REPUBLIKNEWS.CO.ID, Kendari– Sekelompok pemuda dan mahasiswa yang tergabung dalan Gerakan Muda Nusantara (GEMA-NUSA) menduduki Kantor Pertanahan Sulawesi Tenggara dengan membangun tenda perkemahan di halaman kantor, Senin (19/10/20).
Koordinator GEMA-NUSA, La Ode Abdul Jabar mengatakan, pihaknya melakukan hal itu dengan maksud menanyakan kepada pihak pertanahan maupun pemprov tentang status tanah eks PGSD.
“Apakah itu milik pemprov atau bukan,” ucapnya singkat saat diwawancarai media Republiknews.co.id.
Pagi tadi, lanjut Jabar, GEMA-NUSA melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sultra, namun tidak ada satupun dari pihak Pemprov yang mau menemui untuk membicarakan persoalan lahan eks PGSD.
“Kami secara kelembagaan mengatakan bahwa Pemprov itu anti demo. Buktinya tadi tidak ada yang ketemu,” tuturnya.
Ia juga meminta, agar pihak pertanahan bisa membuktikan keabsahan dokumen sertifikat Nomor 18 Tahun 2019 atas nama Pemprov.
“Semua bisa berargumen bahwa sertifikat itu ada, tapi pihak pertanahan sendiri pun kan tidak bisa jawab,” lanjutnya.
Dirinya juga menegaskan, akan terus menduduki kantor pertanahan sampai pihak pemprov maupun pertanahan Sultra bisa menunjukkan dokumen asli sertifikat tanah eks PGSD atas nama pemprov.
“Kalau ditunjukkan hari ini, kami juga akan langsung angkat kaki,” pungkasnya.
Terakhir, Jabar berharap agar seluruh mafia tanah yang ada di Sultra bisa diungkap dan diusut tuntas.
“Saya berharap seluruh mafia pertanahan yang di Sultra bisa dibongkar dan diusut tuntas,” harapnya. (Akbar Tanjung)
Ekonomi 29 April 2025 13:41