Al-Ghifari)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, GOWA — Nasib naas menimpa dua remaja di kabupaten Gowa Sulawesi Selatan.

Kedua remaja itu bernama Muhammad Putra (16) dan Cakra Maulana (14), keduanya warga Jalan sahabat nomor 2, kelurahan Batang Kaluku, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Muhammad Putra dan Cakra Maulana diserang sekelompok Geng Motor saat malam takbiran.

Baca Juga : Pemkab Gowa Susun SOP Layanan Pencegahan Perkawinan Anak

Akibatnya, Muhammad Putra terkena busur dibagian dahi pas diatas mata bagian kanannya, sementa Cakra Maulana terkena busur dibagian tangan kanannya.

Ashar Daeng Lalang (52) orang tua Cakra Maulana yang dikonfirmasi via telepon WhatsApp Selasa (03/05/2022) mengungkap jika anaknya bersama rekannya Muhammad Putra diserang kelompok Geng Motor sekitar jam 3 subuh saat malam takbiran.

Saat itu, kedua korban sedang nongkrong di salah satu Bengkel yang tidak jauh dari rumahnya.

Baca Juga : 66 Kepala Desa di Gowa Dapat Perpanjangan Masa Jabatan

Tiba-tiba datang sekita 20 motor berboncengan dan lansung menyerang menggunakan busur panah.

“Anak saya terkena anak panah di bagian tangan, sementara temannya atas nama Muhammad Putra terkena dibagian dahi pas di atas mata bagian kanannya,” ungkap Ashar Daeng Lalang orang tua Cakra Maulana.

Lanjutnya, pasca penyerangan itu, ia didatangi oleh teman anaknya dan memberi tahukan jika Cakra sedang di rumah sakit karena terkena busur.

Baca Juga : Bawaslu dan KPU Gowa Koordinasikan Data Pemilih di Wilayah Divif 3 Kostrad

“Teman anak saya datang ke rumah, lalu ia sampaikan jika Cakra terkena busur dan dirawat di RS,” tuturnya.

Mengetahui anaknya di RS Kallongtala Syekh Yusuf karena terkena busur, iapun bergegas ke RS, namun saat tiba di RS anaknya justru pulang ke rumahnya.

“Jadi saat saya tiba di rumah sakit, ternyata anak saya justru pulang kerumah, jadi saya bergegas pulang kerumah untuk mencarinya,” tambanya.

Baca Juga : 67.827 Anak di Kabupaten Gowa Wajib Imunisasi Polio

Setibanya di rumah, Cakra Maulana mengungkapkan sudah mencabut sendiri busur yang tertancap di tangannya tanpa melalui proses operasi.

“Tiba tiba-saya liat sudah tercabut itu busur di tangannya, katanya dia sendiri yang cabut,” jelas Ashar.

Kondisi Cakra anaknya mulai membaik, meskipun tangannya membengkak pasca terkena busur dibagian tangan.

Baca Juga : 67.827 Anak di Kabupaten Gowa Wajib Imunisasi Polio

Sementara untuk Muhammad Putra, kata Ashar, telah dirawat di salah satu rumah sakit di Makassar.

Namun anak panah yang tertancap di dahinya belum diangkat karena terkendala biaya operasi.

“Info terakhir saya terima, Muhammad Putra masih di RS di Makassar, busur yang di dahinya tertancap belum diangkat, karena dimintai uang 10 juta saya dengar untuk biaya operasi,” jelas Ashar.

Baca Juga : 67.827 Anak di Kabupaten Gowa Wajib Imunisasi Polio

“Baru itu kodong anak dan ibunya, kurang mampu, ayahnya sudah lama meninggal, ibunya juga tidak ada pekerjaan tetapnya,” curhat Ashar sembari berharap ada yang bisa membantunya.

Sementara itu, teman-teman korban Muhammad Putra melakukan penggalangan dana untuk membantu biaya operasi putra.

“Kami dari teman temannya putra berinisiatif melakukan penggalangan dana untuk membatu biaya operasi nya, karena belum bisa di oeprasi kalo belum membayar biaya yang diminta oleh rumah sakit,” ungkap Nanta teman korban.

Baca Juga : 67.827 Anak di Kabupaten Gowa Wajib Imunisasi Polio

Nanta mengungkap, jika busur yang tertancap di dahi putra sudah memasuki hari kedua, dan belum di operasi karena terkendala biaya.

“Karena suda memasuki hari kedua tidak di operasi, makanya kami mengumpulkan dana secara patungan dan juga menyebar pamflet agar putra segera di operasi,” tutupnya.

Informasi yang dihimpun, kasus pembusuran ini sudah dilaporkan ke pihak kepolisian Polres Gowa. (*)

Penulis : Al-Ghifari (Warga Kabupaten Gowa)
Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected] atau Whatsapp +62 813-455-28646